Besok nya setelah kejadian di kantin itu, ruang konseling jadi sangat ramai.
"Citra sekolah itu penting. Kalian tahu sendiri, tapi dengan perilaku kalian itu pandangan nya jadi buruk di mata semua orang. Gimana bisa kalian nggak mikir ke situ?" Tanya bu Yara geram.
Lima belas gadis itu hanya menunduk, enggan menjawab. Tidak ada yang duduk di sana, semua nya berdiri. Dua guru perempuan itu menghela nafas panjang.
"Sekarang, jawab saya." Ujar bu Linda. "Apa masalah nya sampe harus ada insiden seperti kemaren itu?"
"Bukan nya di video itu kita ngomong ya bu?" Tanya Sejeong.
"Kalau ibu tau pembicaraan kalian, ibu nggak akan tanya." Balas bu Linda.
Lalisa terkekeh. "Bego."
Sejeong mendelik tajam. Gira mengangkat lengan nya, ingin berbicara. "Kalau saya ceritain kejadian kemarin yang sebenar nya, ibu bakal percaya?"
Bu Yara menyerit. "Kenapa ada kemungkinan saya nggak percaya?"
"Karena alasan kejadian kemarin itu nggak akan masuk akal." Sahut Joya.
"Apa alasan nya?" Tanya bu Linda.
Mereka terdiam, tidak ada yang menjawab. Bu Yara juga bu Linda menatap mereka jengah. "Kalian itu mau nya apa sih?"
Nayeon mengangkat lengan nya, semua orang langsung menatap nya penasaran. "Kita nggak ngelakuin apa-apa bu, ibu lihat sendiri kan di akhir nya gimana. Dyya bahkan ngedorong Sohyun sampe jatuh."
Gira mendengus. "Bajingan."
"Licik lo, kak." Ujar Yerim kesal.
Bu Yara menatap Dyya. "Benar begitu?"
Dyya mengangguk. "Bener."
Joya dan Jean menatap Dyya. "Kak.."
"Kenapa kamu dorong Sohyun?" Bu Linda menatap Dyya tajam.
"Karena dia ngejegal kaki Joya." Balas Dyya santai.
"Sohyun, buat apa kamu ngejegal kaki Joya? Itu berbahaya." Tegur bu Yara.
Sohyun menunduk, membuat Lalisa juga Jennie geram melihat nya. "Itu nggak sengaja, bu."
Gira menghela nafas kasar. "Kalau nggak sengaja nggak mungkin lo nampar gue. Harus nya lo bilang lo nggak sengaja, bukan malah memperpanjang masalah."
"Gira, tenang." Bu Linda menatap Gira.
Bu Yara menghela nafas panjang. "Ibu tidak mengerti dengan apa yang terjadi sama kalian, tapi kejadian kemarin itu emang bener-bener ngerusak nama sekolah kita. Mau atau nggak kalian akan di hukum."
Mereka hanya bisa menghela nafas panjang, mau mengelak pun terlalu malas.
"Skorsing tiga hari." Ujar bu Linda.
"Ya ibu, jangan skorsing dong." Momo memelas.
"Kenapa jangan?"
"Mau bilang gimana nanti sama Mama nya bu." Sambung Krystal.
"Kalian berani berbuat, harus nya kalian terima konsekuensi nya." Putus bu Yara lalu pergi meninggalkan tempat itu.
Bu Linda tersenyum tipis. "Selamat berlibur anak-anak, hanya tiga hari. Dan untuk kalian berenam, Gira, Jennie, Lalisa, Sejeong, Yerin juga Mina hukuman kalian di lanjut tiga hari ke depan."
Punggung bu Linda menghilang di balik pintu yang tertutup meninggalkan para gadis itu jauh dari pengawasan, salah besar jika membiarkan mereka dalam satu ruangan.