"Bang Reno,!" Sekarang Radit dan Reno sudah berada di atap,memang Reno menyuruh Radit untuk datang ke tempat ini karena dirinya ingin mengatakan sesuatu
"Lo cepet juga ternyata" ucap Reno meremehkan Radit "ada yang pengen gue omongin juga sama Lo bang" Reno menautkan alisnya bingung "Lo dulu aja deh bang Lo mau ngomong apa"
"Rayza udah mulai aksinya sekarang" Radit terkejut ternyata Reno sudah mengetahui hal itu 'apakah ada yang memberitahunya tidak tidak mungkin ada yang mengetahui tentang hal ini selain aku dan bang Reno' batin Radit
"Lo pasti bingung kenapa gue bisa tau" Radit kembali terkejut bahwa Reno bisa membaca pikiran dirinya saat ini "gue nggak bisa nuduh siapa-siapa lagi selain dia yang ngelakuin semua ini" Reno benar tidak akan ada lagi yang melakukan hal ini kalau bukan Rayza
"Terus gimana rencana kita bang,Rayza udah mulai rencananya" Reno menatap kosong pemandangan yang ada dihadapannya "kita harus bilang ini sama Vina"
"Percuma bang" Reno menatap horor ke arah Radit seakan mendesaknya untuk memberikan penjelasan "gue udah bilang sama Vina tadi dan dia lebih percaya sama Rayza ketimbang gue" Radit kecewa dengan sikap Vina tadi
"Sial,! Rayza udah ngambil hati dan kepercayaan Vina"
"Terus gimana sama rencana kita"
"Orang-orang kita masih ngikutin dia kan" Reno bisa melihat Radit mengangguk
"Kita tunggu aja kalau Rayza udah bener-bener keterlaluan kita bisa jalanin rencana kita" Radit kembali mengangguk dan berjalan pergi dari sana
"Dit,suruh orang kita cari tau tentang perempuan yang udah ngebantu Rayza" Radit kembali meneruskan langkahnya
--••--••--
"Vin,maafin gue ya gue nggak bermaksud buat nge fitnah cowok Lo" bel istirahat sudah berbunyi,sekarang Vina dan Radit sedang memakan baksonya di kantin sekolah
Vina masih terdiam dan memakan baksonya seakan dia tidak peduli dengan keberadaan Radit saat ini
"Ya ampun Vin,Lo bener-bener marah sama gue karena hal gitu doang" Vina berdecak kesal 'hal gitu doang'
"Dit,gue cuman nggak bisa ngeliat orang yang gue cinta lo tuduh kayak tadi" Radit sungguh frustasi dengan perempuan yang ada di hadapannya 'entah apa yang udah Rayza lakuin sama Lo sampai lo percaya banget sama dia Vin' batin Reno
"Yaudah gue nggak akan ngelakuin itu lagi,Lo maafin gue kan,?" Vina mengangkat bahunya seakan tidak tahu apa yang akan dia lakukan,sementara itu orang-orang tetap membicarakan gosip yang tidak jelas itu,terkadang mereka memaki dirinya, menyindirnya, dan juga Vina terkadang mendapat perlakuan fisik yang membuat beberapa tubuhnya sakit sekarang
"Cih....hancur lah Indonesia kalau anak muda sekarang mudah percaya sama berita yang belum tau kebenaran nya,!" Ucap Radit lantang yang membuat banyak pasang mata yang melihat kita berdua sekarang
"Kalian punya bukti apa humm sampai kalian maki dia,!" Semuanya kini terdiam Vina yang sedari tadi hanya diam dan tetap memakan makanannya kini dia sudah berdiri dan meninggalkan kantin
"Loh Vin,kok pergi sih" Radit mengejar Vina yang langsung pergi begitu saja,saat jarak mereka tidak jauh Radit langsung mencekal tang Vina dan menyuruhnya untuk berhenti
"Vin,Lo kenapa sih" Vina berusaha melepaskan cekalan tangan Radit "Lepasin gue,!" Radit masih tidak mengerti dengan perubahan sikap Vina padanya
"Lo nggak usah bantu gue kayak tadi,gue nggak papa kok di omongin kayak tadi,yang jelas dengan sikap Lo tadi malah bikin gue malu tau nggak,!" Ada apa ini niat Radit hanya untuk membantu gadis itu dan sekarang malah dia dituduh mempermalukan dirinya
Radit melepaskan cekalan tangannya di tangan Vina dan membiarkan gadis yang dihadapannya itu melakukan semuanya "gue bisa nyelesain masalah ini sendiri dit,tanpa bantuan Lo pun gue bisa,!" Vina langsung berjalan meninggalkan Radit yang masih terdiam di tempat melihat perubahan sikap Vina pada Radit
"Kita udah berapa lama sih Vin sahabatan sampe lo masih belum percaya sama gue" Radit makin kecewa dengan sikap Vina
Sementara itu seseorang yang melihat kejadian itu tertawa puas "bagus,si gagang pintu udah disingkirin tanpa gue berbuat apapun" ucapnya sambil menampilkan senyum devil nya
--••--••--
Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak kejadian tadi Radit dan Vina merasakan canggung,tidak ada obrolan setelah kejadian itu mereka berdua memutuskan untuk saling terdiam dan tidak mengeluarkan satu atau dua patah kata pun
Dan saat ini pun,mereka masih terdiam belum ada yang mau mengalah,setelah kelas kosong Radit langsung pergi dan tidak menghiraukan keberadaan Vina
Vina sungguh merasa bersalah tapi dia harus melakukan ini,saat Radit berjalan keluar dia berpapasan dengan Rayza yang sudah melihatnya dengan senyum yang meremehkan
"Di jauhin ya sama Vina,makanya jangan nuduh gue yang nggak-nggak deh" bisik Rayza,Radit langsung menatap laki-laki itu tajam
Vina yang melihat itu langsung membawa Rayza untuk pergi sebelum ada pertengkaran di antara mereka berdua
"Za,ayo pulang,!" Teriaknya
Rayza mengangguk dan dia kembali membisikkan sesuatu di telinga Radit
"Tenang gue bakalan gantiin posisi Lo kok" ucapnya sembari menepuk pelan punggung RaditRadit tak menghiraukannya dan langsung berjalan pergi meninggalkan mereka berdua
"Tadi kamu ngobrol apa sama Radit" Rayza hanya tersenyum
"Nggak ngobrolin apa-apa kok"jawabnya sembari mencubit hidung ku pelan
"Ih za sakit tau" omel Vina
"Lagian bikin aku gemes terus sih kamunya"
Blushhh lagi-lagi lelaki ini membuat pipi Vina sering kali menyemburkan warna merah
"Cie.....princes nya salting nih" gelak tawa Rayza memenuhi segala penjuru ruangan untung saja sudah tidak ada orang
"Eumm,za kamu nggak mau tau gitu siapa yang udah nuduh aku,?" Ucap Vina sembari jalan menuju tempat parkir
Rayza yang mendengar itu berusaha untuk tidak tegang bagaimanapun juga permainan ini belum berakhir Vina belum boleh mengetahui semua ini
"Kalau menurut aku sih,kamu nggak usah mentingin gosip nggak jelas gitu" Vina mendongakkan kepalanya untuk melihat jelas wajah Rayza sekarang
"Tapi aku capek za denger tuduhan dari mereka semua" keluh Vina dihadapan kekasihnya itu
Rayza hanya mengacak rambut Vina pelan tanpa menjawab keluhan Vina
Vina kecewa bukankah seharusnya kekasihnya itu tau akan perasaannya yang saat ini sedang dibicarakan yang tidak-tidak oleh banyak siswa dan siswi,paling tidak bilang ke semua orang kalau berita itu tidak benar dan mereka telah salah menilai dirinya sebagai wanita yang mengguna-guna Rayza hanya untuk cinta
Mereka sampai di tempat parkir,Vina terkejut ternyata Reno masih berada disana,setelah melihat Vina Reno langsung berjalan kearahnya
"Vin kita pulang bareng"
"Nggak ah bang,kan gue bareng Rayza" Reno melihat lelaki yang ada di samping Vina saat ini
"Papa mau ngomong sama Lo" Vina bingung bukankah ayah mereka sedang ada di luar negeri dan akan kembali dalam seminggu
"Eh...bentar bang kan papah ada di luar negeri" Reno bisa melihat Rayza yang sudah tertawa
"Udah pokoknya ikut gue,!" Vina melihat sorot mata Reno yang mengisyaratkan untuk tidak ada bantahan lagi
Vina menyerah dan langsung mengikuti langkah Reno untuk pulang bersamanya
.
.
.
.
.
.Jangan lupa voment nya ya
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother Is My Husband✓
Teen FictionTemukan keseruan di dalam cerita ini, meskipun author tau masih banyak yang kurang dalam menulis cerita ini [Jangan lupa follow ya^_^] -°-°-°- "Kebenaran adalah suatu hal yang harus diungkapkan, meskipun hal itu setaja...