"Ngapain sih, Yaa?"
Soya hanya mendapat delikan tajam dari Dyya karena gadis itu tengah membayar minuman nya. Setelah itu Soya memutar bola mata nya malas lalu berjalan duluan meninggalkan Dyya di stand itu.
"Buat Suga lagi? Ngapain sih ngasih-ngasih minuman kalau tau akhir nya nggak dia minum? Buat apa sih, buat apa?" Omel Soya ketika Dyya berjalan beriringan dengan nya.
Dyya terkekeh kecil. "Bahagia aja liat Suga bilang makasih ke gue."
"Makasih doang mah orang gila juga bisa." Dengus Soya kesal.
"Ish, Soyaa!"
"Nih ya, dengerin. Suga ngambil minuman lo saat dia udah nerima minuman dari Dahyun, jadi mana yang dia minum?" Tanya Soya.
"Y-ya mana gue tau." Dyya tergagap. "Ini kan nggak sampe 10ribu juga."
"Bukan masalah 10ribu nya, tapi ini perihal cara ngehargain nya gimana." Ujar Soya serius.
"Cih, ngehargain apaan, sendiri nya aja nggak pernah di hargain." Ejek Dyya.
"Hey." Seru Soya. "Kita beda ya."
"Beda kok pake kita, apa-apaan." Cibir Dyya.
"Diem deh, bacot aja." Sentak Soya.
Dyya berdecih. "Lo kenapa ngikutin gue mulu sih?"
"Ya suka-suka gue lah, emang nggak boleh?"
"Males banget gue nya, nggak ada estetik nya kalau bareng sama lo." Dyya melambaikan lengan nya seolah mengejek.
Soya ingin sekali menendang gadis itu, namun sebisa mungkin ia tahan. "Gue takut nya lo bunuh diri kalau liat Suga lagi nerima minuman dari Dahyun. Jaga-jaga aja gue mah."
"Hm."
"Tapi ya, kenapa latihan terus sih? Buat apa?"
"Ada lomba basket." Jawab Dyya seadanya.
"Ouh. Pantesan nggak berenti-berenti latihan nya."
"Bukan nya Taeyong juga anak basket ya?" Dyya melirik Soya.
"Cadangan." Ujar Soya.
Dyya tertawa. "Kaya lo."
"Ck, kayak kita." Ralat Soya.
Dyya terdiam, lalu menatap minuman di lengan nya. "Iya, kita cadangan."
Sampai di pinggir lapangan mereka berhenti Dyya mengedarkan pandangan nya ke tengah lapangan, banyak anak basket yang berebut bola namun tidak ada orang yang di cari nya.
"Ya."
Tanpa menoleh Dyya menjawab. "Hm?"
"Pinggir lapangan."
Dyya seketika menoleh, lalu menatap ke pinggir lapangan, dimana ada kursi panjang dengan tumpukan tas di atas nya. Bukan itu yang menarik perhatian nya, tapi kedua orang yang tengah berdiri lah yang berhasil menyita pemandangan nya.
Disana, ada Suga dan Dahyun. Berdiri berhadapan dengan si gadis yang menyodorkan minuman yang sama dengan yang ada di tangan Dyya. Tanpa sadar lengan Dyya yang memegang minuman itu mengepal erat.
Soya bersedekap. "Sekarang, apa yang bakal lo lakuin?"
"Gue tetep harus samperin dia."
"Apa?" Soya berdecak. "Berenti, Ya. Berenti jadi cadangan buat dia."
Dyya menatap Soya datar. "Sesama cadangan harus nya saling menyemangati, bukan saling menjatuhkan gini."
"Terserah." Kesal Soya.