"Njun."
"Hmm."
"Anu-"
"Apaan?"
"Sebenernya, gue mau jujur--"
"Apa? Buruan. Bentar lagi Jaehyun dateng."
"Pas lo jelasin tentang vektor, gue nggak maksud."
"Anjir! Gue kira lo mau nembak."
Gue berdecak, melirik sekilas dan kembali melihat buku tulis di depan. Haechan berdiri di pintu, sarung yang sengaja di sampirkan ke pundak dan peci yang di kibasin depan wajah.
"Tanya Haechan aja."
"Gila kali. Asal lo tau Njun, gue pernah tanya matrix dikira lagi main sudoku."
Dia mendekat, mengambil keripik singkong dari toples. "Ghibahin gue?"
Gue menggeleng, "enggak. Lagi bahas kebonya Pak Lurah."
"Aul nggak ikut Chan?" Renjun mengalihkan topik.
"Nih liat nih. Keringet gue."
Apa nyambungnya sih?
"Gue berusaha kabur. Untung tuh anak kecil percaya gue boongin mau boker." Dan memang, dari semua saudara, Haechan adalah tipe yang paling laknat.
"Kasian tau, umur segitu bagus dibawa mushola, sekalian belajar sholat dari kecil."
Segimanapun Renjun bisa menjawab dengan pemikiran logisnya, Haechan selalu menanggapi dengan otaknya yang begitu cerdas.
"Gue kesel Njun. Kemaren inget ngga? Dia gue bawa ke mushola bukannya sholat malah ngompol. Astaghfirullah, untung gue taat. Habis sholat Isya langsung gue pel. Untung aja dia ngompol pas udah selesai, coba kalo gue masih sholat, banyangin gimana sujudnya gue?"
Dan ada satu manusia lagi, entah saudara apa namanya. Tanpa salam dia membanting tubuhnya di sofa belakang gue. Matanya menatap serius Hp. Nggak usah ditanya, dia mengabaikan semua manusia di sekelilingnya.
"Istighfar Jae, lo mati nggak bakal dikubur bareng HP."
Dan setelahnya, adzan berkumandang. Membuat ketiganya sontak berdiri.
"Eh, lo nggak maghriban ke mushola?" Jaehyun menoleh, menghentikan langkah di dekat pintu.
"Punya tamu gue."
"Yaudah. Gue nitip HP ya--" katanya menaruh benda segi empat di samping buku.
Lalu terdengar suara Haechan dari luar, "gue kapan punya tamu sih? Taat banget gue tuh sholat terus ke mushola."
Sontak Renjun yang juga di luar memekik. "Astaghfirullah!"
Dan Jaehyun menggeleng sambil melengang keluar. "Apa banget sih punya sepupu begitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
[not] Cinderella
Fanfiction"Semua keluarga kita nggak lagi ngejual lo. Semuanya ngerasa bersalah termasuk Tante Arum sama Eyang. Tapi ngeliat lo yang tiap kali pulang bahagia bikin kita semua juga ikut seneng liatnya. Kita pikir lo udah menemukan hal yang lebih baik daripada...