Jimin pov.
Apa kalian pernah merasakan yang namanya jatuh cinta? Itulah yang ku rasakan sekarang. Sekarang aku sedang menyukai seseorang yang bernama jennie tapi kalian boleh menyebutku pengecut karena aku hanya berani mengirim dia surat tapi tidak berani mengungkapkannya secara langsung.
Tapi cinta itu mulai hilang saat aku tidak sengaja melihatnya sedang berciuman dengan pria lain. Dan mulai di situ aku tidak ingin mengetahui apa itu cinta dan aku tidak ingin merasakannya kembali karena itu sangat menyakitkan dan menyebalkan.
"Hyung apa kau tidak lelah bekerja terus menerus?" Tanya jungkook yang membuatku muak. Dan aku tau maksud dari kata-kata itu.
"Tidak aku tidak lelah" Jawabku cepat.
"Hyung umurmu sudah matang dan saatnya kau memiliki kekasih atau calon istri mungkin"
"Aku tidak peduli aku hanya ingin bekerja dan bekerja"
"Terserah kau saja hyung" Jawabnya dengan melegang pergi.
Tak lama jungkook pergi suara ketukan pintu itu terdengar dan aku yakin itu pasti jihyo, park jihyo sekertaris yang selalu membuat jantungku berdetak kencang tapi selalu ku abaikan karena aku benci itu.
Pintu itu terbuka dan terlihat dia yang hanya membungkuk dan tersenyum padaku dan karena senyumnya itu yang selalu membuat jantung berdetak cepat.
"Jihyo apa besok jadwal ku padat?" Tanya ku saat dia mulai mendudukkan diri di mejanya.
"Tidak sajangnim besok kau tidak sibuk" Jawabnya.
"Baiklah kalau begitu, apa kau mau menemaniku pergi besok?" Tanya ku yang membuatnya menoleh.
"Adikku besok ulang tahun aku hanya ingin kau menemaniku membeli hadiah untuk nya kebetulan adikku perempuan dan aku tidak tahu selera perempuan seperti apa" Jawabku saat melihat tatapannya.
"Baiklah hanya membeli hadiah saja kan sajangnim? " Tanyanya. Yang kubalas anggukan.
-
"Sajangnim saya duluan" Pamitnya.
"Tunggu!!" Teriakku yang membuat langkah kakinya terhenti.
"Ada apa sajangnim? "Tanyanya lembut.
"Kau pulang dengan siapa?"
"Aku naik bus"
"Kalau begitu aku akan mengantarkanmu" Jawabku yang membuatnya terkejut.
"Ti... Tidak perlu sajangnim aku bisa naik bus saja" Tolak nya.
"Tidak anggap saja karena kau besok mau membantuku" Ucapku dan dia hanya mengangguk ragu.
"Baiklah ayo"
Jimin pov end.
-
Inilah yang sangat kedua orang ini benci keheningan
"Sebelah mana rumahmu?" Tanyanya dari sekian lama hening.
"Belok kiri sajangnim"
"Baiklah" Ucapnya dengan mengangguk kecil.
"Berhenti sajangnim" Ucapnya yang di turuti oleh jimin.
"Terima kasih sajangnim" Ucapnya dengan membungkuk.
"Hmm kalau begitu besok aku akan menjemputmu besok pagi"
"Baiklah kalau begitu saya masuk dulu sajangnim" Ucapnya dengan berjalan menuju rumahnya.
Jimin masih memperhatikan wanita itu sampai dirinya melihat wanita itu melambai padanya dan itu membuatnya tersenyum.
"Aiss tidak - tidak apa yang kupikirkan" Ucapnya dengan menjalankan mobilnya kembali.
*****
TBC...Aku kembali lagi di ff ini ada yang nungguin? Mungkin enggak( menurut kalian part ini gimana?. Mohon kasih masukan.
Maafnya yang nunggu lama soalnya aku terlalu focus sama ff don't leave me hehe.
Oke see_u_next_time.
KAMU SEDANG MEMBACA
short story (Jihyo X Bangtan)
Historia CortaBeda judul beda alur guys.... (Isinya cerita pendek jihyo sama anak bangtan)