Enam

7.3K 377 0
                                    

"Yah... Ayah.. "

Ali yang merasakan tepukan ringan di bahunya dan usapan lembut di dahinya pun mencoba membuka matanya. Namun matanya seakan enggan terbuka. Badannya pegal, sakit, dan panas secara bersamaan

"Ayah.. Bangun. Kita ke dokter yuk"

Setelah berusaha tak menghiraukan rasa sakit ditubuhnya, Ali membuka matanya. Hal yang pertama ia lihat adalah istrinya yang duduk tepat disampingnya dan tengah tersenyum manis ke arahnya. Lelaki itu pun membalas senyuman istrinya dengan senyum tipis yang terukir dibibir pucatnya. Dengan sisa tenaga yang dia miliki, lelaki itu mengambil tangan istrinya yang tengah mengusap pipinya lalu membawanya ke bibirnya untuk ia kecup

"Apa sayang" Hana tersenyum manis saat suaminya membuka matanya. Lantas Hana menundukkan kepalanya untuk balik mengecup kening suaminya

"Bangun. Ayah harus ke dokter" ucapnya sembari menjauhkan wajahnya dari wajah Ali

"Pipinya belum Bun"

Hana memutar matanya jengah. Suaminya ini memang licik. Licik dalam artian mencari kesempatan. Setelah semalaman berpelukan dengan tubuh telanjang dada, kini Ali tinggal meminta Hana mengecupnya. Memang ada saja modusnya

"Iya nanti. Sekarang Ayah mandi dulu. Udah Bunda siapin air hangat." ujar Hana lembut. Tangannya memegang kening lelaki itu yang masih saja panas

"Mandiin ya Bun... " rengeknya

"Kalo nggak dimandiin nggak mau mandi, nggak mau ke dokter" rajuknya seperti anak kecil

Mau tidak mau Hana harus mengiyakan permintaan suaminya ini. "Iya dimandiin." jawabnya pasrah yang membuat Ali bersorak riang

"Asikk... "

***

Setelah bersiap, kini Ali sudah berada di ranjangnya kembali ditemani Salma, putri tersayangnya. Pria itu duduk bersandar di kepala ranjang sembari menatap sayang ke arah Salma yang sedari tadi terus memijat kakinya

"Ayah ngapain aja sih sampe bisa sakit begini. Kalo udah begini kan Salma jadi kesepian Yah. Nggak ada temen cek-cok" gerutu Salma. Sedari tadi gadis itu terus saja mengoceh. Namun tangannya tak berhenti memijat kaki sang ayah

Ali hanya tersenyum tipis. "Ayah juga nggak tau mau dikasih sakit sayang."

Gadis itu mendengus. Kemudian menatap ayahnya. "Ayah harus sembuh. Nggak mau tau!" ucap Salma tak terbantahkan

Tangan Ali terulur mengusap rambut panjang putrinya. "Gimana Ayah mau sembuh kalo kamu marahin Ayah terus" jawabnya lemas

Sontak Salma mendongak bingung. "Aku nggak marahin Ayah"

"Lah tadi"

"Salma nggak marah Yah. Salma cuma kesel aja Ayah sakit. Nggak asik, sepi, kasian juga sama Ayah. Salma khawatir, Salma takut Ayah kenapa-napa" ujar Salma sendu

Ali terkekeh geli. "Uuu sayang.. Peluk dulu sini" Ali berucap sembari merentangkan kedua tangannya mengisyaratkan Salma agar memeluknya. Salma yang mengerti pun langsung memeluk Ayahnya, merasakan hangatnya pelukan seorang ayah

"Ayah harus sembuh. Salma kesepian Yah" cicitnya

"Iya Salma. Ayah pasti sembuh, kamu doain Ayah ya"

Salma mengangguk patuh di dalam dekapan Ali. Keduanya terus berpelukan sampai terdengar dehaman

"Ekhem.. "

Love You, My Khumaira (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang