21. Insiden Indomaret

1.3K 347 44
                                    


"Bo, mau nitip nggak?"

"Nggak, say. Gih!"

"Itu apose seh, say?"

"Jus blewah."

"Jus blewah?" Teana menatap Bobo dengan heran. Mereka sudah bersahabat sejak kecil dan Teana sangat mengenal watak Bobo. Sahabatnya itu memang suka unik sendiri, tapi Teana nggak menyangka bakal se-unik ini. "Lo beli jus-jus aneh kayak gitu dari mana sih?"

"Dari konter jus buah di depan gerbang kompleks rumah gue, say. Namanya Jus Njus-Njusan," kata Bobo, memamerkan gelas berisi jus berwarna kuning pucat yang sedang diminumnya. 

Teana hanya bisa geleng-geleng. "Ya udah. Gue masuk nih. Yakin lo nggak mau nitip?"

"Cus, say. Belanja ke Indomaret aja kayak mau perpisahan lulus SMA lo..."

"Yee, kita kan dari TK barengan terus. Milk mau nitip nggak? Boni?"

"Enggak, kak."

"Air, Teana."

"Oke, sip."

Bobo, Boni dan Milk mengamati Teana masuk ke dalam Indomaret. Oh, ya... hari ini mereka pulang cepat dari kampus karena secara misterius Pak Piktor mendadak tidak bisa mengajar. Ada yang bilang hasil penelitian Pak Piktor dicuri orang sampai sang dosen stres berat, tapi Bobo dan Teana nggak terlalu yakin. Seperti biasa, para mahasiswa suka berspekulasi yang aneh-aneh soal dosen mereka. Boni juga ikut untuk mengurus pendaftaran ke Universitas X karena beberapa minggu lagi dia bakal masuk kuliah.

"Kak Milk," panggil Boni. Tatapan remaja buntal itu sedang terpaku pada layar ponselnya, seperti kebanyakan anak muda lainnya. "Costola itu artinya tulang rusuk."

"Tulang rusuk?"

Bobo menghirup jus blewahnya. "Lo lagi Googling soal Costola, Bon?"

"Iya. Kak Tea kan udah cerita soal Costola dan mimpi Kak Milk," kata Boni tanpa menoleh. "Costola itu bahasa Latinnya tulang rusuk. Di sini nggak ada disebut-sebut soal senjata atau energi atau apapun..."

"Tulang rusuk, ya?" Milk berpikir. Apa hubungan antara tulang rusuk dan Daya Jigu?

"Mungkin Costola itu Bahasa Gulug-gulug kali, Milk?" saran Bobo baik hati. Bukannya sok baik, tapi cowok ngondek buntal itu memang aslinya baik hati, makanya Teana betah berteman dengannya meski tingkahnya ajaib. "Coba, Bahasa Gulug-gulugnya senjata apa?"

"Mihingingok."

"Mi..." Bobo hampir tersedak jus blewah-nya. "Niknok?"

"Mi-hi-ngik-ngok."

"Mee-heee-ngiiiikk-grookk," ulang Bobo, bibirnya berkibar ke sana kemari seperti umbul-umbul tujuh belasan. "Kalau 'daya'?"

"Gitchu."

Tawa kakak adik Antahberantah meledak. "Ooohhh... gitchuuuu," ulang Boni geli. "Kayak Bahasa Bencong ye, say! Gitchuu..."

Bobo memutar-mutar sedotan. "Jadi kalau Bahasa Gulug-gulugnya 'Daya Jigu' itu... Gitchu Jigu?"

Milk mengangguk setuju. "Benar sekali."

MilkTea [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang