21

3.5K 154 7
                                    

Suasana tegang masih menghampiri keduanya,sementara Vina dengan santai dan mudahnya memainkan game sedangkan Radit dia berkali-kali memaki karena kalah

"Udahan ah Vin,!" Vina menoleh ke arah Radit dan meletakkan stik PS nya  lalu mengambil ponselnya "maksud gue bukan udahan mainnya Vin" Vina masih tidak peduli dengan perkataan Radit "gue mau kita berdua udahan berantemnya"

"Emang siapa yang berantem,?" Ucap Vina sambil matanya tetap tertuju pada ponsel "ya kalau kelakuan lo ke gue aja gitu gimana nggak gue anggap kalau kita berantem"

"Hmmm" tiba-tiba Radit mengambil tangan Vina dan menggenggam tangan Vina "Ayolah Vin....udahan ya marahnya" Vina hanya mengangguk

"Radit,!! Apa-apaan itu tangan lo megang-megang tangan Vina" Reno tiba-tiba datang dan duduk di tengah Radit dan Vina kemudian menatap tajam keduanya "kalian bukan muhrim,jangan pegang-pegang tangan gitu"

"Lah lo juga kan bukan muhrim bang,?" Reno langsung menatap tajam Radit lebih tajam dari yang sebelumnya "sialan Lo,! Udah ayo kita ke kamar"

"Bentar,!! Kalian mau ke kamar,mau ngapain bang,! Nggak boleh ngelakuin yang aneh-aneh ya,kalian berdua itu sama-sama cowok,ntar Vina cariin cewek yang cantik dan baik buat abang deh tapi jangan ngelakuin hal yang gitu dong,!" Reno dan Radit terdiam karena cara bicara Vina yang seperti sedang nge-rap tapi yang lebih membuat mereka terdiam adalah maksud perkataan Vina

"Gila lo Vin,! Udahlah ayo dit" Vina menarik tangan Radit "Yaudah gue maafin lo tapi jangan ngelakuin itu sama kakak gue ya" ucap Vina dengan nada memohon "Lo beneran maafin gue kan,? Janji,?" Vina mengangguk "kalau Lo udah janji nggak boleh ingkar ya,!" Vina kembali mengangguk, kemudian keduanya tertawa terbahak-bahak "Vin gue masih normal kali,! Gue cuman mau ngobrol doang sama bang Reno nggak ada apa-apa lagi"

"Yaudah kalau gitu gue ikut ya,?" Reno langsung mengambil tangan Vina "udah gue bilang kalian bukan muhrim jangan pegang-pegang lagi,ayo dit,!" Vina terpaksa melepas tangan Radit "Ya Allah, semoga nggak terjadi hal yang aneh di dalam sana, semoga mereka berdua kembali sadar,lindungi lah abang Reno, aamiin" ucap Vina sambil mengusap mukanya dengan kedua tangan

-•-•-•-•-

Di dalam kamar,Reno memberitahu tentang Gladis yang ada hubungannya dengan Rayza

"Jadi perempuan yang dia maksud selama ini itu Gladis" Reno tidak mengerti dengan perkataan yang keluar dari mulut Radit secara tiba-tiba "gue nggak paham,maksud Lo perempuan,?" Radit menggaruk lehernya

"Gue sebenarnya nggak diam selama ini dit,gue nggak mungkin santai disaat sesuatu hal datang ngancem gue kayak gini,gue terus cari tau tentang perempuan yang selalu sama Rayza akhir-akhir ini dan akhirnya gue tau kalau dia Gladis"

"Maksud lo,dia perempuan yang sekelas sama lo di SMP Pelita 1" Reno mengangguk "dan Lo tau kenapa Gladis sampe ngelakuin itu" Reno mengangguk

"Dia itu salah satu perempuan cantik di kelas dan dia juga masuk dalam ekskul dance di sekolah,gue akui dia cukup terkenal di sekolah dan pada saat itu dia nembak gue di tengah lapangan tiba-tiba, gue yang bingung cuman bisa nolak dia,gue nggak tau dia bisa dendam sampe segitunya sama gue" jelas Reno panjang lebar

"Dan apa rencana lo bang,?"

"Lusa besok ada acara pensi dan gue bakal bongkar semuanya"

"Dan tugas gue,?"

"Gue bakal kasih satu rekaman ke Lo dan gue minta lo puter rekaman itu" Radit mengangguk tanda iya sudah mengerti akan tugasnya

My Brother Is My Husband✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang