Langit bergemuruh.
Teana menyeka ujung hidungnya. Setitik air hujan baru saja menetes jatuh.
"Milk, ayo cepetan! Takut hujan deras."
Milk berlari-lari menyusul Teana. Gadis itu terdiam. Pikirannya sedang melayang-layang ke kejadian barusan
Nyaris saja aku mati!
"Memangnya kenapa Boni harus belajar Bahasa Inggris?"
Teana menoleh menghadap Milk. Bobo tak bisa mengantar mereka pulang karena Boni harus pergi ke tempat les Bahasa Inggris. "Karena nilai tes Bahasa Inggrisnya Boni rendah, Milk. Boni kan beberapa minggu lagi bakal masuk ke Universitas X, kampus aku sama Bobo. Kalau nilai Bahasa Inggris Boni rendah, dia bisa nggak diterima..."
Milk mengangguk-angguk. "Mungkin aku bisa meminjamkan komputerku pada Boni."
"Komputer kamu?"
Milk mengeluarkan sebuah lempengan disk kecil dari sakunya. Teana tahu benda itu; pelindung wajah semi transparan yang dipakai Milk sewaktu mereka pertama kali bertemu. "Boni sudah mencoba membantu memperbaiki T2. Komputer milikku ini terhubung dengan saraf dan dapat mengunduh bahasa apapun," kata Milk. Teana teringat pertemuan pertamanya yang kocak dengan cowok itu. "Boni pasti lulus tes."
"Nggak boleh, Milk. Itu namanya curang," kata Teana kalem. Butiran air yang kedua baru saja jatuh di pipi Teana. "Eh, ngomong-ngomong T2 kamu gimana? Masih di Boni?"
Milk merogoh sakunya yang lain. "Ini. Sudah dikembalikan."
"Masih rusak, ya?"
"Boni bilang dia mau meneliti isi T2. Dia harus menggergajinya tapi tak punya gergaji listrik," kata Milk, kedengaran tidak rela. "Dan Costola itu artinya 'tulang rusuk', Teana."
"Tulang rusuk?"
"Dalam bahasa Latin."
"Mungkin itu Bahasa Gulug-gulug?"
Milk menggeleng. Dia menjelaskan hasil pencarian Boni sewaktu mereka menunggu di parkiran. Teana mengangguk-angguk. Gadis itu kelihatan prihatin.
Langit bergemuruh lagi, kali ini lebih keras disusul gerimis.
"Yah, hujan..." Teana langsung menengok ke kiri-kanan, mencari tempat berteduh. "Aku nggak bawa payung nih..."
Mereka sedang berada di jalan kompleks rumah Teana. Tadi Bobo menurunkan mereka di pos keamanan di depan. Beberapa orang yang sedang melintas di jalanan membuka payung mereka. Memang, sekarang sudah masuk musim hujan.
Tak ada tempat berteduh. Hujan semakin lebat, butir-butir air yang semula hanya setipis jarum kini membesar.
"Sini, Teana..." Milk menjentikkan jari. "Dekat ke aku."
Teana merapat ke arah cowok itu. Milk mengangkat tangannya, seperti orang memegang payung. Dan tiba-tiba saja, air hujan berhenti membasahi mereka.
"Kamu..." Teana menatap ke atas. Milk sedang memegang sesuatu yang tampak seperti payung kasat mata. "Bikin payung?"
Milk tersenyum kecil. "Supaya kita tidak kehujanan."
"Tapi..." Teana teringat sesuatu. "Level Daya Jigu kamu kan lagi rendah, Milk?"
"Tidak apa-apa, Teana. Ini tidak terlalu menguras energi."
KAMU SEDANG MEMBACA
MilkTea [TAMAT]
HumorTeana ketakutan ketika bertemu cowok bernama M1LK yang mengaku sebagai alien. Bersama Bobo, sahabatnya yang ngondek, mereka melarikan diri. Apalagi cowok itu hanya memakai celana renang dan dia minta TeTe! Ternyata kehadiran cowok misterius itu berb...