Sebenernya, aku udah nulis part selanjutkan, bahkan lebih. Tapi tiba-tiba kepikiran banyak hal. Tau apa?
Cerita yang aku tulis ini bermanfaat gak sih buat orang yang baca? Apa sih yang buat mereka betah baca cerita aku ini? Karena sering ribut nya? Atau karena mereka tau hal apa yang coba aku sampaikan lewat cerita ini? Orang yang baca dapet apa sih setelah baca cerita ini?
Gays, aku cuman takut. Takut yang aku tulis di sini nggak ada yang berfaedah buat kalian yang baca, oleh karena itu, setiap kali aku ngerasa buruk, ngerasa apa yang aku tulis atau apa yang aku lakukan itu kurang buat kalian yang baca, aku mulai menyalahkan diriku sendiri. Mulai membenci diriku sendiri. Mungkin salah aku yang selalu mematut diriku untuk menjadi orang yang sempurna. Tapi setiap aku melakukan nya, aku selalu jatuh dengan kenyataan kalau aku nggak ada apa-apa nya. Loser. Tapi aku selalu berharap kalau kalian ngerti hal apa yang nyoba aku katakan lewat cerita ini, nggak cuman di cerita ini. Tapi juga di cerita yang lain nya.
Aku nggak nyoba ceritain gimana kisah percintaan mereka, aku hanya buat kisah manis itu sebagai tambahan untuk penyemangat. Karena aku tau rasa nya hidup susah tanpa ada yang mendukung mu satu orang pun.
Akhir-akhir ini aku memang banyak memikirkan hal aneh. Seperti, kenapa aku sangat mudah ketakutan? Kadang aku berpikir, apa aku gila? Apa karena segala hal aku pendam akhir nya aku jadi sangat cemas? Kenapa aku begitu lemah? Konyol 'kan? Hehe
Aku nulis part ini karena ingin tau, alasan apa yang bisa buat cerita ini bertahan? Bisa beritahu aku? Agar aku bisa memilih harus melanjutkan atau berhenti di sini.