3. Sambutan Ala Bumi

2.8K 492 33
                                    


'Sisa daya: empat belas persen. Memasuki mode hemat daya. Segera temukan T2!'

Pelindung wajahnya berubah warna menjadi lebih transparan akibat penyesuaian itu. Apa boleh buat... Tanpa perlindungan maksimal, sengatan bintang utama yang disebut Matahari dari tata surya asing ini bisa menyakitinya.

M1LK menyelinap ke balik sebuah pilar bangunan yang separuh hancur. Dia merasa bobotnya bertambah akibat gaya gravitasi di planet ini.

Asap tebal naik di udara akibat gedung-gedung yang roboh, tapi M1LK tak mau menghabiskan waktu untuk menganalisis.

Aku harus fokus.

Dia sudah membuang-buang waktu melawan si monster. Dia harus menemukan T2 sekarang.

Lacak T2!

'Melakukan pelacakan T2!' Komputer di lapisan pelindung wajahnya mulai bekerja. 'Memindai area sekeliling. Melacak pancaran Jigu...'

"HEI!"

Ada yang berteriak dengan keras. M1LK melompat kaget, perisainya langsung menyala. Sesosok Homo sapiens menghampirinya. Tidak, bukan hanya satu. Tapi ada dua. Tiga. Empat. Keempatnya berpenampilan serupa, mereka memakai semacam seragam. Di tentakel mereka – tangan, ya, itu namanya – mereka memegang sejenis senjata dan mengacungkannya pada M1LK. Kemudian jumlah mereka bertambah banyak, seolah membelah diri hanya dalam beberapa detik.

Sosok pertama yang menghampirinya mendekat dan mengatakan sesuatu.

'Homo sapiens. Usia tiga puluh lima tahun. Pria.' Komputer memberitahu M1LK. 'Petugas keamanan. Bersenjata namun mudah dikalahkan. Kemampuan menyerang setara muknya.'

Pria itu menunjuk M1LK dan pelindung wajahnya sambil berseru-seru. Jelas mereka tidak berbicara dalam Bahasa Gulug-gulug, melainkan sejenis bahasa lain yang lebih rumit.

Layar pelindung M1LK berkedip. 'Terjemahkan suara?'

Batalkan, cegah M1LK segera. Dia tak bisa membuang-buang daya dengan mengaktifkan sensor penerjemah suara miliknya. Lanjutkan pencarian T2!

Si petugas keamanan menjulurkan tangannya untuk menyentuh M1LK. Pemuda itu menimbang-nimbang. Aku tak bisa melawan mereka. Dayaku sekarat!

'Pemindaian selesai. T2 ditemukan.'

Bagus! M1LK menjejak tanah dan melompat. Lompatannya berdampak dahsyat, kerumunan pria berseragam terlempar jatuh seperti diterjang tank tempur kasat mata.

Tunjukkan lokasi T2!

Dari angkasa, M1LK menyadari bahwa lokasinya tadi telah dikepung oleh para petugas keamanan Bumi ini. Pesawat-pesawat tempur mereka yang bentuknya menggelikan seperti mainan berputar-putar di atas reruntuhan. Meski M1LK tahu dia bisa meringkus mereka semua dengan sekali pukulan, dia tidak mau buang-buang waktu.

M1LK melesat menuju titik koordinat T2 yang telah ditemukan komputer. Ternyata titik itu tak jauh dari tempat pendaratan kapsulnya. Pasti T2 terlempar jatuh ketika kapsul menabrak tanah.

'Lokasi T2: Mall Pondok Cabe-cabean'.

M1LK menemukan reruntuhan bangunan yang tadi dirusak oleh si monster. Ternyata tempat bernama Mall Pondok Cabe-cabean itu seperti semacam pasar bagi para penduduk Bumi.

M1LK mendarat di depan gerbang yang hancur. Masih ada sekumpulan penduduk Bumi yang bersembunyi ketakutan di dalam gedung. Mereka terbengong-bengong menatapnya lalu lari tunggang-langgang sambil berseru-seru. Sekali lagi komputer menawarkan terjemahan, tapi M1LK menolaknya.

MilkTea [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang