28

123 19 1
                                    

"Loh kok udah pulang Chan? Perasaan baru komat?" Tanya gue duduk di ruang tamu.

Cowok itu mendesah kecil. Menurunkan Aul dari gendongannya. "Ini anak Ya Allah. Gue baru takbirotul ihrom dia malah bilang mau pipis."

"Terus? Ngapain dibawa kesini?"

"Ya masa gue nyuruh dia pipis di mushola?"

"Nggak gitu juga. Maksudnya kenapa nggak dibawa kerumah lo aja? Ada Mbak Mianya kan?"

"Ya ada. Tapi kasian. Dia lagi sensi. Lebay banget bumil. Segitunya."

"Gue pernah baca katanya ada bumil yang sensi."

"Ya masa dia sampe marahin Aul bolak-balik? Gue ikut kesel lah. Gue bawa kabur aja tadi pas maghrib."

Alasan Haechan nggak suka sama anak kecil ya itu. Dia nggak tega sama anak kecil nangis, jadi dia bakal berkorban ngelakuin apapun biar anak kecilnya diem dan bahagia. Dia kadang nyesel kalo mengorbankan hal yang dia suka cuman buat bikin satu anak kecil tertawa.

Katanya, daripada mengorbankan kesenangannya sendiri buat kesenangan anak kecil, mending anak kecilnya dia hindari.

"Mau eek."

Haechan menatap gue memelas. "Sama Ka Aya ya?"

Aul menggeleng, "ndak boyeh."

Well, Aul itu orang yang paling setia. Kalo udah ketemu sama orang yang dia kira bakal nyaman, maka nggak ada kata orang ketiga. Kayak sekarang, dia lebih suka Haechan daripada gue. Bisa aja nanti dia ngerasa lebih damai dan lebih suka gue lalu ngusir Haechan.

Cowok itu mengerang frsutasi, "Kaka Aul sama Ka Aya dulu aja."

"NDAK BOYEH!"

"Udah Chan. Sana deh buruan. Kalo berak di celana kan makin repot."

Setelah sholat Isya selesai, Renjun pulang. Dan nggak lama Jaehyun dateng sama Arda. Sebelum hal menarik terjadi, gue udah ketawa duluan.

"Ada Aul di dalem." Celetuk gue membuat Jaehyun melotot.

"Loh? Kok bisa?"

Renjun keluar kamar dengan pakaian kaosnya. Lalu terdengar tangisan dari belakang. "Aul kenapa Chan?"

Nggak ada sahutan, gue jadi menyusul kesana. Cowok itu mendesah menahan kesal. Dia menoleh, "Aul jatoh ke kloset."

"Hah?"

"Lo gila ya?" Teriak Renjun.

Gue membopong Aul yang udah selesai dicebokin Haechan. Membawa anak itu kembali ke ruang tamu buat memakaikan celananya.

"Kaka, tadi sakit nggak?"

"Cakit." Katanya lirih.

"Ya ampun Tayang. Mana yang sakit?"

Dia menunjuk pantatnya sendiri, kalo ditanya nggak nangis? Nangik kok tapi nggak lama. Karena mau sekeras apapun jatoh ini anak nggak bakal nangis lebih dari lima menit. Dia anak yang strong pake banget.

Dan belum satu sekesai, adeknya Jaehyun mendekat, memamerkan motor-motorannya ke Aul. Arda cewek kok, tapi karena kakaknya cowok atau emang jiwanya yang tomboi, hampir mainannya tobot, power ranger, tamiya, sampe mobil-mobilan. Tante Manda aja suka heran sendiri sama anaknya.

Aul pengen liat, tapi Arda yang lebih tinggi malah meledek. Mengangkat mainannya tinggi sampe Aul nggak bisa raih. Anak kecil itu mulai geram jadi nabok. Dan Arda itu anaknya suka balas dendam, jadilah, malam itu Jaehyun susah payah menggeret Arda pulang, gue kena gigitan mematikan Aul dan Renjun susah payah jadi wasit yang memisahkan mereka.

Lebih parah itu Haechan, keluar kamar mandi setelah ngeberesin kotoran Aul, Mbak Mia ngamuk-ngamuk nyuruh bawa pulang Aul. Mana cowok itu juga kena cakaran Aul.

[not] CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang