2.5 : Little Job in Nagoya

129 21 0
                                    

"Pemotretan di Nagoya?"

"Ya, Miss sedang berada di Nagoya, benar?"

Rain terdiam sejenak, sebenarnya cukup senang karena setelah dua bulan akhirnya dia bisa kembali bekerja.

"Ya, kebetulan aku sedang berlibur di Nagoya," jawab Rain menatap keluar jendela kamar hotelnya, "tapi kau sendiri tahu kalau liburku ini diberi Ichijiku-san."

'Aku tidak mau cari masalah dengan Ichijiku-san,' pikir Rain menutup matanya.

"Oh, mengenai itu, saya sudah izin dengan Kandenokouji-sama, dan beliau mengizinkan selama saya menambah cuti sejumlah hari Miss bekerja."

'Walaupun aku tidak masalah liburku dipotong—tapi mari tutup mulut saja,' pikir Rain.

"Baiklah, kalau begitu aku akan langsung pergi ke sana," ucap Rain berdiri dari sofa, "kau sudah ada di sana, kan? Kirimkan lokasinya padaku."

"Tidak ingin dijemput, Miss?"

"Tidak perlu," jawab Rain berjalan menuju pintu keluar kamarnya, "aku juga ingin melihat pemandangan sekitar, pemotretannya masih lama, kan?"

"Ah, iya. Kalau begitu akan saya kirimkan lokasinya."

[][][]

"Masih ada pemotretan yang lain?" tanya Rain saat dirinya sudah sampai di studio tempat dia akan melakukan pemotretan.

Manajer Rain mengangguk singkat, tampak merasa bersalah.

"Maafkan saya, Miss—"

"Tidak apa-apa," potong Rain menggelengkan kepalanya, "kau bilang kalau pemotretannya masih lama kan? Jadi jangan minta maaf, bagaimana kalau kau tunjukkan di mana tempat aku mengganti pakaianku."

"B-baik!" setelah itu manajer Rain langsung menemui salah satu staf yang ada.

"Itu sebabnya kau bisa menangani laki-laki rambut unik di Shinjuku."

'Jangan panggil seseorang dengan panggilan seperti itu.'

"Lewat sini, Miss. Akan saya pandu," ucap manajer Rain mendekati dirinya.

Rain tersenyum.

"Baik."

[][][]

"Ouch."

Rain yang baru keluar dari ruang ganti langsung tersungkur ke belakang saat dirinya tidak sengaja bertabrakan dengan orang yang ada di depannya.

"Maafkan aku!"

'Aku merasa familier dengan kejadian ini,' pikir Rain, merasakan jantungnya kembali berdetak dengan cepat karena suara maskulin dari sosok yang dia tabrak, kemudian hendak berdiri.

Namun Rain berhenti saat menyadari saat sosok yang ada di depannya itu mengulurkan tangannya pada Rain. Saat Rain mengangkat kepalanya, dirinya dikejutkan oleh wajah penuh air mata oleh laki-laki yang ada di depannya.

"Sekali lagi maafkan aku. Apa kau baik-baik saja?"

"Tidak apa-apa!" sahut Rain langsung menerima uluran tangan laki-laki itu dan berdiri, "seharusnya aku yang menanyakan pertanyaan itu padamu—apa kau terluka? Kau menangis."

Rain spontan mengeluarkan sapu tangan yang ada di dalam saku baju dan memberikannya. Laki-laki itu menerimanya lalu menggeleng.

"Aku baik-baik saja, h-hanya saja aku takut kau akan marah," gumamnya menunduk.

Her One and Only || SamaRain ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang