Enam belas

6.8K 315 1
                                    

"Iya tau yang baru jadian. Makan aja sambil senyum senyum sendiri gitu"

Salma mendengus kesal mendengar ucapan kakaknya. Sudah berkali kali pria itu mengatakannya. Sekarang Agam seperti memiliki ledekan baru untuk adiknya

"Bun, Abang nih ngatain Salma terus" adu Salma pada ibunya yang baru datang sembari membawakan semangkuk bubur ayam pesanan putrinya. Hana sengaja membuatnya sendiri, dari pada Salma harus makan di pedagang yang tidak jelas higienis atau tidak

"Abang.. Jangan ledekin adeknya terus dong. Kayak nggak pernah pacaran aja deh" tegur Hana saat ia melihat wajah putrinya yang cemberut

"Bercanda Bun" jawab Agam. Lantas pria itu duduk tepat disamping adiknya

"Maaf deh" kata Agam setelah ia mengecup pipi Salma

"Idih pake cium cium segala" cibir Salma menggosok pipinya yang telah dinodai kakaknya itu

"Yaela pelit amat"

Salma tak mempedulikan Agam. Gadis itu justru sibuk menatap penuh semangat pada mangkuk yang baru saja diletakkan dihadapannya. "Makasih Bunda" ujar Salma tersenyum lebar

Pagi ini Salma mulai bersekolah kembali. Karena Salma memaksa dengan alasan tidak ingin tertinggal pelajaran. Awalnya keluarganya menolak, tapi melihat gadis itu merenung setiap hari akhirnya mereka mengizinkan. Tentu dengan persyaratan yang tidak mudah. Salma harus menuruti setiap syarat yang dibuat seluruh keluarganya. Seperti makan tepat waktu, minum obat tepat waktu, tidak boleh berjalan terlalu jauh, dan yang paling parah Salma harus mau diikuti oleh dua orang bodyguard suruhan Ayahnya kemanapun dia pergi

"Dimakan sayang, abis itu minum obatnya" titah Hana yang diangguki Salma dengan senang hati

"Ayah mana Bun? Tumben jam segini belum turun" tanya Agam saat dia tidak melihat ayah nakalnya itu

"Masih tidur. Semalem habis lembur banyak jadi masih ngantuk" jawab Hana tenang

"Lemburin kerjaan apa lemburin Bunda? Ciee" ledek Salma tertawa

Hana mendongak menatap putrinya. "Heh enggak lah."

"Terus Salma kepengin gitu?" Ali tiba tiba datang dari arah tangga. Dan kini pria itu sudah berdiri di belakang Salma

"Adek mau? Kalo mau Ayah suruh Niko nikahin kamu nih" tanya Ali setelah mengecup pipi anaknya

Sontak Salma menggeleng cepat. Apa jadinya jika Salma menikah. Istilahnya cebok masih dicebokin. Anak itu masih ketergantungan kepada kedua orangtuanya. Bisa bisa Niko gila mengurus Salma

"Nggak mau!!"

"Hahaaha.. " meledaklah tawa mereka. Ternyata mengerjai Salma menyenangkan

Ali beralih dari belakang Salma ke belakang Hana yang tengah berdiri sembari menyiduk nasi untuk putra putri dan suaminya

"Ekhem.. " deham Ali yang membuat Agam dan Salma mendengus kesal. Dehaman Ali bermaksud mengode. Dengan jengah mereka berbalik ke arah lain agar tidak melihat adegan dewasa kedua orangtuanya

Setelah kedua anaknya berbalik, Ali langsung melilitkan tangannya ke perut rata Hana. "Morning sayang." kata Ali tepat disamping telinga istrinya

"Morning" jawab Hana

"Terimakasih buat tadi malam, kamu emang terbaik. Ayah jadi semangat kerja" kata Ali berbisik

Hana terkikik lalu membalikkan badannya hingga kini mereka saling berhadapan. "Kembali kasih Ayah. Thank you too, Bunda juga jadi semangat hari ini" jawab Hana tersenyum

Love You, My Khumaira (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang