List Selanjutnya

107 14 6
                                    

Kemal POV On

Saat pertama kali tiba di Jakarta, sejujurnya agak sedikit membuatku terkejut dengan apa yang terjadi di hari pertama. Sangat memalukan dan rasanya ingin sekali waktu berhenti seperkian detik saja agar tidak ada kesalahan seperti itu.

Tapi nyatanya di detik berikutnya membuatku menyadari, jika waktu berhenti untuk sebentar saja apa aku bisa melihat tawanya yang begitu membuatku merasa senang?

Kamu awalnya memang sangat menganggu, bahkan rasanya sedikit risih, namun apa daya ... Lama kelamaan malah menunggu chat darinya di setiap hari karena merindukan sosok gadis unik yang tak pernah kutemukan sebelumnya.

Dengan kisah dan cerita yang tidak jauh berbeda denganku, menjadikan kami dekat dan akhirnya bisa bertemu seperti sekarang.

Apa yang sudah direncanakan, dijanjikan akan kubuktikan kepada Kayla. Aku tak ingin membuatnya kecewa, karena aku jatuh cinta pada kenyamanan dan pandangan pertama.

Kemal POV Off



*****









Keesokan harinya ...

Pagi hari cerah menjelang siang terasa sangat panas, terlebih lagi ini adalah Jakarta. Kota Metropolitan yang membuat Kayla merasa tidak betah, namun karena Kemal mengajaknya ke Dufan.

Tempat dimana banyak sekali wahana seru bisa di naiki. Untung saja Kemal dan Kayla tidak punya penyakit yang berhubungan dengan jantung, jadi mereka bisa menaiki semua wahana yang ada.

Raut wajah Kayla terlihat sangat bahagia, bagaimana tidak? Ia pertama kali ke sini, walaupun jaraknya dekat dengan Bogor tetapi jika tak ada teman untuk ke sini ia juga malas.

Kemal sedari tadi menyadari Kayla sebahagia itu, dia langsung merangkul di pundak Kayla, melirik Kayla dalam-dalam, tersenyum manis dan berkata, "Seneng 'kan? Akhirnya di list selanjutnya perjalanan kita tercapai."

Kayla menatap Kemal penuh makna, membalas senyuman Kemal sambil mereka berdua berjalan perlahan memasuki Dufan.

"Yap, Koala. Gua seneng banget. Momen ini ga bakalan gua lupain, apalagi ke sini buat yang pertama kalinya."

"Kalau aja rumah kita dekat, Sipit. Gua pasti setidaknya ngajak ke sini satu bulan sekali."

"Jangan, boros nanti. Lu aja masih minta uang sama ortu, 'kan?"

Kemal langsung cengar-cengir seakan tak berdosa sama sekali dan langsung menjawab pertanyaan Kayla, "Ya emang sih, tapi itu gua kumpulin dari uang jajan, Sipit."

"Ya sama aja. Boros, Dek. Jadi ngga enak."

"Sipit, denger ya ...," potong Kemal langsung berdiri di depan Kayla, menatap dalam mata Kayla dan memegang kedua pipi chabby dengan penuh kasih sayang. ".... Sebelum ke sini gua udah pikirin matang-matang dari A sampai Z nya begitu juga konsekuensi yang bakalan gua ambil. Ini ngga boros kok, uang tabungan gua selama setahun ini cukup, bahkan bisa di bilang lebih. Jadi ngga usah khawatir ya," lanjut Kemal dengan posisi yang masih sama.

Kayla tak berani menatap balik mata Kemal, ia hanya melihat ke bawah. Bisa dibilang karena salah tingkah juga. Mana di tengah kerumunan banyak orang yang terkadang memperhatikan kedua sejoli ini.

"Syukurlah kalau semua udah di rencanain mateng-mateng, Koala."

"Iya, Sipit. Sampai pada akhirnya gua bisa cari uang sendiri, tujuan kita bakalan udah beda lagi."

Kemal Dan Kayla [Revisi] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang