1.5 : Her Decision

145 22 1
                                    

{ 20 years old }

Rain perlahan membuka matanya, kemudian mengangkat kepalanya, dapati Richard masih berdiri di depannya, tampak baru menutup panggilan dari ponselnya.

"Oh, apa Nona Rain sudah puas tertidur?" tanya Richard tersenyum.

Rain berkedip beberapa kali, "aku ... tertidur?"

"Mhm, sepertinya Nona Rain masih lelah, dan saat Nona tertidur, aku mendapat panggilan dari menteri. Jadi tenang saja, aku tidak bergerak dari posisiku, kok."

Rain menatap curiga Richard, tapi kemudian menepisnya, dia sedang fokus pada satu hal yang lebih penting sekarang.

"Mengenai tadi—"

"Oh, tawaran masuk pemerintah atau ditangkap?"

Rain mengangguk, "aku ingin ditangkap saja. Mungkin lebih baik hukum mati saja aku."

"Mengenai itu, aku mendapatkan informasi baru dari menteri," sahut Richard.

Rain mengerutkan alisnya.

"Pilihannya menjadi satu, Nona Rain masuk ke pemerintah."

Rain membuka mulutnya, "apa-apaan!? Itu bukan pilihan namanya!"

"Jika Nona Rain menolak, keselamatan keluarga Nona akan terancam, loh."

Iris Rain melebar kaget, tangannya spontan meraih vas bunga yang ada di dekatnya lalu melemparkannya ke arah Richard, yang tentu dihindari Richard dengan menggeser tubuhnya. Suara vas pecah mengisi ruang rawat Rain.

"Berani-beraninya ...."

Rain menggertakkan giginya.

"Hee? Bahkan setelah diperlakukan seperti boneka dan pajangan, Nona Rain masih peduli dengan keluarga Nona?" kaget Richard.

"Salahkah?" tanya Rain mengepalkan kedua tangannya kemudian tersadar bahwa stun gun sudah kembali dia pegang, "mereka keluargaku."

Senyum Richard kembali muncul, kali ini senyum tulus dan itu sempat mengagetkan Rain.

"Nona Rain benar-benar menarik, ya?"

Tiba-tiba pintu terbuka, menampilkan Stafez dan Fanz dengan ekspresi panik dan marah.

"Rain!" "Kak Ra!"

Richard yang melihat kedua laki-laki itu hanya tersenyum, kemudian memasang kacamatanya, tersenyum sopan kepada mereka lalu menoleh ke arah Rain.

"Nona Rain, sampai ketemu lagi."

"Kau tidak akan bertemu dengan Kak Ra lagi, laki-laki sialan!" sambar Fanz hendak mendekati Richard tapi ditahan oleh Stafez.

"Prioritas kita adalah Rain," ucap Stafez, "jangan ladeni laki-laki itu."

Fanz mendecih, kemudian melepaskan diri dan berjalan mendekati Rain yang masih syok.

"Kak Ra, tidak apa-apa?"

Rain hanya mengangguk singkat. Melihat kejadian yang di depannya, Richard hanya terkekeh lalu mengangkat tangannya.

"Then, good day, lady and gentleman."

[][][]

{ 21 tahun }

"Apa kau yakin, Kak Ra?" tanya Fanz saat melihat Rain menyisir rambutnya.

Rain hanya tersenyum kecil melihat refleksi dirinya, kemudian menoleh ke arah Fanz yang sedang memasukkan pakaiannya ke dalam tas.

Her One and Only || SamaRain ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang