_____
Khayalan ku terlalu tinggi, dengan ini aku berharap kamu mau mengabulkannya menjadi sebuah kenyataan yang tak pernah di sangka-sangka, semoga.
_________
Malam memperlihatkan keadaannya yang tak ada satupun bintang dan bulan yang menyinarinya, membuat siapapun yang ingin menikmatinya harus bepasrah melihat kesunyiannya.
Di taman rumah sakit sudah Clara, Nata, Vanno dan Revan.
Dan di dalam ruangan sudah ada Joane, Mona dan Aleta yang sudah menjadi sahabat antara hubungan pertemanan anaknya.
"Van" panggil Clara menutup ponselnya.
Sontak Revan dan Vanno menuju pandangan ke Clara.
"Revan... Sorry Van.."
"Apaan" ketus Revan.
"Gue mau bicara dan lo harus jawab jujur"
"Apaan sih lebay amat lo"
"Sebenernya lo pernah suka gak sih sama Atha?"
Nata dan Vanno hanya melihat dan saling melempar pandangan aneh.
"Sama sekali enggak" jawabnya datar.
"Apa lo tau? banyak orang yang suka sama Atha tapi dia tetep milih lo dan ngejar lo tanpa lo hargain sama sekali?" tanya Clara serius.
"Tau aja" Revan mengubah mimik wajahnya menjadi bersalah.
"Terus, kalo lo tau kenapa lo masih kayak gini coba?" bentak Clara ngotot.
"Ya karna gue gak cinta" entah apa yang membuat Revan merasa sangat sakit mengucapkan rasa ini.
"Lo yang bener dong Van, bayangin aja lo di posisi dia gimana, apalagi dia cewek" kesal Clara melotot.
"Tenang aja gue pernah ngerasain, dan emang kalo dia cewek ngapa!" Revan bertanya dengan senyuman tak pedulinya.
"Gak pekaan banget lo sumpah dah, bingung gua" Clara mengacak rambutnya frustasi.
Lalu melirik kepada Vanno dan Nata yang menatap canggung. "Lo berdua kenapa lagi"
"G-gue ?" tanya Vanno gugup.
"Nafas" sahut Nata spontan.
Mereka semua diam dan melirik ke arah Nata yang dengan santainya menatap balik.
"Ke atas yuk" ajak Nata menutupi kecangnggungan yang ada.
"Yaudah yuk, bisa-bisa Atha jadi patung di gerumbungin sama emak-emak." jawab Clara.
"Dingin banget sih gilaaa" Nata meringis mengangkat pantatnya yang tadi sedang terududuk.
Revan masih diam dan bersandar di kursi itu, menyilangkan kedua tangannya dan diam.
Vanno mengangkat tubuhnya tepat di samping Nata, merangkulkan jaketnya di tubuh gadis cantik itu.
Clara yang melihat hanya melongo dan diam, sejenak ia arahkan pandangannya ke arah Revan, namun Revan hanya mengendikkan bahu tak peduli.
"Makasih" ucap Nata lalu berjalan lurus mendahului 3 manusia yang masih terdiam di tempatnya masing-masing.
Clara mengarahkan pandangannya ke arah Atha dan menyenggol sedikit kaki Revan mengode untuk mengikuti mereka yang sudah mau masuk ke dalam ruangan.
"Gak" jawab Revan tau kode Clara.
"Yaudah terserah" Clara membentak dan meninggalkannnya.
Revan merasa jauh sekali dengan Atha, sudah 2 kali berturut-turut ia di rumah sakit, namun Revan enggan memunculkan batang hidungnya di depan Atha yang terus menanyakan kabarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart disclosure [completed]
Roman pour Adolescents[Proses Revisi] Revan, aku menunggumu, menerima rasa yang sudah amat berat ini - Arrma Athalia. Sebuah penundaan pengungkapan hati dengan proses yang lama begitu juga sangat menyakitkan dan mengaharuskan seseorang gadis harus bertahan demi membuat...