{23 years old}
"Dua minggu sebagai bentuk kerja sama Kerajaan Inggris, ya? Kuharap kau menikmati dua minggumu sebagai tamu kami, Rain."
Rain tidak merespons, hanya melihat sekitarnya dengan tatapan datar. Sebuah kamar VVIP milik hotel terbaik di distrik Chuo-ku.
"Kau sudah tahu banyak mengenai kami, jadi kau pasti tahu keluar divisi Chuo-ku sendirian itu sangat berisiko."
"Ya, tapi aku heran kenapa di negara ini, wanita itu yang berada di atas, seperti memimpin negara dan banyak lainnya," gumam Rain, "bukan berarti aku menentangnya, tapi aneh saja."
Namun kemudian Rain terkekeh, kemudian melirik ke arah Ichijiku yang berada di belakangnya dengan sorot mata menantang.
"Tapi siapa aku yang berhak komplain masalah negara lain?"
Ichijiku mengangkat sebelah alisnya lalu tersenyum miring, kemudian menoleh ke arah lain.
"Tapi jika kau ingin keluar dari distrik Chuo-ku untuk jalan-jalan, beritahu saja aku, akan kusiapkan anak buah atau pengawal untukmu."
"Jadi aku tidak boleh keluar sendirian ya?" gumam Rain masih memunggungi Ichijiku.
"Aku tidak bilang begitu."
Diam-diam Rain melirik ke arah Ichijiku, sebelum akhirnya berjalan mendekati kasurnya dan berbaring di atas sana.
"Sepertinya kau kelelahan, kalau begitu aku akan meninggalkanmu. Have a nice day, Miss."
Rain hanya mengangkat tangannya lalu mengibaskannya, memberikan salam pada Ichijiku. Setelah mendengar suara pintu tertutup, Rain duduk di atas kasur dan menghela napas.
'Auranya sama dengan Richard, apa semua tangan kanan menteri punya aura tidak mengenakkan seperti itu?' heran Rain.
Rain kemudian kembali terbaring di atas kasur lalu berguling beberapa kali. Setelah itu Rain kembali duduk dengan normal dan mengeluarkan ponselnya, menelepon salah satu anak buahnya yang ahli dalam meretas sesuatu.
"Nona Rain!"
"Three o'clock and nine o'clock. 10 minutes then I will give you one of my exclusive model photo."
"What!? Oh holy fucking yes—oh no, I mean yes, ma'am."
Rain mematikan panggilan yang hanya berlangsung beberapa detik itu, kemudian turun dari kasur dan meregangkan tubuhnya yang kaku.
"Mandi terdengar seperti rencana yang bagus."
Tepat sepuluh menit kemudian, Rain keluar dari kamar mandi dengan handuk di kepalanya dan memakai pakaian dalam, memiringkan kepalanya saat menyadari kamera CCTV yang berada di arah jam tiga dan sembilan sudah tidak menyala, tanda anak buahnya berhasil meretasnya.
'Aku harus mengirimkannya, kalau begitu,' pikir Rain mendekati kopernya untuk membuka laptopnya dan mengirim beberapa foto pemotretannya sebulan yang lalu.
Setelah menutup laptopnya, Rain kembali mengeringkan rambutnya dan berjalan menuju kopernya, hendak mengambil baju tidurnya namun suara ketukan di pintu kamar hotel menarik perhatian Rain.
"Rain-san, Ichijiku-san ingin bertemu dengan Anda."
Rain terdiam sejenak, sebelum akhirnya menarik napas lalu membuka mulutnya.
"Aku akan ke sana 10 menit."
"Baiklah, saya permisi dulu."
Setelah beberapa lama, Rain menghela napas lalu meraih baju kerjanya yang ada di dalam koper.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her One and Only || SamaRain ||
FanfictionJudul Sebelumnya "Hypnosis Mic: Her Side" ••••••••••••••••••••••••••••••••••• Rain Victoria Eastaugffe. Sejak dulu hidupnya tidak pernah bahagia, atau pun bebas. Hidupnya selalu diberi pilihan, tanpa memikirkan perasaannya. Perlahan dia mulai terbia...