Rain hanya bisa terkekeh.
"Benar apa yang dia katakan," sahut Rain, "aku datang hanya untuk melihat mereka menang."
'Tapi masih ada beberapa battle rap yang harus mereka menangkan untuk menjadi perwakilan divisi Yokohama.'
Rain melihat ke langit yang sudah gelap.
'Sebaiknya aku segera pulang,' pikir Rain melihat ponselnya, 'aku juga sudah menerima laporan dari rekanku mengenai siapa saja yang lolos.'
Rain melangkah menuju hotel tempat dia menginap, namun langkahnya terhenti saat melihat pemandangan yang ada di depannya. Terlihat sekelompok laki-laki yang sedang bersantai—menutupi jalan untuk lewat, lebih tepatnya.
'Mereka ... bukannya mereka tim yang kalah melawan MTC tadi?' pikir Rain mengerutkan alisnya, perlahan melangkah mundur.
"Oi Rain, apa tidak ada jalan lain selain ini?"
Rain menggeleng, dan dapat dia rasakan detak jantungnya mulai tidak normal.
'Aku harus mencari tempat lain—'
"Oh lihat, nona yang kita tunggu sudah datang."
Iris Rain melebar saat mereka menoleh ke arahnya. Wajahnya mulai memucat.
"Kau anggota Chuo-ku, kan? Tadi sebelum battle aku melihat kau berbicara dengan MTC—mereka pasti menyuapmu, kan?"
Namun Rain tidak bisa bergerak, semua traumanya kembali terulang di iris birunya.
Laki-laki, dia sendirian, dan tempat gelap.
Itulah hal yang terakhir Rain ingat sebelum dia tidak sadarkan diri.
[][][]
Saat tubuh Rain mulai kehilangan keseimbangan dan akan terjatuh, tiba-tiba salah satu kaki Rain bergerak ke depan untuk menopang tubuhnya, mengembalikan keseimbangannya.
"Traumanya sangat menakutkan, sampai membuatnya jatuh pingsan."
"Hah, apa yang kau gumamkan itu?"
Rain mengangkat kepalanya, namun iris birunya kini terlihat lebih gelap dari biasanya. Rain—Dark Rain—membuka dan mengepalkan tangan kanannya, kemudian menoleh ke arah sekelompok laki-laki tadi, yang mulai mendekatinya.
'Sial, walaupun aku bisa menggerakkan tangannya, kakinya masih tidak bisa kugerakkan, dan kakinya tidak bisa berhenti gemetaran.'
"Sepertinya aku hanya punya satu cara."
Dengus geli keluar dari mulut Dark Rain.
'Walaupun kau bilang tidak ingin menggunakan hypnosis mic, tetap saja kau masih mau membawanya.'
Tangan kanan Dark Rain meraih tas selempangnya, hendak mengambil hypnosis mic yang dia bawa—
"Tidak aku sangka kalian sangat pengecut sampai menyerang perempuan."
—namun ada yang menginterupsi dirinya.
'Suara ini? Aohitsugi Samatoki?"
Dark Rain menoleh ke belakangnya, dan benar dugaannya.
Samatoki kini sedang berjalan mendekatinya. Samatoki yang menyadari kaki Rain yang tidak berhenti gemetaran mengerutkan alis tidak suka, kemudian menatap Rain.
"Oi onna, kau gemetaran."
Dark Rain menatap kakinya sejenak sebelum akhirnya menoleh ke arah lain. Tangannya yang awalnya hendak meraih tasnya, dia gerakkan untuk memegang lengan tangan kirinya. Perlahan Dark Rain meremas lengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her One and Only || SamaRain ||
FanfictionJudul Sebelumnya "Hypnosis Mic: Her Side" ••••••••••••••••••••••••••••••••••• Rain Victoria Eastaugffe. Sejak dulu hidupnya tidak pernah bahagia, atau pun bebas. Hidupnya selalu diberi pilihan, tanpa memikirkan perasaannya. Perlahan dia mulai terbia...