18

3.4K 138 1
                                    

"Vina bangun,!" Vina yang merasa tidurnya sudah terganggu itu langsung membuka matanya

"Apa sih bang,Vina masih ngantuk ih" ucapnya sembari menarik selimut yang di pakainya menutupi seluruh tubuhnya

"Vina,! Ini udah sore nggak baik tidur jam segini" ucap Reno sambil menarik selimut yang dipakai Vina

"Abang ih,!" Kesal Vina sembari bangun

"Gue mau keluar sebentar,Lo jangan kemana-mana tetep di rumah" Vina yang masih setengah sadar itu menatap kakaknya yang ada di hadapannya

"Mau kemana bang,?" Tapi percuma saja pertanyaan itu hanya dijadikan angin lalu oleh Reno karena sekarang dia sudah berjalan keluar kamarnya

"Ah...tau lah"

Kruyykk kruyykk

"Eh ya ampun bunyi apaan tuh" Vina mulai menajamkan telinganya

"Lah...ternyata cacing di perut gue yang bersuara,makan dulu ah" Vina loncat dari kasur dan berjalan ke meja makan dan memakan makanan yang sudah disiapkan oleh Bi Inah

-•-•-•-

"Lo dimana,?"

"Gue di meja no 56,buruan sini cepet"
Reno menutup telfonnya,mencari sebuah meja yang diberi nomor 56, Reno bisa melihat Radit yang melambaikan tangannya

Setelah itu Reno duduk di kursi mejanya

"Dimana orangnya,?" Radit menggerakkan matanya ke arah meja di belakang

"Lo yakin itu dia,?" Radit menganggukkan kepalanya yakin

Reno melihat seorang laki-laki dan seorang perempuan yang memang sedang berbicara tapi mereka berdua sama-sama mengenakan pakaian yang tertutup padahal cuaca saat ini sedang panas,bahkan saat ini Reno pun tidak mengenali Rayza

"Mereka lagi bicara apa,?"

"Sejauh ini yang gue denger cuman masalah Rayza dan Vina,apa hubungan mereka lancar,belum ada tanda-tanda mereka membicarakan rencananya" Reno mengangguk-anggukan kepalanya

"Lo yakin kita nggak bakal ketahuan,?"

"Menurut gue sih nggak bang,karena posisi kita yang membelakangi mereka dan kayaknya mereka fokus banget sama pembicaraannya"

Reno dan Radit menajamkan pendengarannya

"Eummm,dis kalau kita udah balas dendam sama Reno apa yang bakal kita lakuin sama Vina"

"Gampang Lo tinggal putusin dan tinggalin dia" Rayza tampak sedikit bimbang

"Kenapa,?! Lo nggak mau ninggalin dia,?!"

"Ya ampun nggak gitu dis,gue cuman nggak tega sama dia" perempuan yang dipanggil dis oleh Rayza itu sedikit menghembuskan nafasnya kesal

"Jadi Lo nggak tega sama Vina,tapi Lo tega sama gue gitu" Rayza mengusap wajahnya kasar

"Iya ok,gue bakal tinggalin dia"

"Terus masalah Reno kita apain dia" lanjut Rayza

"Kita nggak usah mikirin dia,karena dengan kita nyakitin adiknya sama aja kayak nyakitin dirinya sendiri"

My Brother Is My Husband✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang