35. Pertempuran

1.1K 312 26
                                    




Milk mencoba menggerakan tubuhnya tapi tak bisa.

Dia hanya terkulai lemah di lengan Donna. Sial! Gara-gara Daya Jiguku yang hampir habis, tubuhku tak bisa memulihkan diri lebih cepat. Dia memutar kepalanya supaya bisa melihat Donna dengan lebih jelas tapi lehernya nyeri sekali.

Ke mana Donna akan membawaku?

Donna tidak kembali ke Koda. Di latar belakang, Milk bisa mendengar monster itu sedang mengobrak-abrik rumah-rumah, seperti bayi yang merengek sambil mengacak-acak mainannya. Milk juga bisa mendengar jeritan dan tangisan orang-orang yang takut dan terluka. Hatinya pedih.

Di mana Teana?

Milk hanya bisa berharap gadis itu baik-baik saja. Begitu juga Bobo, Boni, dan Oma Phi Khun. Mereka adalah sahabat-sahabatku di planet asing ini.

Tiba-tiba Donna terbang menukik turun. Dia menjejak tanah dengan mulus dan membaringkan Milk di jalanan yang dingin dan keras.

"M1LK..."

Donna mendekatkan wajahnya. "Akhirnya kita bertemu..."

Donna berbicara dalam Bahasa Gulug-gulug. Namun lagi-lagi, karena sejauh ini tak ada satupun dari kalian para pembaca yang paham (atau setidaknya menunjukkan niat untuk mempelajari) bahasa alien ini, maka sebagai penulis yang bertanggung jawab, aku akan menerjemahkannya lagi.

"Apa maumu?" tanya Milk.

"Sudah kuduga..." Donna menggeleng-geleng. "Kau pasti lupa."

Ingatan Milk memutar kembali mimpi buruknya yang berasal dari masa lalu. Cahaya kuning yang membutakan mata. Jeritan-jeritan minta ampun yang menyesakkan.

'Jangan Milk. Aku saja. Kumohon.'

Tawa keji yang membekukan tulang.

"Lepaskan aku!"

Dengan sekuat tenaga Milk memutar tubuhnya dan berguling menjauh dari Donna. Mana mungkin aku lupa. Tubuhnya langsung kesakitan. Dia berbaring telentang di jalan, terengah-engah dan kehabisan tenaga.

Donna menghampirinya. "M1LK, dengar..."

"JAUHI DIA!"

Sebuah mobil Humvee hitam muncul dari antara kekacauan itu dan berhenti di dekat Milk. Empat orang laki-laki turun dari mobil itu dan mendekatinya. Mereka orang-orang BIN.

Donna menggeram marah. "Kalian!"

Para petugas BIN itu membantu Milk berdiri. 

Bastian bersiaga di depan Milk. Akhirnya kita bertemu, Superwoman. Bastian sadar betul bahwa dengan persenjataan lengkap sekalipun, wanita itu bukan lawan yang sepadan. Dia sanggup memantulkan peluru dan menghancurkan mobil dengan tinjunya.

"Kau tidak boleh mendekatinya," kata Bastian sambil memantapkan pegangan pistolnya. 

Donna mundur sedikit ke belakang, seperti pelari yang bersiap mengambil ancang-ancang untuk melesat maju. Tak sedikitpun ada rasa takut di wajah wanita itu.

"Tunggu..." Donna akan membantai orang-orang ini. "Jangan lawan Donna."

"Tidak apa-apa, Milka," kata Bastian. "Kami sudah tahu tentang dirimu. Kami berada di pihakmu."

"Teana... Apa kalian bertemu Teana? Dia temanku dan harus diselamatkan. Ada Bobo dan Boni juga... Mereka membawa neneknya..."

"Mereka aman," kata Bastian. "Teana meminta saya untuk-"

Bastian tak sempat meneruskan kata-katanya. Milk menangkap gerakan cepat itu lewat sudut matanya. Donna baru saja melontarkan tubuhnya ke arah Bastian, melesat lurus ke arah pria itu seperti kereta api, kedua tinjunya teracung, siap membunuh...

MilkTea [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang