1.2 : Government

190 25 0
                                    

{ 20 years old }

"Jadi dari hasil tes dan pemeriksaan Nona Rain, trauma atas kejadian sebelumnya yang menimpa Anda membuat Anda mengidap androphobia ringan untuk sementara waktu. Anda akan di rawat di rumah sakit ini, dengan perawatan dan rehabilitasi secara teratur dan terjadwal."

Rain hanya mengangguk singkat, pandangan matanya kosong, membuat dokter perempuan yang berdiri di depan Rain hanya bisa tersenyum kecil.

"Semoga Anda bisa melawan phobia Anda, Nona Rain."

Kemudian dokter itu meninggalkan Rain, yang tak lama kemudian Rain menghantamkan tubuhnya ke atas kasur dan menyembunyikan wajahnya di bantal.

"Daripada sembuh, aku ingin mati saja."

[][][]

Perlahan Rain membuka matanya, dan hal pertama yang dia lihat adalah Fanz dan Stafez.

"Sudah bangun?" tanya Stafez tersenyum.

Rain mengangguk singkat lalu duduk dari posisi tidurnya, dan saat dirinya melakukan kontak mata dengan Fanz, adiknya itu langsung mengalihkan pandangannya.

"Sudah berapa lama ...?" tanya Rain kembali menoleh ke arah Stafez.

"Tiga jam yang lalu."

Rain kembali menoleh ke arah Fanz, yang ternyata membalas menatapnya, membuat Rain sedikit kaget.

"Bagaimana dengan sekolahmu? Bukannya hari ini masuk?" tanya Rain memiringkan kepalanya, merasa tak enak jika hanya diam saja setelah melakukan kontak mata.

"Aku izin, dan akan sering izin, demi kesembuhan trauma Kak Ra."

Iris Rain melebar, dan perempuan itu menggeleng.

"Tidak bisa Fanz, kau Key Stage 3 kan? Sebentar lagi kau akan naik ke Key Stage 4, bukankah kau perlu persiapan untuk ujian—"

"Tidak apa-apa," potong Fanz, "aku sudah meminta Papa dan Mama untuk memberiku les privat agar aku bisa mengejar ketertinggalanku."

Rain terdiam, sebelum akhirnya mengangguk singkat.

"Um, terima kasih."

Stafez yang merasakan atmosfer canggung kedua adiknya hanya bisa menggeleng lalu menepuk kedua tangannya, menarik perhatian mereka berdua.

"Fanz sudah memberitahu apa yang ingin dia sampaikan, berarti tinggal itu."

Ekspresi tak suka langsung terlukis di wajah Fanz, membuat Rain mengangkat alis dengan heran, penasaran apa yang kakak mereka maksud.

"Haruskah, Kak Staz? Dari awal aku heran kenapa kakak menyetujuinya."

"Ada apa?" tanya Rain akhirnya, karena tidak bisa menahan rasa penasarannya.

Stafez menatap Rain, kemudian tersenyum kecil.

"Richard ingin menemuimu dan berbicara, berdua saja."

Iris Rain melebar, dan dengan cepat dia menggeleng.

"Tidak, aku tidak mau. Tidak!"

"Sekali ini saja, Rain. Aku tahu kau trauma karena laki-laki itu, tapi mungkin ada hal yang ingin dia sampaikan padamu," ucap Stafez lalu berdiri dan memberikan stun gun pada Rain, "jika dia macam-macam, berteriaklah atau jatuhkan gelas yang ada di sebelahmu, atau gunakan stun gun. Aku dan Fanz akan menunggu di luar. Aku juga akan memintanya diam berdiri lima meter darimu."

Rain terdiam, menggenggam stun gun yang dia pegang dengan kuat, lalu mengangguk.

"Aku mengerti."

Her One and Only || SamaRain ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang