Warning⚠part ini mengandung adegan dewasa🔞 jadi anak di bawah umur mohon jangan di baca dulu
Oke happy reading
********************"Ahhh... Le....lebihhh ce....cepathh op....opahhh" desahnya dan kini mereka mengambil jalur aman mereka melakukannya di apartemen jin ya walaupun di ruangan kantor jin kedap suara tetapi tetap saja mereka takut ketahuan orang-orang.
"Shit! Kenapa selalu sempit" Ucapnya dengan berusaha mendorong bokongnya lebih dalam.
"Ahh.... Punyamu ter... Terlalu bes......besar op.... Opahhh"
"Ahh akhirnya" Ucap jin saat juniornya masuk sepenuhnya.
Kini ruangan itu hanya terdengar suara desahan dan suara kulit yang beradu. Entah berapa kali keduanya klimaks dan kalau jihyo klimaks pasti dengan senang hati jin membersihkannya.
Drtt....
Getaran handphone itu berhasil menghentikan aktivitas mereka jin memandang handphone itu kesal pasalnya dia sedikit lagi mencapai klimaks tapi karena getaran handphone itu dirinya tidak jadi klimaks.
Dengan perasaan kesal jin mengambil handphone itu.
jisoo is calling...
Keningnya berkerut saat melihat nama itu, untuk apa manusia itu menelponnya? Dengan kesalnya jin mengangkat panggilan itu.
"Ada apa"
"........"
"Baiklah aku akan ke sana"
"........."
"Hmm"
Tut.
Panggilan terputus dan kini jin beralih kepada jihyo yang tengah memandangnya.
"Kenapa oppa?"
"Aku akan pergi sebentar apa tidak apa aku meninggalkanmu sendiri di sini?" Tanyanya yang di balas anggukan.
Jin kini beralih mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai. Tapi baru saja dirinya ingin pergi tangannya sudah di tahan oleh jihyo dan itu membuatnya bingung.
"Apa boleh aku meminta ciuman tulus darimu? Selama ini aku hanya mendapatkan ciuman penuh nafsu darimu" Mohon ya tapi jin menggeleng cepat.
"Maaf jihyo apa kau tau kita hanya partner sex dan aku akan memberikan ciuman ku pada wanita yang ku cintai"
Deg...
Kata-kata itu rasanya sakit untuk jihyo dengar jadi selama ini yang mencintai hanya dirinya tetapi tidak dengan pria di depannya ini.
"Hmm baiklah kalau begitu" Ucapnya dengan menahan air mata yang kapan saja akan meluncur dari mata bulatnya.
"Kalau begitu aku pergi dulu" Ucapnya yang di balas anggukan oleh jihyo.
Pintu itu tertutup kini hanya ada dirinya sendiri di ruangan besar dan hanya terdengar suara tangisan dari wanita ini.
"Kenapa rasanya sakit" Ucapnya dengan memukul dadanya yang terasa sesak.
Dirinya jadi menyesal telah menyetujui perjanjian itu.
Flasback on.
"Jihyo sajangnim memanggilmu" Ucap Jeongyeon.
"Ada apa sajangnim memanggilku? Apa aku melakukan kesalahan?" Tanyanya yang di balas gelengan oleh Jeongyeon.
"Aku tidak tahu kau temui saja siapa tau penting" Ucapnya yang di balas anggukan oleh jihyo.
"Baiklah kalau begitu" Ucapnya dengan mulai bangkit dari kursi itu. Sebentar dirinya menarik nafas panjang.
Tangannya dengan ragu memegang knop pintu itu.
Ceklek...
Pintu itu terbuka dan kini senyum pria di dalam itu semakin lebar tentu saja dia memanggil karyawannya ini ada maksud tersembunyi.
"Sajangnim apa saya melakukan kesalahan?" Tanyanya yang membuat jin tersenyum. Jihyo menjadi bingung kenapa bosnya ini malah tersenyum apa ada yang lucu.
"Saj--" Ucapnya terhenti saat dengan tiba-tiba jin menarik tangan jihyo dan alhasil jihyo duduk di pangkuan bosnya itu.
Jihyo mulai panik pasalnya wajah mereka sangat dekat bahkan jihyo dapat merasakan hangat nafas itu mengenai wajah cantiknya.
"Sajangnim ap--" Ucapannya terhenti saat dengan tiba-tiba jin mencium bibir itu.
"Mpphh" Lenguhnya saat jin menggigit kecil bibir bawah itu.
Tautan bibir itu terlepas kini tangan jin mulai mengangkat rok itu dan itu membuat jihyo terkejut dengan cepat jihyo bangkit dari pangkuan itu.
"Ap... Apa ya... Yang sajangnim lakukan" Ucapnya tidak percaya.
Bukannya menjawab jin malah mendekat dan dengan sontak jihyo berjalan mundur sampai dia terhimpit antara dinding dengan kedua tangan jin di sisi kanan dan kiri jihyo.
"Bagaimana kalau kau mau memuaskan ku dan aku akan menaikkan gajimu?" Bisiknya yang membuat jihyo berpikir. Memang dirinya sedang membutuhkan uang lebih karena kebutuhan ekonomi yang kurang. belum lagi dirinya harus membiayai ibunya yang sedang sakit parah.
Dengan pasrah jihyo mengangguk dan itu membuat seringai jin keluar dengan cepat jin mengangkat tubuh ramping itu. Dan dengan lihai jin membuka baju itu tidak lupa dirinya mengunci pintu itu.
Kini ruang itu hanya ada suara desahan yang membuat rasa nafsu jin naik.
"Bagaimana kalau kita membuat perjanjian." Ucapnya yang membuat jihyo tidak mengerti.
"Bagaimana kalau kita menjadi partner sex dan aku akan menaikan gajimu setiap bulan" Ucapnya yang membuat jihyo mengangguk ragu.
Flashback off.
Kini jihyo sangat menyesalinya dan dengan cepat jihyo mengambil handphonenya.
To: sajangnim.
'Aku akan pulang saja'
Send.Setelah mengirim pesan itu jihyo kini mulai merapikan penampilannya yang sedikit berantakan. Dan berjalan pulang.
*******
TBC...Gimana part ini maaf aku gak bisa bikin yang sedih-sedih soalnya aku gak tega kalau liat jihyo sedih(
See_u_next_time.
KAMU SEDANG MEMBACA
short story (Jihyo X Bangtan)
Historia CortaBeda judul beda alur guys.... (Isinya cerita pendek jihyo sama anak bangtan)