"Jean."
Gadis yang tengah menatap langit di atas nya itu menyahut. "Hm?"
"Tau nggak kenapa gue selalu main-main sama semua cewek yang gue pacarin?" Tanya Jaehyun.
Jean terdiam, lengan nya yang bertopang di pagar kayu itu saling mengait dengan pandangan tetap pada langit indah di atas. "Karena lo pernah ada di posisi mereka."
Pria itu seketika mendongak dan menatap Jean tidak percaya. "Kenapa.."
Jean tersenyum tipis. "Kita emang belum kenal deket, tapi gue tau alasan kenapa lo suka mainin hati perempuan. Tapi kalau lo mainan hati cewek cuman karena lo pengen mereka ngerasain apa yang lo rasain dulu, lalu apa beda nya lo sama yang orang yang nyakitin lo? Kalau lo brengsek karena dulu lo terlalu sayang, terus lo mau nanti semua cewek brengsek juga karena di phpin?"
Jaehyun hanya menatap Jean dalam diam. Ia tidak menyangka kalau gadis itu akan berbicara selancar itu. Jaehyun terpaku sesaat.
"Jae, hidup itu harus seimbang. Kalau lo sakit lo harus sembuh, kalau lo jahat lo harus berubah, kalau lo takut lo harus nyoba, kalau lo memperlakukan cewek dengan cara kayak gitu maka cara itu juga yang bakal cewek lakuin ke lo." Kata Jean.
"Jean, semua cewek itu sama aja di mata gue. Dulu gue pernah suka dan sayang dengan tulus sama satu cewek, pacar gue sendiri, tapi dia malah ninggalin gue. Menurut gue, mereka hanya suka sama gue dari wajah juga harta gue, setelah mereka dapetin hati gue dan mereka juga udah punya yang lebih dari gue, mereka malah pergi, dan yang gue lakuin sekarang sama mereka adalah bentuk pertahanan gue karena gue nggak mau sakit hati lagi ketika mereka pergi, jadi gue yang bakal pergi ninggalin mereka duluan."
Jean memutar tubuh nya menatap Jaehyun. "Kalau lo terus kayak gitu, kapan lo bakal dapetin yang tulus kalau lo nya aja pergi duluan sebelum ngeliat perjuangan mereka?"
Pria tampan itu terkekeh. "Nggak ada yang tulus perihal cinta di hidup gue."
Jean malah tertawa sinis. "Jadi, maksud nya lo juga nggak tulus sayang sama pacar lo yang ninggalin lo dulu? Yang kata nya dia ninggalin lo waktu lo lagi sayang sayang nya itu? Berarti lo juga nggak tulus? Ah, mungkin aja itu juga alasan kenapa pacar lo ninggalin lo. Karena lo nggak tulus, Jaehyun."
Jaehyun terdiam. Kenapa sekarang ia baru mengerti hal seperti ini? Dan kenapa ia baru menyadari bahwa ia adalah pria brengsek? "Gue.."
"Nggak papa kalau lo benci sama mereka yang nyakitin lo. Itu wajar." Jean memberi jeda. "Tapi harus nya lo buktiin sama mereka kalau sikap mereka ke lo itu nggak akan ngerubah apa pun yang ada di dalam diri lo. Lo nggak harus jadi jahat buat ngebuktiin sama mereka yang nyakitin lo kalau lo itu kuat, lo nggak perlu sembuh buat ngelakuin apa yang lo mau, lo juga nggak perlu takut buat apa yang lo ingin kan. Ini hidup lo, seberapa jahat atau kejam nya orang sama lo nggak akan mempengaruhi masa depan lo. Jangan hidup dengan tekanan dari orang lain, jangan juga hidup karena pengen terlihat kuat, tapi hidup lah buat diri lo bahagia."
Tau apa yang Jaehyun rasakan sekarang? Dada nya terasa ingin meledak, pikiran nya melayang entah kemana, gadis di depan nya ini sukses membuat Jaehyun memasuki permainan nya.
Jean yang merasa Jaehyun diam saja menyerit, lalu ia melambaikan lengan nya di depan wajah pria itu. "Jae?"
Tap
Lengan Jean yang berada di depan wajah Jaehyun di pegang oleh pria itu, di genggam lalu di turun kan. "Sejak kapan otak lo balik?"
"Ha?" Jean menatap Jaehyun. "Apa sih anj."
Jean hendak menarik lengan nya yang di genggam pria itu, namun Jaehyun memegang nya erat. Ia menyeringai. "Lo target gue berikut mya."
Jean berdecak. "Gue nggak minat buat jadi salah satu cewek lo."