________
Memang tak ada bedanya, mengejar dan memilkimu mengapa sama-sama menyakitkan, apa cintamu tak setulus perkataan mu kemarin?'
_______________
Malam itu juga Stella mendatangi Atha yang menekuk wajahnya disofa sambil menunggu Revan menjemputnya.
Emang dia tau rumah Stella? batinnya sebelum menyadari Stella sudah ada dihadapannya.
"Hai kak, apakabar?" Stella ikut duduk disamping Atha.
"Kok lokesini? gak belajar emang?" basa basi Atha, sedikit kesal dengan bocah ini karena mamanya telah membuat kecewa Aleta, dengan alasan hanya kerabat kerja bersama ayahnya, juga kejadian waktu itu.
"Hehe enggak kok, aku cuma mau ngobrol aja sama kakak, udah rapi gini mau kemana kak?" Tanya Stella melihat dandanan gadis cantik ini sudah rapi.
Bukan urusan lo batinnya geram. "Nungguin temen kakak, kalo mau ngobrol ya ngobrol aja"
"Oo gitu, jadi sebenernya kak, aku tuh lagi sedikit kagum sama seseorang, jadi aku bingung gimana nyatainnya" ucapnya nyelonong polos, namun Stella sedikit sungkan berbicara dengan menyebut nama Revan, jadi ia tak mau mengucapkan namanya, takut Atha marah seperti semalam.
Stella adalah gadis lugu disekolahnya, baru kali ini ia menyukai seseorang sangat tulus, Atha yang beberapa hari lalu sempat terbesit bahwa Stella mengangumi Revan seketika melupakan itu dengan mudahnya.
Atha mengangguk tak acuh, "Ya ungkapin aja kali" ucapnya masa bodoh.
"Tapi aku takut kak, dia sempet nganterin aku karna aku kemarin jatuh disekolah, dia itu cuek tapi solidaritasnya tinggi banget" Stella menatap binar Atha, membuat Atha sedikit mau mendengarkannya.
"Nah tuh dia perhatian sama kamu, positif thinking aja ya!" tegasnya singkat.
Memang beberapa hari lalu Revan mengantarnya pulang, namun Stella terlalu terbawa perasaan.
"Soalnya kamu kan anak baik, jadi berbuat baik aja supaya dianya bisa menilai kamu dengan baik, makanya jadi orang baik, dan jangan sekali-kali merusak sesuatu yang seharusnya indah dengan perilaku buruk kita, gitu aja sih menurut aku" sindir Atha sedikit membesarkan volume bicaranya karna Ghista sepertinya sedang mendengarkan pembicaraan mereka dengan diam-diam.
Stella diam mendengarkan Atha berbicara ia sesekali mengangguk paham, seperti kakak yang sedang menasihati adiknya.
Ghista tiba-tiba menghampiri mereka dengan wajah anggun nya "Stella mama keluar dulu ya, Atha tante mau pergi, tolong tante titip Stella sebentar karna bibi lagi keluar juga"
Atha mendesis kesal "Saya juga mau keluar, jadi Stella gimana?" Atha menoleh kearah Stella yang diam dan saling menatap.
"Yasudah kalau begitu, Stella? kamu berani kan dirumah sendiri?" tanya Ghista lembut.
"Tenang aja ma, Stella kan udah gede hehe" Ia terkekeh.
Om Jhony gak ada dirumah? aneh banget.
"Tante emang mau kemana? kan udah malem?" tanya Atha memancing.
"Tante ada yang diurus, maaf ya tante tinggal dulu, udah ditungguin soalnya, Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" merekabmenjawab bersamaan.
Dih paling ngeluyur doang! Atha menekuk wajahnya. Setelah mobil Ghista keluar tak lama datangah mobil putih mewah itu dihalaman rumah Stella.
Keduanya sama-sama terkejut,
Kok dia tau rumah Stella??kan gue belum kasih tau alamatnya, -batin Atha.
Kan? mobil kak Revan? ngapain dia kesini?-binguny Stella.
KRING!!!
Revan: Gue udah sampai nih, lo didalem kan? gue masuk.
Tak lama kemudian Revan masuk kedalam seakan sudah sering saja kesini.
"Hai.." sapanya lembut.
"Kak Revan!" ucap Stella dengan wajah berbinar. Saat itu Atha sedang ada di belakang Stella yang sedang berdiri juga melihat kedatangan Revan.
Atha menajamkan tatapannya, cemburu? sangat cemburu, dikira Revan sedang menyapa dia? Salah! Revan sedang menyapa kekasihnya, yaitu Atha.
Revan mengerutkan alisnya melihat Stella yang sepertinya sangat antusias dengan kedatangannya, mereka saling menatap, Revan melihat kilau kemarahan dari mata Atha saat Stella denganya saling berpandangan.
"Ini yang nganter lo pulang semalem?" Atha menoleh kearah Stella sambil menujuk wajah indah itu.
"Iya kak" Stella mengucapkannya dengan apa adanya, sambil tersenyum senang, apa dengan siraman makanan dimakanananya belum cukup membuat gadis lugu ini sadar?
"Kakak ngapain kesini?" Stella tak lagi menghiraukan Atha dan tak melihat begitu sebalnya Atha dengannya.
"Jemput cewek gue, Yuk Tha, lama amat lo elah!" Revan berusaha mencair kan suasana.
Hati Stella seakan diremuk dan hancur seketika, matanya berkaca-kaca lalu ia duduk disofa dengan menunduk dan mengigit bibirnya.
Jadi Kak Revan pacaran sama Kak Atha?
"Kamu nganterin dia? kenapa lo gak jalan bareng dia aja sekarang!" Atha merasa kecewa, ada sebuah ingatan yang terbesit, saat Revan membuat alasan bahwa ia tidak bisa mengantarnya. Ternyata ia mengantar Stella.
"Ya kan gue cuma bantuin dia yang lagi kesusahaan, emang salah?"
"Lo gak usah bohong sama gue! lo suka kan sama dia! lo bikin alasan buat lo gak bisa nganter gue" maki Atha dengan marah.
Revan mendekati Atha, saat itu mereka bertatapan dibawah Stella yang sedang menuduk, jadi intinya Stella sedang berada ditengah mereka yang sedang beradu pandang. Stella hanya bisa melihat dari bawah, sangat dekat.
"Lo gak boleh ngomong kayak gitu, seburuk apapun gue, gue tetep pacar lo kan?" ucap Revan menajakam ucapannya namun dengan volume yang kecil, tetapsaja bisa terdengar oleh Stella yang meneteskan air matanya.
"Lo hancurin kepercayaan gue, gue gak mau ketemu lo lagi" Atha mendorong Revan hingga hampir saja oleng.
"ATHA!" bentaknya sambil mencengkram tangannya kuat.
"Kenapa lo ngomong gitu? gue sayang sama lo" ucap Revan tulus.
"Lebih baik lo suka sama anak penghancur keluarga gue itu!" ucapan tajam itu keluar dengan mulusnya membuat Revan maupun Stella tercenung hebat.
PLAK* Tamparan kejam ini melayang.
Atha refleks memegang pipinya, kedua kalinya Revab melakukan ini? astaga sangat hancurnya hatinya saat ini.
Atha begitu menatap tajam Revan ,Revan terlihat gugup, ia bahkan memandang telapak tangannya sendiri.
"Tha, dengerin gue dulu" Revan mendekat, namun gadis itu justru menangis, Stella melihat berdebatan ini, apakah ini semua salah Stella? ia rasa begitu.
"Kak, udah! aku minta maaf!" Stella berbicara dari tempat berdirinya.
Revan justru bingung sekaligus marah "Inget ya lo, gak usah lo ngomong macem macem apalagi sok sokan deketin gue!" ucapnya ganas pada Stella.
Stella pergi, ia merasa malu sekaligus merasa bersalah, salahkah dia mencintai Revan? jelas salah karna Atha sudah memiliikinya.
"Udah puas?" tanya Atha tersenggal senggal.
"Maafin gue, gue emang gak pantes buat lo, dan sekarang lo harus ikut gue untuk liat fakta yang ada" ucap Revan sungguh-sungguh.
Hati Atha semakin berdegub kencang, apakah sebuah permainan itu benar adanya? apakah Revan benar benar akan mengakui apa yang dikatakan hatinya dulu? pura-pura mencinta? semoga tidak.
TBC
'
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart disclosure [completed]
Teen Fiction[Proses Revisi] Revan, aku menunggumu, menerima rasa yang sudah amat berat ini - Arrma Athalia. Sebuah penundaan pengungkapan hati dengan proses yang lama begitu juga sangat menyakitkan dan mengaharuskan seseorang gadis harus bertahan demi membuat...