5.3 : Her Side

283 29 3
                                    

Rain menoleh ke kiri dan kanannya, melihat pasir pantai dan ombak laut yang menerpa bibir pantai.

'Sudah kuduga dia tidak ada di Chuo-ku,' pikir Rain.

Rain berhenti, menatap matahari yang mulai tenggelam ditelan laut—dia sampai di Jepang siang hari, beberapa jam setelah pertandingan final berakhir. Setelah pergi ke Chuo-ku bersama Ichijiku dan Otome, Rain langsung bergegas menuju panggung battle rap dilaksanakan, mendapati panggung sudah sepi—sesuai dugaan Rain. Dia mencari di sekitar Chuo-ku sejenak, berharap menemukan Samatoki, namun hasilnya nihil.

Rain keluar dari Chuo-ku dan langsung ke Yokohama. Tujuan pertamanya adalah pelabuhan tempat pertama kali dia dan Samatoki bertemu, namun dia tidak menemukan sang laki-laki. Rain pindah ke tujuan keduanya, di kafe tempat mereka pertama date (yang menjadi tempat wajib tiap kali mereka date), namun hasilnya sama seperti sebelumnya—nihil. Akhirnya Rain pergi ke tujuan ketiganya, pantai tempat ciuman pertama Rain, yang juga jadi tempat penutup date mereka.

'Jika di pantai juga tidak ada, maka aku akan ke apartemennya.'

Karena mencari beberapa tempat tadi, kini hari sudah sore. Rain berhenti berjalan sejenak, lalu menutup matanya, mengingat apa yang terjadi saat di perjalanan menuju Chuo-ku, pembicaraannya dengan Otome.

"Berhutang budi pada nenekku?" tanya Rain

"Ya, beliau pernah menolongku dulu, dan beliau juga pernah cerita tentangmu," jelas Otome tersenyum, "itu salah satu alasan kenapa kami bisa mengetahui informasi tentangmu, Rain. Mungkin informasinya lebih pribadi ketimbang informasi formal."

"Begitu ya?" gumam Rain menatap tangannya yang berada di atas pangkuannya.

"Alasan ketiga kami lebih kuat dari alasan pertama dan kedua, jadi sejak kontrak satu tahun berakhir, kau tidak perlu merasa terikat pada kami, Rain."

Rain mengangkat kepalanya, menatap Otome dan Ichijiku yang tersenyum.

"Carilah kebahagiaan dan kebebasan yang pantas kau dapatkan, Rain."

Rain membuka matanya, dan irisnya melebar saat mendapati laki-laki bermahkota putih sedang berjalan tak jauh di depannya. Punggung laki-laki itu menghadap ke arah Rain, tapi terlihat dia sedang merokok, ditambah di puncak kepalanya terlihat sepasang rambut yang berbentuk seperti antena membuat Rain yakin laki-laki ini adalah laki-laki yang dia cari sejak siang.

Aohitsugi Samatoki.

Kaki Rain mulai berjalan, perlahan dia mempercepat langkahnya, berakhir menjadi Rain berlari mengejar Samatoki yang masih memunggungi dirinya. Senyum Rain melebar saat sudah dekat, kedua tangannya merentang lebar dan dia berencana mengejutkan Samatoki, sampai sang laki-laki tiba-tiba berbalik dan merentangkan kedua tangannya—menerima pelukan kejutan Rain, membuat iris Rain melebar kaget. Namun karena momentum Rain yang besar karena berlari, mereka berdua tersungkur ke atas pasir.

"Bagaimana kau bisa—" Rain mengangkat kepalanya, namun Samatoki segera menekannya kembali ke bersandar dadanya.

"Langkah kakimu terdengar, bodoh," komentar Samatoki.

Suasana menjadi hening, hanya terdengar suara ombak yang menabrak bibir pantai. Rain merasa rambutnya mulai dielus oleh Samatoki.

"Maaf, Samatoki," gumam Rain.

"Untuk apa?"

"Semuanya, untuk tidak memberitahumu tentang identitasku," gumam Rain menyembunyikan wajahnya di dada Samatoki, "untuk menyakitimu, untuk membuatmu merasa dikhianati."

Kemudian Rain mengangkat kepalanya, menatap Samatoki yang juga balas menatap dirinya.

"Tapi kuberitahu—aku tidak mempermainkan perasaanmu."

Her One and Only || SamaRain ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang