Kesalahan Hati VII

5.2K 650 114
                                    

Perhatian keras :
Untuk kamu yang nggak suka dan merasa muak dengan cerita bertele-tele dan garing segaring kerupuk jengkol ini, tolong ... tolong yaaaa, pergi dan cari bacaan lain, jangan buat komen sampah di sini yang buat aku cari-cari aplikasi tabok online.

Kalau mau kritik boleh, tapi yang manusiawi. Kamu manusia kan bukan hewan?

Sekian.

***

Tak terasa sudah enam bulan berlalu, hubunganku dengan Gilang tak pernah membaik. Mulut pria itu masih saja menyerangku tanpa belas kasih, bahkan ketika kami sedang di atas ranjang sekali pun. Ya, kegiatan panas itu sering kami lakukan, meski terkadang pria itu bergerak sambil mengumpat, mancaci diriku yang menurutnya tak berharga.

"Hei ... melamun lagi?" Dean mengibaskan tangan jengah.

Aku meringis tak enak. "Maaf," ucapku pelan.

Dean menghela napas panjang. "Apa Gilang memperlakukanmu dengan baik?" tanyanya.

"Ya," jawabku dengan senyum kikuk. Aku dan Dean memang tak pernah bertemu lagi sejak pesta pernikahanku, kabar yang kudengar ia kembali menetap di luar negeri, daan hari ini adalah pertemuan tak sengaja kami setelah berbulan-bulan berlalu.

Pria itu menatapku penuh selidik, begitu tak yakin dengan jawabanku. Sesaat kemudian ia menghela napas, lalu menghempaskan punggung pada sandaran kursi. "Kamu tahu, Mellysa, sejak dulu aku sudah menyukaimu," lirihnya parau.

Aku mendongak dengan perasaan terkejut. "Apa ... apa maksudmu?" tanyaku tak percaya.

"Sejak dulu, sebelum kamu bersama si brengsek itu, aku sudah menyukaimu, Mellysa."

Brak ...

Aku memekik kaget ketika sesosok pria yang selama ini telah menjungkir balikkan hidupku berdiri di antara kami dengan wajah merah padam diliputi emosi tingga, tangganya mengepal erat setelah tadi meninju permukaan meja.

"Jadi ini yang kamu lakukan di belakangku?" desisnya tajam.

Aku spontan menggeleng, tak tenang dengan pemikiran pria yang itu yang pastinya akan menuduhku.

"Pulang!" Pria itu menggeram sambil menarik pergelangan tanganku.

"Oh, wow, tenang, Bro, dia datang bersamaku, dan pulang juga begitu." Dean berdiri dengan gaya santai.

Gilang menatap pria itu tajam, rahangnya mengeras sempurna. "Aku sudah memperingatkanmu untuk tak mendekati istriku!" hardiknya.

Dean tertawa mencemooh. "Istri? Memangnya kau memperlakukan dia seperti pasangan? Kurasa tidak."

"Tutup mulut brengsekmu itu, sialan!" geram Gilang tajam.

"Tentu, aku juga malas berdebat denganmu. Tapi ngomong-ngomong, mellysa sebentar lagi akan melahirkan, itu artinya ... perceraian kalian sudah di depan mata." Pria itu menyeringai. "Setelah itu, aku yang akan menggantikan posisimu."

"Bajingan!" Gilang melayangkan tinju pada Dean, membuat pria itu jatuh tersungkur. Tak berhenti di sana, pria itu meletakkan sepatu hitam mengkilatnya tepat di atas dada Dean.

"Ini peringatan terakhir, jika kau masih mengganggu Mellysa, maka aku akn dengan senang hati menghancurkan hidupmu, adikmu, dan juga ibumu," desisnya tajam.

Setelah itu, ia menyeret tubuhku meninggalkan area taman yang cukup sepi itu, meninggalkan Dean yang tersungkur tak berdaya di sana.

SEBAGIAN DI HAPUS
EBOOK SUDAH TERSEDIA DI PLAYSTORE

Romantic Short Story [SUDAH DIBUKUKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang