Empat

8.4K 396 7
                                    

"Bunda!! Kaos kaki aku dimana!!"

"Kok aku malah pake dasinya Abang sih! Bundaa dasi Salma mana Bun?!!"

"Bunda! Iketin rambut Salma Bun!!"

Ali menutup kedua telinganya kencang. Putrinya selalu saja ribut jika akan berangkat ke sekolah. Hari ini Salma ada pertemuan di sekolahnya untuk membahas tentang perpisahannya besok. Karena Salma adalah mantan OSIS, jadi dia harus berangkat untuk memberikan saran yang mungkin diperlukan oleh adik kelasnya dalam mengurus acara wisudanya besok. Sekaligus temu kangen dan membahas tentang salon mana yang akan ia pakai di acaranya besok dengan teman temannya

Namun bukannya datang tepat waktu, gadis itu justru tengah sibuk mencari peralatan sekolahnya. Lama tak masuk jadi dia lupa sendiri dimana dia meletakkan barang barangnya

"Bunda!! Sini dong bantuin aku!"

Hana yang tengah mengaduk cangkir kopi suaminya pun menghela nafasnya malas. Putrinya ini memang sangat ketergantungan padanya. Dia harus meladeni putri manjanya ini

"Sabar sebentar adek!" teriak Hana

"Udah Bunda urusin Salma dulu." titah Ali

"Tapi--"

"Nggak papa sayang. Yang penting Ayah dikasih kiss" ujar Ali sembari menaik turunkan alisnya cepat

Hana pun tersenyum. Lantas ia mendekati suaminya dan mengecup bibirnya cepat. "Sebentar ya sayangku" ujar Hana yang diangguki Ali. Kemudian lelaki itu kembali fokus pada koran yang berada di tangannya sambil sesekali menyeruput kopi buatan istrinya

"Apa sih nak? Bunda lagi ladenin Ayah nih" tanya Hana saat ia sudah sampai di kamar putrinya yang bernuansa pink ini

Terlihat gadis itu mondar mandir tak jelas. "Kaos kaki aku ilang Bun. Dasinya juga nggak tau dimana" rengeknya sambil mengacak acak lemarinya

Hana menggeleng pelan dan mendekati anaknya. "Kan udah Bunda bilang. Kalo mau sekolah barang barangnya disiapin dulu." ujar Hana lembut

"Iya Bunda.. Semalem udah aku siapin kok, tapi ilang lagi. Punya kaki kali dasinya ya Bun" jawab Salma

"Ini apa?"

"Dasi"

"Kalo ini?"

"Kaos kaki"

"Matanya pindah ke siku ya dek? Orang mereka di meja belajar, kamu carinya di lemari" heran Hana

"Ya maaf Bun. Masih kecil jadi suka bikin salah" ringis Salma lalu mendekati ibunya dan mengecup pipinya singkat

"Makasih ya Bun. Maaf udah ganggu aktivitas Bunda" ucapnya tulus

Hana pun tersenyum manis. Dia terharu dengan perlakuan lembut putrinya. Rasa kesalnya menguap entah kemana. Salma memang begitu, dia selalu memperlakukan ibunya dengan lembut. Lain dengan ayahnya, dia selalu menggunakan otot jika berbicara dengannya

"Dek udah belum?! Abang telat nih!"

"Udah Bang!!"

"Ayo turun Bun"

"Dek itu rambutn---"

Belum sempat wanita itu menyelesaikan ucapannya, putrinya sudah menghilang dari hadapannya. Anaknya turun tanpa menata rambutnya yang masih tak beraturan

Hana pun menggeleng pelan. Kemudian wanita itu mengambil sisir dan ikat rambut untuk mengikat rambut putrinya nanti

"Aku sudah siap Bang.. Mari kita berangkat. Aku udah nggak sabar nih pengin ketemu sama tukang kebun di sekolah" kata Salma semangat. Lalu ia mendudukkan dirinya di kursi dekat Ali

Love You, My Khumaira (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang