Dua

10.7K 523 11
                                    

Agam menatap jijik ke arah plastik transparan yang berisikan keong hitam kesukaan adiknya. Setelah bertengkar tentang siapa yang akan membayar, akhirnya Agam mengalah dan menemani adiknya membeli keong tutut. Dan jangan lupakan, dia juga yang harus membayar

"Hmm enaknya... Abang mau?" Tampak Salma sangat menikmati makanannya. Dia bahkan tak peduli dengan area mulutnya yang sudah dipenuhi kuat tutut itu

Agam bergidik. "Nggak. Kamu aja yang makan" tolaknya

"Yee dasar songong. Ini tuh enak tau Bang" cibir Salma

Sedangkan Ali dan Hana yang melihat kedua anaknya bersenda gurau pun tersenyum tipis. Mereka kini tengah berada di ruang keluarga dan tengah melihat putri mereka yang makan jajan kesukaannya. Anaknya yang satu ini memang lain daripada yang lain. Salma suka dengan makanan pinggir jalan yang murah, lain dengan kakaknya Agam, lelaki itu justru tak mau makan sembarangan. Dia termasuk orang yang sangat menjaga kesehatan tubuhnya

"Dek. Kamu itu cewek loh. Makannya pelan-pelan dong. Kakinya juga jangan begitu" tegur Hana saat Salma makan dengan tergesa-gesa dan kakinya yang mengangkang lebar seperti laki laki

Salma meringis. "Hehe maaf Bun. Soalnya tututnya enak banget. Jadi suka nggak kontrol sama penampilan"

Selain menyukai jajanan pinggir jalan, gadis itu juga sangat petakilan. Dia tidak akan diam jika matanya masih terbuka. Dan hal itu membuat seisi rumah dibuat pusing dengan kelakuannya yang ada ada saja. Salma sangat cocok jika berkumpul dengan Ali ayahnya yang sama sama petakilan

"Halah bisa aja kamu" kata Agam sembari meraupkan tangannya ke wajah adiknya

"Abang ih! Bau tangannya!!" kesal Salma

"Dih nggak mungkin tangan seorang Agam bau. Hidungmu kali yang kongslet" balas Ali tak terima

"Enak aja!! Hidung aku masih waras!"

"Lagian kamu jajannya kaya orang susah banget sih. Makan tutut begitu" Giliran Ali angkat bicara

"Selera dong Yah. Lagian aku makan ginian juga bisa mengurangi belanjaan Bunda. Jadi uangnya lebih, bisa buat kita shopping ya Bun" jawab Salma terkekeh

Ali hanya menghela nafasnya pasrah. Putrinya itu memang tak bisa di lawan

"Udah habisin. Jangan dengerin Ayah" titah Hana yang langsung diangguki gadis itu

"Awas aja. Nanti kamu yang Ayah habisin Bun" bisik Ali

Hana pun menoleh. "Mau dong dihabisin" jawabnya terkikik yang membuat Ali tersenyum senang

Lantas pria itu mendekati putrinya yang duduk di lantai sembari menikmati makanannya. "Coba Ayah minta" ucapnya

"Yeeu.. Katanya makanan orang susah." cibir Salma saat ayahnya memasukkan sebuah ke dalam mulutnya

Ali diam tak membalas cibiran putrinya. Dia justru tengah menikmati keong tersebut. "Iya enak. Bener kamu dek. Ayah minta lagi yah"

"Makannya jangan menilai makanan dari luarnya. Coba dulu rasanya. Baru menilai skornya"

"Apaan sih" tanya Ali heran

"Emang.. Punya adek nggak jelas banget" timpal Ali dengan nada mengejek

"Abang sama Ayah jahat banget sih. Awas ya kalo aku pergi jangan pada nyariin" ancam Salma

Walaupun Salma bisa dibilang biang kerok di rumah, tapi dia juga orang yang paling dirindukan jika dia pergi. Seperti Ali yang selalu menelefonnya dan memintanya untuk segera pulang. Agam yang bisa saja mendatangi tempat dia pergi. Dan Hana yang selalu ingin tidur dengan putrinya jika Salma pulang

Love You, My Khumaira (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang