"Ada ya manusia seperti si pantat ayam Sasuke itu?" gerutu Sakura saat mencoba membuka pintu apartemennya.
"Sakura," suara seorang laki-laki yang terdengar jelas tepat di belakangnya.
"Iya?" Sakura menjawab sambil membalikan badannya untuk memastikan siapa orang tersebut.
***
"Untuk apa repot-repot datang kesini?" tanya Sakura sinis.
"Ayolah, Dek." ucap Sasori dengan gemas melihat adiknya yang sudah mulai dewasa.
"Kali ini ada apa lagi kak?" tanya Sakura dengan lembut karena tak enak hati dengan kakaknya.
"Pulanglah, masa sejak sampai di Jepang kau belum mengunjungi rumah sama sekali dan langsung memutuskan tinggal sendiri di apartemen ini." ucap Sasori dengan nada memohon.
" ...." Sakura hanya diam tak bergeming.
"Kau tidak rindu kami? Kau tidak sayang ibu?" ucap Sasori dengan tatapan menyelidik untuk mencari kejujuran di mata Sakura.
"Aku rindu, aku juga sayang ibu." ucap Sakura sedih kemudian menundukkan kepalanya.
"Apa semua sehat? Apakah ayah masih sama?" tanya sakura.
"Syukurlah semua sehat, ayah sudah berubah Sakura, dia mulai menerima kenyataan bahwa dia tak bisa memaksakan apapun lagi padamu." ucap Sasori lembut sambil berjalan menghampiri sofa diseberangnya tempat adiknya duduk dalam kesedihan, Sasori duduk dan memeluk Sakura erat.
Sakura terisak.
"Maafkan kakakmu ini ya, kakak tak bisa berbuat apa-apa saat ayah memaksamu masuk universitas yang dia inginkan, kakak juga tidak bisa membantumu saat kau mencoba meyakinkan ayah bahwa kau tak ingin dijodohkan dengan koleganya saat itu." ucap Sasori sambil mengelus lembut surai indah Sakura.
Sakura menggeleng dalam pelukan Sasori "Aku tau kakak sedang berjuang memantaskan diri agar bisa memimpin perusahaan dan membuktikan pada ayah bahwa kakak bisa diandalkan,"
"Terima kasih, maaf tak mencegah mu saat kau benar-benar kacau dan memutuskan pergi keluar negeri untuk mengejar cita-citamu dan menjauhi ayah karena perjodohan waktu itu." ucap Sasori sambil melepaskan pelukannya dan menatap Sakura mencari kata maaf dari matanya.
"Tak apa, Kak," Sakura mengangguk sambil mengusap air matanya.
"Baiklah berjanjilah untuk pulang temui kami dirumah, jadilah Sakura yang baru dan maafkan ayah, obati rasa rindu ibu padamu." ucap Sasori.
"Tapi saat ini aku ...." ucap Sakura ragu.
"Sekarang kamu istirahat, tak apa yakinkan dirimu lalu pulanglah saat kau siap." ucap Sasori.
"Baik, Kak." ucap Sakura.
"Sekarang kakak akan pulang, aku punya kejutan saat kau tiba di rumah." ucap Sasori.
"Kejutan? Apa?" ucap Sakura penuh selidik.
Sasori hanya menjawab rasa penasaran Sakura dengan senyuman hangat.
"Kakak pulang ya," ucap Sasori sambil berjalan menuju pintu apartemen.
Sakura mengangguk dan mengantarkan Sasori hingga ke pintu.
"Bye Sakura, jaga dirimu." ucap Sasori mengelus puncak kepala Sakura.
Sakura tersenyum dan menutup pintu saat Sasori pergi.
Namun banyak keraguan meliputi hatinya, apakah sudah waktunya aku untuk pulang?
***
"Ibu bagaimana kondisi ayah?" Tanya Itachi sambil minum kopi yang dibawakan istrinya Izumi.
"Beberapa hari yang lalu ibu ke rumah sakit untuk memeriksa keadaan ayah, dokter Sakura mengatakan ayah sejauh ini baik-baik saja tapi dia sudah tidak bisa lagi melakukan perjalanan bisnis jarak jauh terlalu sering." ucap Mikoto.
"Ayah, sudahlah jangan keras kepala biarkan Sasuke menggantikan posisi ayah." ucap Itachi.
"Tidak bisa sebelum dia menikah, saat aku mengangkatmu menjadi CEO anak perusahaan sebelum menikah saja para pemegang saham sudah membuat ayah pusing, itu akan sangat beresiko." ucap Fugaku sambil menyesap tehnya.
Tak lama Sasuke datang dan ikut bergabung bersama keluarganya.
"Sasuke," ucap Mikoto ramah menepuk sofa sebelahnya agar Sasuke duduk bersamanya.
"Apalagi saat anak tak tau diri ini aku angkat menjadi CEO Uchiha Corp. yang ada aku keburu kena serangan jantung karena dia tak berniat untuk menikah." ucap Fugaku penuh sindiran kepada anak bungsunya.
Sementara Sasuke hanya diam tanpa berniat menanggapi sindiran ayahnya.
Itachi yang duduk bersebrangan dengan Sasuke, ia menatap Sasuke penuh arti.
"Apa?" ucap Sasuke sinis.
"Carilah istri, semua temanmu sudah menikah, Sai saja beberapa minggu lagi akan menikah, lalu kau? Sampai kapan kau membiarkan ayah bekerja keras?" ucap Itachi.
"Hn," jawab Sasuke.
"Sudah anata, Itachi, Sasuke hanya belum menemukan orangnya bukannya tidak akan menikah." ucap Mikoto sambil menggenggam tangan Sasuke mencoba mendamaikan situasi yang mulai memanas.
Sasuke hanya diam dan mengelus lembut tangan ibunya, dia sebenarnya sayang keluarganya terutama ayah dan ibunya, tapi aturan kuno tentang CEO harus menikah membuatnya kesal dan memutuskan membuat perusahaannya sendiri.
Tak lama Izumi datang dan mengajak Itachi suaminya ke kamar untuk mengajari anaknya.
"Sudah Sasuke sekarang kau ke kamarmu dan istirahat ya ...." ucap Mikoto.
Sasuke pun bangun dan berjalan, saat Sasuke berada tepat di dekat ayahnya dia berkata "Maaf," hati ayah dan ibunya seketika menghangat mendengar ucapan tulus Sasuke.
Next ....
KAMU SEDANG MEMBACA
Are you sure? (SasuSaku)
Romance"Tolong ya tuan jangan terlalu angkuh" "Dia calon istriku" This only fanfic Naruto always belong to Masashi Kishimoto Rated NC-18 (No Children -18) Cover photo from from pixiv Photo media randomly taken from Instagram mostly fanmade Written since 6...