Jam satu dini hari, gue terbangun. Ke kamar mandi lalu kembali marebahkan diri lagi ke kasur. Suasana sunyi yang gue rasakan membuat bulu kuduk merinding.
Apalagi pikiran negatif mulai menghinggap. Perasaan akan seseorang yang mengintip dari jendela atau makhluk yang menempati kolong kasur gue.
Mata gue makin nggak ingin terpejam, lebih lagi rasa haus yang gue tahan sejak bangun. Tenggorokan makin meronta minta disiram air. Gue sempet mikir buat minum air kran kamar mandi saking takutnya.
Enggak, gue nggak segila itu minum sembarangan hanya karena takut. Rasa lega bisa gue rasakan begitu air mengalir membasahi kerongkongan setelah tadi merasakan hawa mencekam melewati tangga.
Hawa horror masih terasa sejak kemarin. Tadi saat melewati ruang tamu yang gelap pikiran gue mulai membayangkan hal yang aneh. Untung tadi bawa HP buat di jadiin senter.
Rumah ini bener-bener hening saat tengah malam. Dan derap langkah kaki terdengar, makin lama makin jelas. Gue menggeleng, berusaha memikirkan hal positif.
Menggigit bibir bawah kuat saat gue yakini, putih-putih yang entah apa itu mendekat. Gue jongkok di samping kulkas yang pintunya baru saja di tutup.
Ingin teriak tapi bibir ini kelu. Gue hanya terisak kecil. Sementara lupa alasan gue bawa HP selain buat dijadiin senter adalah biar bisa menelfon Renjun, Haechan atau Jaehyun kalo ada seseuatu di luar nalar terjadi.
"Lagi ngapain?"
Suara itu membuat gue mendongak. Mendapati orang yang menghilang di waktu liburan tadi. Dia baru pulang?
Gue menggeleng kecil, lalu membuang nafas lega. Mengambil gelas berisi sisa air yang tadi. Kemudian mengekori dia yang udah berjalan menaiki tangga. Sekalian aja, mumpung kamarnya sebelahan kenapa nggak bareng, ya kan?
Kening gue berkerut saat dia tiba-tiba berhenti di tengah tangga. Lalu menoleh, "eh, itu apa sih di samping sofa?" Tanyanya sambil menunjuk sofa di ruang tamu.
Gue nggak menggubris, terbirit-birit lari menuju kamar tanpa menoleh atau sekedar ingin tau. Pikiran buruk gue udah hampir merajalela kalo nggak dihentikan. Parno gue bentar lagi kambuh kalo nggak di cegah.
Selain galak dan nyebelin. Taeyong itu kurang ajar!
KAMU SEDANG MEMBACA
[not] Cinderella
Fanfiction"Semua keluarga kita nggak lagi ngejual lo. Semuanya ngerasa bersalah termasuk Tante Arum sama Eyang. Tapi ngeliat lo yang tiap kali pulang bahagia bikin kita semua juga ikut seneng liatnya. Kita pikir lo udah menemukan hal yang lebih baik daripada...