"ekhm... Pagi pah" Reno berjalan ke arah Anggara sambil membawa 2 kopi
"Eh, pagi Reno ada apa,?"
"Nggak pah Reno cuman mau ngobrol sama papah" ujar Reno sambil merebahkan dirinya di kursi dekat Anggara dan meletakkan 2 kopi tersebut di meja
"Ada apa,?"
"Gini pah, duh...gimana ya,??" Anggara menaikkan sebelah alisnya melihat Reno
"Bilang aja Ren.."
"Papah mau kan ikut aku sama Vina ke Kanada"
Anggara yang awalnya fokus pada laptop nya kini menutup laptop tersebut dan melihat serius Reno
"Jadi gini pah,, rencananya setelah Vina sama aku nikah aku mau tinggal di Kanada pah.."
"Papah mau kan tinggal bareng aku sama Vina"
Anggara masih diam dan belum menjawab permintaan Reno, dan membuat lelaki di hadapannya menjadi semakin ragu
"Kamu beneran mau papah tinggal disana,?"
"Iya pah aku beneran"
"Emang kamu nggak bisa tinggal di Indonesia aja ya Ren.." Reno semakin ragu dengan permintaan nya kali ini
"Maaf pah tapi Reno belum bisa percaya siapapun buat pegang perusahaan Reno.."
"Rencana nya kamu mau nikah kapan Ren.."
"Eumm Reno maunya pas ulang tahun Vina bulan depan pah"
Anggara kaget dengan penuturan Reno
"Secepat itu Ren... Emang kamu udah siap" Reno tersenyum tulus
"Reno selalu siap pah.."
Anggara meminum kopinya dan ikut tersenyum pada Reno
"Papah serahin semuanya sama kamu Ren...papah percaya sama kamu, masalah tinggal di Kanada biar papah pikirin dulu.."
Reno masih belum lega karena papahnya itu belum memberikan keputusan nya masalah tinggal di Kanada, Reno pun merasa bersalah karena permintaannya saat ini
Tapi memang benar Reno belum dapat mempercayai siapapun untuk memegang perusahaannya
"Vina belum bangun,?"
"Kayaknya belum sih pah"
"Tidur jam berapa tuh anak, kamu bangunin aja deh udah siang juga ini"
Reno berdiri dari duduknya kemudian pamit pada Anggara
Dia berjalan ke arah kamar Vina dengan pikirannya yang masih tidak karuan tapi setelah sampai di depan pintu kamar Vina sebisa mungkin Reno mengalihkan dulu segala pikirannya dan menampilkan senyum manisnya yang tidak sembarang orang dapat melihat keindahan itu
Tok tok tok
"Vin...bangun" belum ada jawaban apapun dari penghuni yang ada di dalam kamar itu
"Vin..." Masih belum juga
"Vin...bangun,!" Kesabaran Reno kian menipis dan langsung saja membuka pintu kamar Vina tapi secara perlahan karena takut Vina kaget
Setelah pintu terbuka sempurna, terlihat lah sosok perempuan yang masih tertidur pulas dan badannya pun masih terbalut oleh selimut
Reno hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Vina yang masih seperti dulu saat mereka masih SMA, Reno bahkan selalu mengancamnya karena gadis itu selalu lelet
Reno berjalan mendekati Vina, kemudian menarik selimut yang menyelimuti tubuh Vina
"Bangun sayang,,!!!" Vina kaget dan langsung terbangun
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother Is My Husband✓
Teen FictionTemukan keseruan di dalam cerita ini, meskipun author tau masih banyak yang kurang dalam menulis cerita ini [Jangan lupa follow ya^_^] -°-°-°- "Kebenaran adalah suatu hal yang harus diungkapkan, meskipun hal itu setaja...