Married With Tsundere - Meporak-porandakan Jiwa (Repost)

4.6K 309 10
                                    

Laras terbangun di sebuah ruangan serba putih, kepalanya masih terasa pusing luar biasa. Wanita itu berusaha untuk duduk, menyapu pandangan pada suasana sepi yang menyelimuti. Diliriknya jam dinding yang menunjukkan pukul delapan malam. Laras mengernyit, selama itukah ia jatuh pingsan?

Suara pintu berderit membuat wanita itu menoleh, seorang pria berjas putih masuk bersama dua orang perawat di belakangnya.

"Nyonya Laras, bagaimana perasaan anda?" tanyanya ramah.

Wanita di atas ranjang itu meringis. "Kepala saya pusing," sahutnya pelan.

Sang dokter tersenyum kecil. "Hal itu biasa dialami ibu hamil pada trimester pertama, saya sarankan Ibu untuk jangan terlalu stress dan kelelahan."

"Ha ... hamil?" tanya Laras terbata, diselimuti keterkejutan luar biasa.

"Ya, selamat. Sebentar lagi anda akan jadi seorang Ibu."

"Ba ... bagaimana bisa?" Perasaan Laras campur aduk karenanya. Bukan ia tak senang, hanya saja hubungannya dengan Jonathan sudah dalam ambang kehancuran. Lalu, bagaimana dengan nasib bayi yang dikandungnya ini?

Apalagi saat ini kekasih pria itu telah kembali. Laras ragu Jonathan akan menerima keberadaan bayi ini dengan lapang hati.

"Maksud anda?" tanya sang dokter bingung.

Laras segera menggeleng. "Apakah ... apakah ada yang tahu kehamilan ini selain saya?" Wanita itu bertanya penasaran.

"Belum, kami hampir memberitahu saat suami anda tiba-tiba dipanggil seorang wanita yang berteriak panik. Apa mungkin ada saudaranya yang juga sedang di rawat di sini?"

Kekasihnya, Dok.

Ingin sekali Laras menjawab seperti itu, tapi ia masih sangat waras untuk tak mempermalukan diri sendiri.

Sang dokter terus mengajaknya bicara sambil memeriksa keadaan wanita itu. Lalu setelah dirasa semua aman, maka Laras diperbolehkan untuk pulang setelah diberi resep vitamin dan penguat kandungan oleh dokter.

Laras menghela napas panjang, matanya terlihat jauh menerawang. Seolah ingin tahu, apa yang akan terjadi di masa depan agar ia bisa menyiapkan sikap dari sekarang.

Suara pintu di ketuk sebelum terbuka perlahan, di sana berdiri seorang pria berstelan hitam yang Laras tahu sebagai orang suruhan Jo yang sering muncul di sekitar wanita itu.

"Nyonya, Tuan Jonathan memerintahkan saya mengantar anda ke rumah," ujar pria itu datar.

Laras mengerutkan dahi, lalu menghembuskan napas dalam-dalam. Dia tak punya pilihan selain menuruti perintah pria itu, atau kalau tidak, ia akan mendapat masalah karena amarah Jo yang pasti akan meluap.

Laras melangkah diiringi pria itu di belakangnya, tapi saat di lorong menuju ruang di mana Rini sedang di rawat, langkah wanita itu terhenti. Tanpa menghiraukan seruan sang bodyguard, Laras berjalan mendekati pintu yang tak tertutup rapat, dari celah sempit itu ia melihat Jonathan yang tertidur di atas kursi di sebelah ranjang, dengan jari yang bertaut dengan sang pujaan hati.

Laras tak tahu, perasaan macam apa yang tengah menghantamnya saat ini, rasa sakit yang menyesakkan dada, pilu yang memporakporandakan jiwa.

Saat ia hendak melangkah untuk pergi meninggalkan ruangan yang membuat hatinya perih setengah mati, sebuah tarikan kasar mengetak begitu kencang.

Romantic Short Story [SUDAH DIBUKUKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang