_ 28 _

14 1 0
                                    

..... 07.02.20

.....

DI RUMAH JEZU

Jezu duduk di atas meja belajarnya, tangannya sibuk mengusak rambutnya yg basah dgn handuk.

Otaknya tak henti memikirkan ke kejanggalan yg ia rasakan beberapa jam yg lalu.
Tepatnya saat senior berbadan besar itu berada di dalam mobil bersamanya.

Pandangan senior berkacamata itu tdk pernah lepas sedetikpun terhadap Jhonatan sang paman.
Entah apa yg ada di fikirannya saat itu, yg jelas pandangan Gery mampu menarik perhatian  Jezu.

" jangan bilang, jika mereka ber 2 juga menyembunyikan sesuatu"

Jezu menghela nafas panjang.
Dia beranjak dan melangkah menuju kamar mandi, bermaksud menaruh kembali handuk yg ia gunakan untuk mengeringkan rambutnya nya yg  basah.

Saat itu juga ....

Tok .. Tok.. Tok...

Suara Pintu kamar di ketuk, membuat Jezu mengurungkan niatnya dan langsung berjalan mendekati Pintu dan membukanya.

( pintu di buka )

Terlihat Jhonatan sang paman tersenyum manis kpdnya.

" Au om, Ada perlu apa?..."
" Ah... Ini titipan dari Ibu mu "

Jezu melirik ke arah tangan Jhonatan yg saat itu mengulurkan paper bag.
Dgn perasaan bingung Jezu kembali menatap sang paman.

" e.. Kmn Ibu?..."
" Beliau pergi menjenguk nenek"
" lalu... Bagaimana dgn Ayah?.."
" Tentu saja ikut menjenguk bersama ibu mu "

Jezu menganguk2 tanda mengerti.

" Au... Kapan kau menerima tas ini?..."

Protes Jhonatan sedikit kesal.

" hehehe... "

Jezu segera mengambil alih tas kertas yg bertuliskan adiddas dari tangan sang paman.

" Apa ini?..."
" Entahlah, Dia hanya menyuruh ku memberikan ini pada mu "
" i see "
" kalau gitu, paman ke kamar dulu "
" ok "
" cepat tidur, sudah malam "

Jezu menganguk.

Jhonatan melangkah pergi ke kamarnya, sementara Jezu menutup pintu kamar dan langsung melangkah menuju kamar mandi menaruh handuk.

Jezu duduk di tempat tidurnya, dia sempat memperhatikan tas kertas yg sang paman berikan, sebelum kemudian dia tarus di samping meja belajar begitu saja tanpa berniat untuk melihat isi box biru di dalam tas tersebut.

Entah knp, sepertinya dia sudah tau apa isi dari box tersebut, tanpa harus ia membukanya.
Dia sangat yakin, jika di dalam box biru itu adalah sepasang sepatu sport berwarna merah yg dulu pernah sang ibu janjikan kepadanya.

Jezu hendak merebahkan tubuhnya di atas kasur, sebelum dering ponsel berhasil membuatnya beranjak berdiri dan melangkah ke arah meja belajar, dimana ponsel hitam itu ia letakan.

*** TRY TO LOVE ME  ***Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang