Tiga puluh

7.1K 373 15
                                    

"Halo sayang, assalamualaikum"

"Waalaikumsalam. A, kamu dimana?" tanya Neta dengan suara bergetar. Rasa takut tidak bisa dia hilangkan walaupun dia sudah aman di dalam kamarnya

"Hei kamu kok kayak ketakutan gitu sih, kenapa sayang?"

"A, dirumah kita ada orang bawa pisau. Aku takut, cepetan pulang" satu air mata ketakutan menetes begitu saja dari pelupuk mata Neta

"Astagfirullah, iya aku udah dijalan. Kamu dimana sekarang?"

"Aku dikamar kita, cepetan A, aku takut banget" desak Neta

"Iya sayang, kamu tenang. Aku bentar lagi sampe"

"Cepetan, A"

"Iya.. Kamu tetep dikamar jangan bersuara apalagi keluar. Diem disana oke"

"Iya, A. Kamu cepetan"

Sambungan terputus begitu saja. Neta mengecek ponselnya dan ternyata baterai ponselnya habis. Keringat dingin semakin membasahi tubuhnya. Dia bergerak gelisah di ranjangnya. Sebelumnya dia tutup gorden dan jendela kamarnya

Ya allah lindungilah hamba dan anak hamba

Neta tak berhenti merapalkan doa agar dia selamat. Sejenak Neta terdiam saat asap putih memasuki area kamarnya melalui sela sela pintu. Dia berusaha menutup rapat hidungnya bermaksud agar asap itu tidak terhirup. Tapi nihil, sontak Neta terbatuk setelah menghirup asap itu

Neta tetap berusaha tak bernafas disaat kamarnya sudah dipenuhi asap putih nan tebal itu. Aromanya sangat tidak enak. Menghirup sedikit saja Neta sudah pusing tak karuan, perutnya mual dan lemas. Tetapi Neta berusaha menyelamatkan diri dengan berjalan tergopoh gopoh ke kamar mandi. Mungkin disana aman karena dari tadi pintunya tertutup itu tandanya disana belum ada asap

"Kuatkan aku ya allah," batin Neta. Saat gagang pintu sudah digenggam, disaat itu pula Neta tergeletak pingsan

***

Agam tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Istrinya terbaring di atas lantai dengan banyak asap disekitarnya. Dengan cepat Agam menghampiri istrinya yang memejamkan matanya

Dia baru saja sampai dari perjalanannya. Pelaku sudah diamankan polisi. Agam memang sengaja membawa polisi agar dia aman dan pelaku langsung ditindak lanjuti

"Sayang.. Neta.. Ini aku Ta bangun" Agam menepuk kedua pipi Neta. Tapi istrinya tak bergeming, gadis itu senantiasa menutup matanya. Tak ada jalan lain, Agam membopong tubuh istrinya dan membawanya ke rumah sakit

"Sayang... Bangun... " Dalam perjalanan Agam tak berhenti mencoba membangunkan Neta. Helaan nafas lega meluncur begitu saja saat Neta membuka sedikit matanya

"A, aku lemes banget" rintihnya. Agam semakin khawatir, tangannya secara otomatis membelai wajah Neta lembut

"Iya sayang, kita lagi ke rumah sakit. Kamu sabar ya" ujar Agam. Setetes air mata mengalir dari pelupuk mata Agam. Dia tidak kuat melihat istrinya lemas seperti ini. Dia tidak akan mengampuni pelaku yang membuat kekasihnya tak berdaya

Neta tersenyum tipis. Tangannya menghapus air mata suaminya lalu kembali memejamkan matanya lagi. Sungguh demi apapun Neta tidak ada tenaga sekarang. Kepalanya pening tak karuan

Love You, My Khumaira (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang