(1)

11.9K 453 1
                                    

"Huft akhirnya si manusia es udah pergi" ucapnya sambil menghembuskan nafasnya kasar.

"Eh dit, Lo ngejek dia dihadapan adiknya sendiri nggak salah Lo,!" Ucapku sambil berjalan menuju kelas

"Vina ih canda elah," ucapnya sambil mengacak rambut ku.

"Eh eh eh apaan nih benerin nggak,, gue udah capek ngerapihin malah diacak-acak lagi sama Lo,bangke emang,!"

"Eh si aduh,,galak bener mba lagi pms Lo,,!!"

"Paan sih nggak jelas"

Radit dengan ku sebenarnya sudah kenal lama bahkan orang tua kita saling mengenal, jadi tak heran kakakku selalu mempercayainya untuk menjaga ku walaupun itu hanya untuk mengantarkan aku menuju kelas. entah apa yang akan terjadi jika sehari saja aku tidak diantar oleh mereka berdua, seperti akan terjadi sebuah masalah besar saja,!

"Eh eh dit itu kak Rayza bukan,,??"

"Mana sih" ucapnya yang masih bingung.

"Itu yang lagi latihan basket"

Radit melihat ke arah lapangan dan disitu sudah ada Rayza dengan teman-teman nya yang sedang berlatih basket entahlah mungkin akan ada perlombaan.

"Iya itu kak Rayza"

"Yaudah gue du-" ucapku terhenti ketika tangan Radit mencegah ku untuk kesana. Aku menatap ke arah Radit dengan tajam

"Lo nggak liat di sana ada siapa lagi"

Mataku kembali melihat ke arah lapangan dan mencari siapa yang dimaksud oleh Radit sampai akhirnya mataku menangkap seorang gadis yang sudah berdiri di samping lapangan dengan menampilkan sebuah senyuman yang amat manis. Rambutnya tergerai bebas dengan polesan make up yang tipis di wajahnya, 'dia sangat sempurna' ujarku dalam hati.

"Ada kak Raina disana,Lo mau dikatain ganjen" aku menggeleng kan kepalaku pelan.

Kak Raina adalah salah satu orang yang juga menyukai kak Rayza. Wajahnya yang terbilang cantik dan tubuhnya yang goals banget ternyata tak mengubah status nya menjadi 'pacar dari Rayza' seorang ketua tim basket SMA RANGGANA yang sudah melelehkan semua wanita di SMA ini termasuk diriku. Setelah kita tau bahwa kak Raina juga menyukai kak Rayza kita semua memilih mundur karena kita tak akan mungkin menang dengan kak Raina, tapi siapa sangka ternyata kak Rayza tidak menerima cintanya entah apa yang ada di fikiran kak Rayza sampai-sampai menolak kak Raina yang sebenarnya banyak di puja oleh para pria di SMA. Seandainya mereka berdua menjadi pasangan mungkin akan menjadi pasangan terfavorit karena keduanya sama-sama memiliki fans yang banyak.

Wajahku berubah menjadi cemberut karena niat awalnya akan menghampiri kak Rayza terhalang karena adanya kak Raina disana.

"Udah nggak usah gitu mukanya ntar jeleknya nambah sumpah, bwhahahahaha" ucapnya tertawa Dengan keras dan dihadiahi sebuah tamparan dari ku.

PLAKKK!!!!

"Aduh~gila sakit Vin" ucapnya sambil mengelus wajahnya. "Ntar wajah gue yang ganteng ini ternodai"

"Najis!Lo sama kak Rayza aja masih gantengan kak Rayza dit" ucapku sambil menunjukan muka jijik karena ucapan dari Radit.

"Kalau kakak Lo sama kak Rayza gantengan mana Vin" ucapnya sambil tersenyum jail.

Aku membeku di tempat ku.

"Mampus Lo Vin, nggak bisa jawab kan" aku langsung berjalan menuju kelas dan meninggalkan Radit yang masih tertawa dibelakang.

Selama pelajaran berlangsung aku banyak diam dan tidak fokus dengan pelajaran.

"Suka sama orang boleh tapi jangan sampe ngehambat pelajaran Lo Vin" ucap seseorang yang duduk di sampingku.

"Apaan si nggak jelas banget Lo,!" Ucapku tegas.

"Alah jangan bohong sama gue Lo masih kepikiran yang tadi pagi kan"

"Nggak kata siapa,,gue nggak lagi mikirin apa pun kok" ucapku sedikit gelagapan. 'sial ternyata sekarang Radit mulai bisa membaca pikiran orang' batinku.

"Lo pasti lagi mikir kenapa gue bisa tau ya kan" ucapnya sambil tersenyum jail.

"Nggak,!" Ucapku dengan menaikkan satu oktaf dari biasanya.

"Vina, kenapa kamu berteriak" ucap seseorang yang membuat mata semua orang menatapku.

"Ah..nggak Bu maaf" ucapku tersenyum kikuk.

'oh Shit,! Radit bener-bener pengen di tampol emang' batinku.

Hari ini aku ke kantin sendirian karena aku masih kesal dengan Radit karena sikapnya tadi membuatnya dimarahi oleh guru. Teman lainnya jangan tanya karena sebenarnya aku tidak memiliki teman selain Radit. Menjadi seorang adik dari seorang most wanted di sekolah juga membuat ku mengurungkan niat untuk memiliki teman, karena bagiku mereka semua itu fake friends yang gunain gue cuman buat deket sama kakak gue.

'Buruk banget yakkk nasib gue' ucapku pelan sambil menatap kosong ke arah meja kantin tapi tiba-tiba ada yang menaruh 2 mangkok bakso dan 2 gelas es teh di meja.

Mataku terbelalak kaget melihat siapa yang menaruh makanan beserta minuman ini di meja.

"Loh Bang Reno,,!" Ucapku kaget.

"Kenapa lo kaget ngeliat gue" ucapnya sambil mendaratkan bokongnya pada kursi di hadapan ku.

Aku sedikit menggeser bangku ku ke arah belakang. Entah lah walaupun dia kakak ku tapi aku seolah merasa aneh jika dekat dengannya.

"Radit kemana,?" Ucapnya setelah melihat muka tegang ku.

"Ah.... Radit ya" aku menggaruk kepala ku yang sebenarnya tidak gatal itu.

"Dia gue tinggal" Reno langsung berhenti memakan baksonya setelah mendengar perkataan ku dan mulai menatapku untuk mendengar kelanjutannya.

"Ah....habisnya dia gangguin gue bang pas lagi di kelas mana gue langsung dimarahin sama guru gara-gara dia." Ucapku kesal dan pipiku mulai menggembung. Dan Reno hanya ber'oh'ria ' ih sumpah gitu doang respon nya' batinku

*

Reno tersenyum tipis saking tipisnya tidak terlihat oleh Vina yang masih memakan baksonya dengan wajah yang cemberut karena kelakuan kakaknya itu yang hanya menanggapi ucapan kekesalannya itu dengan ber'oh'ria saja.

"Lo harus baikan sama Radit" Vina langsung menatap kakaknya itu yang memecah keheningan di antara mereka berdua. "Nggak bisa, gue nggak bakal mau baikan lagi sama dia, dia itu udah buat gue kesel banget bang,!"

"Terus Lo bakal sendirian terus gitu di kantin, gue nggak bakal setiap hari makan berdua sama Lo gini ya" Vina tau maksud kakaknya ya memang ia jarang makan bersama kakaknya di kantin sekolah karena Reno tak ingin saat Vina dan Reno sedang makan banyak orang yang melihat mereka, dan Reno yakin pasti Vina merasa risih karena dipandang seperti itu.

"Iya iya ntar gue ngomong deh sama si Radit" ucapku kalah. Yang langsung dihadiahi acakan rambut oleh kakaknya itu.

Vina menatap wajah kakaknya itu dalam. Ya memang kakaknya itu sangat tampan tak salah dia mendapat gelar most wanted di sekolah ini, tapi karena sifat cueknya ini banyak yang mulai kesal dengannya berbeda dengan kak Rayza yang memiliki sifat ramah dan sering senyum tak heran jika banyak wanita yang meleleh karena nya. ketampanan mereka berdua itu 11 12 lah hanya saja sifat mereka berdua yang berbeda.

"Yaudah balik ke kelas cepet, ntar pulang gue tunggu di parkiran seperti biasa Lo nggak keluar dalam waktu 15 menit Lo gue tinggal" Vina mendengus kesal mendengar perkataan kakaknya itu. Dan memutuskan untuk pergi ke kelasnya karena bel sebentar lagi akan dibunyikan.

****
Semoga semakin tertarik dengan cerita ini ya. Dan jangan lupa untuk like dan vote cerita ini supaya aku nya semangat nih buat nulis ceritanya.

Jangan lupa juga buat kasih tau cerita ini ke temen-temen kalian juga ya.....

My Brother Is My Husband✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang