Lima

7.6K 375 3
                                    

"Assalamualaikum... "

"Waalaikumsalam"

Mendengar ucapan salam, kedua gadis yang tengah bersenda gurau itu pun menoleh. Dan betapa terkejutnya mereka kala orang yang tengah mereka ceritakan datang

"Bang Agam.. "

"Aina.. "

Hati Aina bagaikan disiram air dingin. Selama dua tahun tak melihat lelaki itu dan sekarang keduanya bertemu secara tidak sengaja

"Kamu kapan pulang Na?" tanya Agam sembari mendudukkan dirinya di samping gadis itu. Namun matanya melirik ke arah Neta yang duduk berseberangan dengannya

Aina pun tergagap. Mulutnya seolah terkunci, lelaki yang sangat dia sayangi duduk disampingnya. Yaa, Aina memang mencintai Agam. Dan sampai saat ini Agam belum mengetahui hal itu. Tidak ada yang tau jika dia menyukai Agam. Aina terlalu takut untuk mengatakannya. Bahkan keluarganya pun tak mengetahuinya. Gadis itu hanya mengatakannya pada Neta, sahabatnya. Dan  Aina pun belum mengetahui bahwa Agam sudah melamar Neta

"K-kemarin Bang" jawab Aina terbata-bata. Tangannya meremas bantal yang ada dipangkuannya untuk melampiaskan rasa senang sekaligus groginya

Aina memang gadis pemalu dan polos. Dia bercerita kepada Neta bahwa Agam adalah cinta pertamanya. Dan hal itulah yang membuat Neta dilema. Dia bingung harus berbuat apa. Apakah dia harus merelakan lelaki yang dicintainya bersatu dengan sahabatnya dan menyakiti perasaannya sendiri atau berlaku egois dengan tetap menjalani hubungannya dengan Agam

"Pulang semua atau cuma kamu doang?" lanjut Agam

"Semua Bang. Daddy yang minta kita pulang." jawab Aina sambil tersenyum malu. Keluarga Brian dan Vika memang sempat pindah ke Singapura untuk beberapa tahun karena pekerjaan Brian disana

Agam pun mengangguk mengerti. Lantas pandangannya beralih ke arah gadisnya yang sedari tadi terus menundukkan kepalanya. "Papa ada Ta? Ada yang mau Abang omongin" tanya Agam

Neta pun mendongak untuk melihat lelaki itu. Sepintas hatinya berdenyut sakit. Agam dan Aina duduk berdampingan, mereka sangat cocok, pikir Neta

"Ada Bang. Sebentar aku panggilin" jawab Neta cepat. Lalu dia pergi dari sana

Namun baru beberapa langkah berjalan, dirinya di kejutkan dengan getaran di saku gamisnya. Dan ternyata getaran itu berasal dari ponselnya

Bang Agam:
Kamu kenapa?
Marah?

Sebuah pesan singkat namun penuh dengan kekhawatiran dikirimkan Agam untuknya. Namun Neta tak mengindahkan pesan itu, dia tetap melanjutkan langkahnya

Sesampainya di depan ruang kerja ayahnya, gadis itu mengetuk pintu

"Assalamualaikum Pa." ucapnya tenang

"Waalaikumsalam. Ada apa nduk?" tanya Mihran lembut

Neta tersenyum. Mihran selalu memperlakukan putrinya dengan lemah lembut. "Dibawah ada Bang Agam Pa. Katanya ada perlu sama Papa" jawab Neta

Mihran mengangguk. "Mm.. Ya sebentar Papa matiin laptop dulu"

Namun baru saja lelaki itu hendak berbalik, lengannya dicegat oleh Neta. "Udah biar Neta aja Pa. Papa kebawah dulu aja" larang Neta

Mihran pun tersenyum, putrinya ini memang sangat baik hati. "Ya udah Papa turun dulu. Kamu cepetan nyusul ya" ujar Mihran sembari mengecup singkat puncak kepala putrinya

Love You, My Khumaira (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang