10•-Berharap

2.2K 126 6
                                    

____

Terkadang diri ini terlalu berharap lebih.

__________

Atha duduk bersama Clara dan asik berdua tenggelam dalam perbicangan akrab dengan sahabatnya itu.

"Btw Clar, lo masih gak mau nih nyari pacar gitu?" tanya Atha, memadang intens.

Clara menghela nafas, "Yaelah tha, mikirin pelajaran aje gue puyeng ditambah cowok yang gunanya buat nyakitin hati mulu hah?"

Seketika para cowok yang ada di kelas itu menoleh dan menatap tajam Atha dan Clara, kecuali hanya Revan yang sibuk dengan game nya.

"Bego lo, kenceng banget lagi ngomongnya" Atha memukul paha Clara, ia pun meringis kecil.

"Anjir kaget"

"Hmm, tapi gue bingung Clar, Revan sampe sekarang tetep aja gini terus, seakan perjuangan gue selama ini sia-sia" Atha meletakan kedua kepala di atas meja sambil menatap lelaki yang bisa menggelamkan rasanya sedalam ini.

Clara hanya diam, dia tiba-tiba memanggil Nata yang sedang asyik dengan Adit untuk ikut bergabung.

"Nat, Sini lo mah bucin mulu" seru Clara menggerakkan tangannya.

Akhirnya Nata ikut mendudukkan dirinya disamping Atha sambil menaruh ponselnya meja.

Senyum tipis terlihat dari wajah Atha, berharap kedua sahabatnya ini bisa menutupi luka di hati ini.

"Eh iya bokap ma nyokap gue ada urusan keluarga di Bandung jadi mereka gak dirumah, gimana kalo lo berdua nginep aja dirumah gue" Atha menegakkan badannya dan menatap kedua pasang mata sahabatnya itu.

"Wah iya itu, kan lama nih kita gak ngumpul gitu" ucap Clara senang.

"Ah kalian, tapi g-gue—." Nata menatap.

"Lo kenapa?" Atha menaikkan alisnya bingung.

"Takut gila" ucap Nata menatap kebawah.

"Hah? maksud lo?" tanya Clara.

"Kan kalo gue deket ma lo berdua otomatis gue jadi gak waras" Nata mendonggak dan tertawa.

"Ah kampret lo kirain apa!" kesal Atha dan tertawa.

Nata tertawa dan kembali hanyut dalam perbincangan.

Mereka kembali berbincang, dan mengikuti kegiatan sekolahnya dengan suasana menyenangkan dan juga serius dengan pelajaran yang di ajarkan oleh guru.

* * *

Atha membereskan rumahnya, kedua orang tuanya sudah berangkat saat Atha masih disekolah.

"Hemm, apa gue beli makan dulu ya?" tanyanya bingung "atauu, gue minta tolong pak Ojo aja ya?"

Atha menuruni anak tangga dan bergegas keluar memberikan kertas belanjaan ke satpamnya untuk meminta tolong membelikan keperluannya.

"Ini aja non?" tanya pak Ojo.

"Iya pak, kembaliannya ambil aja hehe" senyum Atha.

"Oke" kata pak Ojo sumringah.

Atha kembali membereskan rumahnya walaupun sudah di bersihkan Bibi namun ia tetap mau membersihkan rumahnya karena mood nya sedang baik.

Ia kembali ke kamar dan merebakan sejenak tubuhnya lalu menutup sejenak matanya, saat ia terlelap dalam mimpi ia melihat sosok yang selalu ia rindukan, dan mengatakan 'Maafin gue' matanya berbinar indah.

Seketika matanya terbuka lebar.

"REVAN!" pekiknya kaget.

Ia tak tau kenapa semua itu muncul dalam kegelapan itu? apa yang terjadi? apa ada sesuatu yang ia tidak ketahui? apa Revan telah melakukan perbuatan yang salah hingga ia mengucapkan kata maaf?

"Amnesia banget sih lo tha, banyak kok salah Revan, jahat dia tuh" teriak Atha histeris.

Ia kembali turun kebawah dan melihat Pak Ojo sudah membawakan seseuatu yang ia pesan, yaitu ada beberapa makanan dan cemilan untuk Nata dan Clara.

Mereka juga sudah merencanakan akan menonoton film di rumahnya, mengasikkan, dan menghabiskan waktu yang ada dengan sahabatnya.

Kini Atha ingin membersihkan tubuhnya dan ingin segera makan makanan yang di siapkan Bi Inah, karena perutnya sudah lapar dari tadi.

"Wahh enakk nihh" seru Atha pada Bibinya.

"Ayo non makan dulu" ujar bi Inah senang.

"Siap deh bi, makasih bi" Atha terseyum.

Suara bel berbunyi, membuat Atha yang sedang menikmati makanannya berlari kearah pintu dan bersorak senang.

"Yeyy kalian dateng jugga!" teriak Athasembari membuka pintu.

Matanya melotot lebar.

"Lohh? Revan?" ia terbeblalak kaget namun terseyum bangga.

"Lo kesini? ayo yo masuk" ia menarik lengan lelaki tampan itu masuk.

"Gak usah!" tolak Revan datar.

"Loh terus ?" Atha mengerutkan Alisnya.

"Nih buat lo" Revan menyerahkan buket bunga yang ia sembunyikan di belakang di tangan kanannya dan juga boneka beruang putih nan lucu dan tentunya coklat kesukaan Atha.

"Hah? ini semua b-buat gue?" Atha menunjuk dirinya tak percaya.

Tak ada satupun kata yang bisa mengungkapkan sebahagianya Atha saat ini.

"Ya" Revan membalikkan tubuhnya dari gadis cantik itu lalu pergi.

"Revan tunggu" Atha menyeru.

Lelaki itu menghentikan tubuhnya kini Atha sudah ada disampingnya.

"Kenapa lo kasih gue ini?" tanya aja bingung namun matanya tak bisa berbohong bahwa ia sangat bahagia.

Revan tak menghiraukannya tatapannya tertuju kedepan dan Atha masing memandangi wajah ganteng itu.

"Gue balik dulu" pamitnya berjalan ke arah motor besarnya tanpa memandang Atha.

"Hati-hati!" teriak Atha.

Dan Revan melajukan motornya seketika menghilang dari pandangan Atha.

Atha masuk kedalam rumahnya dengan wajah merah padam dan masih bingung dengan ini.

Kamu selalu memberi perlakuan yang tak disangka dan tak disangka semua itu membuat rasa ini semakin menjadi-jadi.

TBC!

Jangan lupa vote and comment

Heart disclosure [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang