Tiga puluh dua

5.9K 363 12
                                    

Hari-hari sebagai calon ibu Neta nikmati. Walaupun usianya terbilang muda, tapi Neta pantang takut tentang persalinan. Syukurlah Neta memiliki suami yang pengertian dan penyabar seperti Agam. Semua keinginannya pasti Agam kabulkan walaupun permintaannya kadang tak masuk akal dan membuat Agam hampir marah. Neta pun bingung kenapa suaminya tidak bisa marah jika dia meminta hal aneh. Mungkin Agam sudah terlalu sayang padanya

Seperti biasa, pagi ini Neta menyiapkan sarapan untuk suaminya. Agam sendiri belum bangun karena hari ini weekend. Sebenarnya Neta punya rencana untuk mengajak suaminya pergi untuk refreshing dan dia juga bosan dirumah

"Sudah siap sekarang tinggal bangunin suami," ujar Neta pada dirinya sendiri. Dia berdecak kagum dengan hasil jerih payahnya. Pagi ini dia memasak sop iga, cumi goreng tepung, dan sambal matah favorit suaminya. Aroma wangi menusuk indra penciuman Neta. Rasanya tak sabar

Akhirnya dengan tergesa-gesa Neta berjalan ke kamarnya. Pintu terbuka dan nampak Agam yang sudah terbangun. Pria itu tengah mengisi daya ponselnya yang Neta gunakan semalam untuk bermain game kesukaannya

"Kamu udah bangun, A"

Agam mengangguk sambil menguap sesekali. Sudah menjadi tradisi jika malam akhir pekan Agam wajib menemani Neta bermain ponsel hingga larut. Belum lagi jika Neta merengek meminta makanan buatannya pada tengah malam. Alhasil dia harus membuatkan sesuatu dan dia jadi kurang tidur seperti ini

Neta berjalan menuju ranjang untuk merapihkan sprei dan kawan kawannya yang berantakan. "Mandi, A. Aku udah masak cumi" ujar Neta tanpa menoleh ke arah suaminya

"Mmmm... " rengek Agam. Lalu tangannya memeluk istrinya dari belakang. Jari jarinya mengusap lembut perut buncit gadis itu. Tak sampai disitu, bibirnya pun mulai mengendusi sekitaran leher belakang Neta yang wangi

"Mandi sama kamu" rajuknya

Neta berbalik. "Aku udah mandi"

Agam menghentakkan kakinya kesal. "Mandi lagi!"

Neta tertawa kencang. "Nggak mau, ya udah kamu mandi aku tungguin disini" putus Neta. Namun gelengan tak setuju yang Neta dapatkan

Neta pun cemberut. "A, aku laper banget ini. Tadi aku buru buru bangunin kamu biar bisa makan bareng tau nggak. Malah kamu gini sih" kesal Neta

Sontak Agam meringis merasa bersalah. "Iya maaf Ta. Ya udah yuk makan"

"Kamu mandi dulu"

"Kelamaan sayang, nanti kamu keburu laper"

"Tapi kamu bau tau"

"Haaaaahh baaaau"

"Abang!!!!"

***

"Ta, perkiraan kamu lahirannya kapan?" tanya Manda tak sabar

Neta menelan makanannya sebelum menjawab. "Kata dokter sih sekitar tiga sampai empat minggu lagi. Masih lama soalnya baru delapan bulan" jelas Neta

Nampak Manda tersenyum gemas. "Nggak sabar aku sumpah. Bakalan jadi tante cantik nih gue" greget Manda

Uli pun mengangguk setuju. Bahkan tangannya ikut ambil bagian dengan membelai perut Neta. "Sama. Aku juga nggak sabar banget. Sehat sehat disana ya ponakan tante" ujar Uli

"Aamiin. Makasih tante"

Sebentar lagi

Lantas ketiganya kembali melanjutkan acara makan siangnya. Setelah kelas selesai mereka memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu. Dan kini ketiga gadis itu berada di suatu cafe tempat kebanyakan anak muda berkumpul. Sebenarnya Neta agak tidak nyaman karena banyaknya mata sinis yang memandangnya dengan tatapan merendahkan. Mungkin mereka berpikir jika Neta hamil di luar nikah. Secara dia yang masih sangat muda sedang berbadan dua

Love You, My Khumaira (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang