🐾Enambelas; She's strong🐾

7.2K 948 508
                                    

"Soya?"

Soya menoleh ke arah pintu, tersenyum simpul. "Kakek."

Adam dengan senyum lebar nya berjalan menghampiri ranjang gadis itu lalu memeluk nya, Soya membalas pelukan nya dengan senang hati.

"Jangan terus buat Kakek cemas." Gumam Adam.

Soya mengangguk. "Maaf, Soya selalu merepotkan."

Adam malah mengeratkan pelukan nya. "Nggak ada yang merepotkan buat cucu Kakek."

"Hm, Soya tau itu." Ujar nya. "Kak Airin mana, Kek?"

Adam melepas pelukan nya lalu melirik ke arah sofa dimana ketujuh gadis tengah tertidur dengan posisi berantakan.

Adam mendengus. "Siapa yang sakit, siapa yang istirahat."

"Mungkin kecapean, biarin aja."

Ceklek

Pintu kembali terbuka, menampakan Airin dengan Suho di belakang yang membawa koper kedua nya.

"Kak Ai." Panggil Soya.

Airin menghela nafas penuh kelegaan mendengar Soya menyebut nama nya, ia langsung berjalan untuk memeluk gadis itu. "Makasih udah selalu kuat."

"Demi kalian, kak." Balas Soya.

Airin mengangguk paham lalu melepas pelukan nya, ia mengambil koper nya dari tangan Suho lalu menyimpan di dekat lemari kecil.

"Hai, kak Suho." Sapa Soya.

"Hai, gimana kabar? Udah baikan?" Tanya Suho seraya tersenyum.

"Baik dan akan selalu baik." Soya ikut tersenyum.

"Pertahankan, jangan buat kakak juga adek lo khawatir." Pesan Suho.

Soya hanya tersenyum tipis membalas nya.

"Kek, Airin nganter Suho pulang dulu. Nanti Airin ke sini lagi."

Suho membulatkan mata nya. "Nggak usah, gue bisa pulang naik taksi atau minta jemput supir."

Adam menggeleng tidak setuju. "Biar Airin anter kamu, gantian karena kamu udah nganter dia ke Australi."

Jika sudah Adam yang berbicara, mana ada yang bisa nolak. Akhir nya Suho mengangguk meski ragu.

Airin mengambil kunci mobil di atas meja. "Ayo."

Sebelum menyusul Airin keluar, Suho berpamitan terlebih dulu kepada Adam dan Soya lalu pergi keluar.

"Kakek yakin kak Ai bakal bahagia bareng kak Suho?" Tanya Soya.

"Nggak ada yang menjamin, tapi nggak salah buat di coba."

"Alasan Kakek ngejodohin kita itu sebener nya apa?" Soya menatap lurus Kakek nya.

Adam tiba-tiba menarik lengan Soya, menggenggam nya. "Kakek nggak mau kalian salah pilih seperti Bunda kalian. Kakek tau seberapa sakit nya kehilangan, dan Kakek nggak mau kalian ngerasain hal itu."

.
.
.
.
.


"Makasih udah mau nemenin gue di sana."

Suho menoleh sejenak lalu tersenyum tipis. "Kakek lo yang minta."

Airin tidak membalas ucapan nya, ia menatap keluar jendela mobil sementara Suho fokus ke jalan di depan nya.

Ting

"Ai."

"Hm."

"Ada pesan, hp lo bunyi."

Di Jodohin ;blackvelvetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang