Dua puluh satu

9.4K 373 7
                                    

Masih dengan muka bantalnya Agam berjalan menuruni tangga untuk mencari istrinya yang hilang dari ranjang. Seketika bibirnya menyinggungkan senyuman lebar melihat istrinya tengah berkutat dengan peralatan dapur. Sepertinya wanita itu sedang membuat sarapan

Dengan langkah mengendap seperti maling, Agam mendekati istrinya. Sesampainya di belakang Neta, tangan pria itu melilit perut istrinya. Sedangkan Neta memekik kaget. Untung saja dia tidak memukul Agam dengan spatula di tangannya

"Selamat pagi sayangku.. " sapa Agam lembut seraya mengecup pipi kanan istrinya

"A.. Kamu ngagetin tau nggak!" protes Neta kesal

Agam terkekeh geli. Bukannya takut, pria itu justru semakin mengetatkan pelukannya hingga Neta berdecak sebal

"Ishh lepasin dulu.. Aku lagi masak nih. Nanti kecipratan minyak panas loh, A" Neta berusaha melepaskan lilitan suaminya di perutnya. Tapi Agam sepertinya tidak mau melepaskan begitu saja. Buktinya dia malah semakin mengencangkan lilitannya. Tidak sampai disitu, kini bahkan badannya dia tempelkan ke punggung istrinya dan wajahnya dia tenggelamkan ke leher Neta

Agam menghirup dalam dalam aroma leher istrinya. "Hmmm.. Bau keringat semalem, seger.. "

Neta tersipu. Kalimat frontal suaminya mengingatkan dia akan kejadian tadi malam. "Udah dong jangan dibahas lagi. Malu tau... "

"Loh emangnya aku bahas apa? Orang aku cuma bilang keringat kamu wangi setelah tadi malam kamu cakar cakar badan aku sambil ciumin aku" Agam semakin menggoda istrinya

Kesal akhirnya Neta membalikkan badannya. Sebelumnya dia matikan terlebih dahulu kompornya. Matanya menatap kesal ke arah Agam. Sepertinya istrinya akan marah karena dia terus mengingatkan kegiatannya malam tadi. Namun bukannya merasa bersalah, Agam malah senyum senyum sendiri

"A... Pliss jangan dibahas. Aku malu banget beneran.. " Tak seperti yang Agam duga, Neta malah memeluknya erat. Wajahnya dia curukkan ke dada Agam yang terlapisi kaos Adidas hitam itu

Pecahlah tawa Agam. Istrinya menyembunyikan wajahnya karena malu. "Malah ketawa sih" satu cubitan kencang mendarat sempurna di pinggang Agam

Agam merintih sebelum menjauhkan wajah Neta yang memerah. Dia kecup lembut mulai dari kening hingga bibir istrinya

"Ya udah maaf ya.. " ucap Agam tulus. Neta mengangguk sebagai jawaban

"Makasih buat tadi malam. Aku terpuaskan banget sayang" Agam tertawa di akhir kalimatnya

Neta tersenyum juga. "Alhamdulillah deh kalo kamu puas. Dan semoga Allah cepat kasih kita momongan ya, A" ujar Neta tersenyum

"Aamiin" Agam mengecup puncak kepala Neta penuh kasih sayang

"Oh iya, Ta. Nanti kita packing, rumah kita udah jadi" lanjut Agam

Nampak Neta sedikit terkejut mendengar penuturan suaminya. Jujur saja, sebenarnya dia tidak terlalu menginginkan rumah. Menurutnya apartemen sudah lebih dari cukup

"Iya... " jawab Neta seraya melingkarkan tangannya ke leher Agam

Agam tersenyum singkat. Bibirnya tanpa diminta langsung mencium lengan istrinya. "Hari ini ada kelas?"

Love You, My Khumaira (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang