🐾Empatpuluh; Menata hari🐾

6.6K 793 140
                                    

Sudah satu bulan setelah keberangkatan Dyya juga Soya meninggalkan sekolah juga rumah. Semua nya terlihat baik-baik saja, mereka mulai menjalani hari-hari seperti biasa meski belum juga ada kabar dari yang di sana.

"BOSENNNN!!"

Teriakkan Yerim dari ruang tv sungguh menggelegar hingga membuat penghuni di sana menoleh ke ruangan itu.

"Dari pada gabut, gimana kalau lo bantu gue masak makan malem, Yer?!"

Yerim segera menggeleng mendengar permintaan Jennie yang berasal dari dapur. "Nggak mau!"

Drtt drtt

Gadis itu menoleh melihat ponsel nya yang bergetar di atas meja. Ia segera meraih ponsel nya, kedua mata nya melotot melihat siapa orang yang menelpon nya. Sungguh, nama itu sudah sebulan tidak bisa ia hubungi.

"KAKEK ADAM! WOI, KEMANA AJA IHH?!" Seru Yerim setelah menjawab panggilan.

"Apa sih sia, brisik! Kakek lagi di rumah sakit." Balas Kakek Adam di sana.

"Gak nanya ya." Ujar Yerim.

"Yaudah matiin aja tel--"

"Iya! Iya! Iya! Maaf!" Yerim terkekeh. "Lagian di hubungi dari bulan lalu gak pernah ngangkat. Sakit hati dedek, Kek."

"Bacot deh, Yer." Kakek Adam menghela nafas. "Bunda--"

"Et. Ntar dulu. Yerim dulu yang nanya." Yerim berjongkok di atas sofa. "Kak Dyya sama kak Soya, gimana?"

"Mereka lagi pemulihan." Kakek Adam terdiam sejenak. "Kalian gak keberatan kan kalau nunggu mereka buat sadar?"

"Sadar?" Yerim menggigit bibir nya. "Sadar gimana, kek?"

Kakek Adam tertawa kecil. "Bukan apa-apa."

"Kakek ih!"

"Udah dulu ya. Oh iya, jangan buat masalah di sekolah ya. Kakek udah satu bulan gak dapet telpon dari kepsek." Suara Kakek Adam terdengar semakin menjauh. "Bye, sayang. Bilangin ke yang lain kalau Kakek kangen. Dan juga ada salam dari Soya."

"Hah? Kek?! Kakek?!"

Tut

Yerim menatap layar ponsel nya, panggilan tadi terputus. Ia kembali mencoba untuk memanggil, namun hanya suara operator yang menjawab.

"Sial."

.
.

Senin pagi nya, setelah upacara. Siswa dan siswi berhamburan menuju kelas masing-masing meski kebanyakan dari mereka belok ke arah kantin. Belum sarapan. Itu alasan nya setiap masuk kelas dan sudah ada guru yang mengajar di sana. Namun berbeda dari Lalisa. Ia menarik Jean menuju kamar mandi karena sudah tidak tahan lagi.

"Ah, Lalisa pelan-pelan jalan nya."

"Gak bisa ini! Udah di ujung." Lalisa tetap menarik pergelangan tangan Jean dengan kuat.

Jean mendengus kemudian pasrah, hingga tiba di kamar mandi, ia tidak ikut masuk. Memilih berdiri di luar kamar mandi seraya memainkan ponsel nya.

Jaehyun Rajendra

Dimana, beb?

Wc, napa?

Sini kantin, gue traktir es batu

June ae traktir gue starbak

Bacot
Jan bawa bawa itu anak

Yamaap:(

Di Jodohin ;blackvelvetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang