Tiga puluh tiga

5.4K 315 31
                                    

"Gimana Ta udah baikan?"

Neta mengangguk lemas seraya semakin menaikkan selimutnya. Pagi ini dia merasa lebih baik daripada tadi malam. Sekarang dia lebih tenang. Kini tinggal rasa malas bangun. Rasanya ingin tidur sepanjang hari

"Ke dokter aja ya? Aku takut kamu kenapa kenapa" tawar Agam. Tangannya mengusap rambut istrinya yang masih setia memejamkan mata

Neta menggeleng pertanda tak mau. "Nggak usah, A. Aku udah mendingan kok" jawab Neta. Tak enak dia beranjak dari tidurnya dan duduk bersandar di kepala ranjang. Netranya menangkap suaminya masih mengenakan pakaian semalam. Padahal harusnya dia pergi ke kantor

"Kamu nggak ngantor, A?" tanya Neta. Agam menggeleng cepat

"Mana bisa aku ngantor kalo istriku lagi sakit begini" jawab pria itu

Neta mendengus. "Aku nggak sakit, A. Ini udah mendingan. Udah kamu ngantor aja hari ini ada meeting sama perusahaan US kan?"

"Tapi kamu?"

"Aku dirumah sendiri nggak papa kok. Hari ini juga nggak ada kelas, jadi aku dirumah terus" ujar Neta

"Kamu ikut aku ngantor aja ya sayang" ajak Agam. Bagaimana bisa dia meninggalkan istrinya dalam kondisi seperti ini

Neta tersenyum manis yang membuat Agam tak bisa berpaling. Tangannya menggenggam tangan suaminya. "A, aku pengin dirumah. Aku berani kok, lagian di komplek rame kok banyak anak anak pada main di depan. Jadi aku aman, A" kata Neta tenang

Melihat pancaran memohon dari sorot mata istrinya akhirnya Agam mengiyakan. Dengan catatan ponsel harus selalu aktif

"Aku janji aku bakal selalu dirumah dan kabarin kamu"

Agam menghela napasnya seraya mengecup kening istrinya lama. Ada perasaan tak rela sekaligus khawatir saat dia harus meninggalkan istri dan calon anaknya. Ya walaupun hanya pergi ke kantor

"Janji ya sayang"

"Iyaa.. "

***

"

Hmm.. Bang Agam udah berangkat ngantor. Dan Neta nggak ikut. Itu artinya dia dirumah sendirian. Kenapa tuhan baik banget. Aku jadi nggak perlu repot cari cara biar mereka pisah. Oke rencana selanjutnya"

Aina mulai mengutak atik ponselnya mencari nomor seseorang. Ya, selama ini Aina yang meneror pasangan itu. Dia tidak terima jika Neta yang menjadi istri dari pria yang sangat dia sukai sedari dulu. Harusnya dialah yang pantas bersanding dengan Agam. Dendam yang membuatnya tega melakukan hal ini

"Lakukan rencana kedua. Bang Agam udah pergi ke kantornya. Sekarang tinggal jemput Neta dan langsung bawa ke tempat" ujar Aina

"Siap"

"Bersiaplah kamu Neta. Mungkin tadi malam adalah malam terakhirmu ada di dunia ini"

***

Uli :
Ta, lg ngapain?

Getaran ponselnya mengganggu aktivitas Neta yang tengah merapihkan pakaian bayinya ke dalam tas. Karena bosan Neta memutuskan untuk mulai mengemasi barang barang yang harus dia bawa saat persalinan nanti. Entah kenapa dia merasa bahwa persalinannya akan segera datang

"Uli? Tumben banget" heran Neta

Tak menunggu waktu lama, Neta membalas pesan itu

Love You, My Khumaira (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang