Bastian mengernyit heran. "Cinta?"
Teana juga terkejut mendengar hal ini. Di sebelahnya, Bobo menahan napas.
"Ya. Cinta," kata C0L4. "Tidak ada daya yang lebih kuat dari cinta orang tua pada anak-anaknya atau cinta seorang kakak kepada adiknya. Daya ini sanggup membuat orang-orang rela mengorbankan nyawa sendiri demi menyelamatkan siapa saja yang mereka cintai."
"Tapi... kenapa?" Bastian mencoba menarik lengan ibunya tapi lagi-lagi dia hanya meremas kabut. "Jika kalian sudah menemukan daya terkuat ini, mengapa kalian tidak memberitahuku?"
"Karena kau tidak akan memahaminya sampai kau merasakannya sendiri," kata S0D4 bijaksana. "Cinta bukanlah sesuatu yang bisa diajarkan, tapi harus dirasakan. Costola hanyalah pelengkap untuk menyempurnakan daya, menjadikannya yang paling kuat, yaitu cinta sejati. Kami juga tidak mengerti hal ini sampai kami terpaksa menghabisi C0FF33 dan H0N3Y. Ternyata yang mereka maksud dengan Costola adalah M1LK dan CH4RD0NN4Y, buah cinta mereka."
C0L4 menyambung penjelasan suaminya. "Jika kau bertanya-tanya mengapa kami tidak memahaminya lebih awal ketika kami menikah, itu karena pernikahanku dan ayahmu lebih didasarkan ambisi semata. Kami berdua punya misi yang sama untuk menjadi yang terkuat. Namun kami baru betul-betul mengerti tentang Costola dan daya setelah aku menyadari bahwa aku hamil."
Wanita itu membelai pipi Bastian tapi pria itu berjengit. "Kami kabur dari K3NT4LM4N13S karena kami diganjar hukuman mati atas kejahatan kami. Kami bersumpah tidak akan mati demi buah hati kami, dirimu. Kami mendarat di Bumi dan memutuskan untuk membesarkanmu di planet ini. Tapi para prajurit K3NT4LM4N13S terus memburu kami sampai kemari. Kami tidak ingin kau celaka. Jadi kami memutuskan menyimpan sisa Jigu kami untukmu dalam bentuk cincin itu dan mengakhiri nyawa masing-masing, agar kau selamat dan bisa terus hidup..."
"Lantas bagaimana dengan T2?" Bastian menunjukkan dua T2 yang dirampasnya itu dari Milk. "Apa kalian mengatakan bahwa sebetulnya sia-sia saja mencuri T2 dan menyerap dayanya?"
"Daya T2 berasal dari bintang utama dalam galaksi. Nyamnyam menjaga kehidupan dari planet-planet lain yang mengitarinya, sama seperti daya Matahari menjaga keberlangsungan hidup di Bumi," kata S0D4. "Meski berasal dari sumber yang berbeda, tapi daya T2 punya kekuatan dan prinsip kerja yang sama dengan cinta. Dalam keluarga para pejuang seperti C0FF33 dan H0N3Y di mana setiap anggotanya memiliki T2, daya dari alat ini mengingatkan mereka untuk melindungi apa saja yang mereka cintai saat mereka bertarung: anak-anak, para sahabat, rumah, dan planet asal mereka. Setiap kali mereka menghirup daya dari T2, mereka mendapat pasokan energi sekaligus diingatkan kembali alasan mengapa mereka menjadi prajurit, yaitu untuk melindungi. Prinsip cinta sejati adalah merawat, menjaga, melindungi, dan memberi diri tanpa pamrih. Kami juga tidak memahami hal ini sewaktu merampas semua T2 itu, sehingga kami tidak bisa memaanfaatkan daya di dalamnya karena kami menggunakannya untuk menghancurkan, bukan melindungi..."
Teana melihat Milk bergerak sedikit. Sepertinya cowok itu sudah sadar.
S0D4 membungkuk pada Milk dan menyentuhnya. "Aku dan istriku minta maaf, M1LK. Untuk semua yang sudah kami lakukan pada orangtua dan keluargamu. Pengorbanan C0FF33 dan H0N3Y telah mengajarkan kami makna mencintai..."
"Ayah! Ibu!" Bastian berteriak tidak puas. "Tolong katakan bahwa semua ini bohong! Aku telah mengabdikan seluruh hidupku untuk mencari daya terkuat itu!"
C0L4 menatap Bastian. "Kau mencari dengan kepalamu, Bastian. Bukan dengan hatimu. Itulah sebabnya kau tidak menemukannya."
"Aku tidak bisa membiarkan ini!"
Bastian mengayunkan tinjunya kepada Milk tapi mendadak dia menjerit dan mengangkat jarinya yang terbakar. Luka bakar itu membara lagi, seolah ada api yang tersulut di dalamnya.
"Kami tidak akan membiarkanmu melakukan kesalahan seperti yang kami lakukan dulu, Bastian," kata S0D4. "Kau tidak akan bisa menggunakan Jigu kami untuk membunuh."
Bastian menghambur ke arah kedua bayangan orangtuanya itu, tangannya menggapai-gapai ingin merenggut mereka. Tapi pria itu tidak berhasil mendapatkan apapun. Kabut itu berpusar cepat seperti angin dan memilin Bastian tepat di tengahnya. Dari tengah pusaran itu, Teana bisa mendengar suara S0D4 dan C0L4.
"Kami mencintaimu. Jangan lakukan ini..."
Dari dalam pusaran angin itu Bastian berkutat untuk membebaskan diri sambil berteriak-teriak. Namun usahanya itu sia-sia. Pria itu bahkan sampai terangkat dari lapangan.
"Teana..."
Takjub akan apa yang disaksikannya, Teana sampai lupa pada Milk. Cowok itu sudah sadar dan sedang menjulurkan tangan, meminta bantuan. Teana dan Bobo cepat-cepat menolong Milk.
"Milk, kamu bisa jalan?"
"Kakiku sulit digerakkan, Teana..."
"Ayo, Milk!" Bobo mengalungkan lengannya di bahu Milk agar cowok itu bisa bertumpu. "Pegangan sama aku dan Teana. Kita akan bawa kamu keluar."
Mereka mencoba menolong Milk tapi cowok menggeram setiap kali mereka mengangkatnya.
"Teana... tulang kakiku patah. Dan rusukku juga."
"Jangan menyerah, Milk!" Airmata Teana jatuh membayangkan apa yang akan terjadi seandainya mereka gagal keluar dari tempat ini. "Aku dan Bobo akan bantu kamu!"
Bobo berlutut di dekat Milk dan menawarkan punggungnya. "Ayo, Milk! Naik ke punggung aku! Aku akan gendong kamu! Kamu harus bisa!"
Milk berteriak kesakitan dan mendorong dirinya kuat-kuat. Dia mengalungkan tangannya di leher Bobo. Darah dan peluh bercucuran dari tubuh pemuda itu.
"Oke!" Bobo bangkit berdiri, Milk bersandar di punggungnya. "Ayo kita keluar dari sini!"
Sambil tertatih-tatih, Bobo berjalan ke arah pintu. Teana berada di sampingnya, tangannya menyangga Milk agar tidak merosot dari punggung Bobo. Namun beberapa meter jarak dari tempat mereka berdiri menuju pintu itu terasa sejauh jarak Pluto ke Matahari...
DHUAAAR!
Milk menggerung kesakitan dan Bobo jatuh ke atas rumput. Teana menunduk, sesuatu yang mematikan baru saja berdesing di belakang punggungnya, cepat sekali, dan lurus menghantam...
"MILK!"
Bobo menurunkan Milk. Punggung cowok itu robek dan berdarah. Di belakang mereka, Bastian berdiri sambil mengacungkan pistol. Rupanya pria itu sudah berhasil membebaskan diri dari sergapan kabut itu. Ekspresinya penuh kegilaan. Potongan-potongan cincin miliknya sudah hancur menjadi pasir.
"Aku boleh-boleh saja tidak lagi memiliki Jigu..." Dia mendekati Milk dan menginjak betisnya yang patah. Milk berteriak kesakitan. "Tapi aku masih punya pistol ini. Dan kalian tidak akan kabur!"
KAMU SEDANG MEMBACA
MilkTea [TAMAT]
HumorTeana ketakutan ketika bertemu cowok bernama M1LK yang mengaku sebagai alien. Bersama Bobo, sahabatnya yang ngondek, mereka melarikan diri. Apalagi cowok itu hanya memakai celana renang dan dia minta TeTe! Ternyata kehadiran cowok misterius itu berb...