🐾Sembilan; Lemah🐾

7.8K 968 217
                                    

Rumah kediaman Adam terlihat sepi, padahal sabtu pagi ini cuaca terlihat sangat cerah.

"Jen, Soya mana?" Tanya Airin yang berdiri di ujung tangga, hendak naik.

Jennie yang tiduran di sofa menoleh. "Keluar tadi."

"Ouh, yaudah kita cari sekalian ke rumah sakit aja. Gue ambil tas dulu."

Jennie mengangguk. "Iya."

Sementara gadis yang di cari Airin itu tengah berjalan di taman komplek nya dengan santai. Ia sesekali menyapa orang perumahan yang Soya kenal, hingga di ujung jalan ia melihat anak anjing yang terdiam sementara di sebrang sana ada mobil yang akan lewat.

Soya menyerit, menatap anak anjing itu. "Kenapa diem aja?"

Gadis itu segera berlari menuju anak anjing itu dengan cepat, tapi tiba-tiba jantung nya terasa sangat sakit. Soya berhenti berlari, lengan nya beralih memegang dada. "Akh, sakit."

Soya jatuh berlutut, mata nya menatap ujung jalan itu meski pandangan nya buram. Saat mobil itu mendekat dengan membunyikan klakson, si anak anjing langsung pergi dengan menggonggong kencang. Soya tersenyum tipis. "Dia selamat."

Lengan Soya meremas baju nya, dengan wajah kesakitan Soya mengambil ponsel. Menekan angka 1.

"K-kak.."

"Soya? Kenapa?!"

"Gu-e, akhh sakitt.."

"Lo dimana anjir?!"

"Tam-anhh.."

"Diem. Gue ke sana!"

Tutt

Soya melepaskan ponsel nya hingga benda itu jatuh ke rerumputan. "Akhh, sakit.."

Wajah gadis itu pucat, nafas nya terengah dan terasa sangat sulit, keringat bercucuran seketika membanjiri kening nya. Soya mencoba berdiri, namun ia kembali terjatuh. "Shh, sial."

Sebuah mobil berhenti di pinggir jalan, Airin dan Jennie keluar dari sana. Mereka langsung menghampiri Soya, tanpa basa-basi kedua nya memapah gadis itu dan membawa nya ke dalam mobil.

Dengan kecepatan tinggi, Airin melajukan mobil nya jauh dari perumahan menuju rumah sakit.

.
.
.
.
.

Dyya menatap taman itu dengan tatapan kosong, para pasien yang berlarian di depan nya tidak sekali pun mengusik ketenangan Dyya. Angin pagi yang menyejukan membuat rambut gadis itu berterbangan dengan indah menyapu wajah pucat nya.

"Kak."

Dyya mendongak, ia tersenyum tipis. "Kenapa?"

"Lagi ngapain?"

Dyya menghela nafas pendek. "Liat-liat aja."

Lalisa menggigit bibir bawah nya, ia memegang kursi roda Dyya. "Keruangan yuk."

"Sekarang ya?"

"Nanti, tapi nggak baik kalau kakak di luar terus. Mending di kamar." Bujuk Lisa.

"Yerim, gimana?" Tanya Dyya.

Lalisa tersenyum tipis. "Sama kak Gira."

"Apa kata dokter nya?"

"Belum tau, masih periksa." Balas Lisa seadanya.

Dyya menunduk. "Cape."

Tanpa sadar, Lisa mengeratkan cengkraman nya pada kursi roda itu.

"Setiap libur selalu di rumah sakit. Pengen sembuh." Gumam Dyya.

Di Jodohin ;blackvelvetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang