"Happy birthday to you--"
Kita bertiga menyanyikan lagu ulang tahun di jam tujuh malam. Saat Taeyong baru pulang yang untungnya dia nggak pulang tengah malem kayak kemarin kemarin.
Dia tersenyum lebar, melipat lengan kemeja putihnya dan menyampirkan jas ke kursi di meja makan. Belum pernah gue liat giginya sebanyak itu karena senyum. Matanya juga hampir tenggelam.
"Mau makan diluar?"
Taeyong menggeleng kuat. Dia memilih buat makan di rumah. Duduk di samping gue seperti biasa, dan dengan biasa pula dia menganggap gue makhluk ghaib.
Sejak dua minggu lalu kita berdebat di mobil, sampe saat ini, salah satu dari kita nggak ada yang minta maaf. No problem. Kalo dia tiba-tiba ngusir gue juga nggak masalah. Syukur malah.
Mamah ngasih Taeyong jam rolex sementata papah ngasih kado mobil baru. Gue berusaha buat nggak tercengang, tapi selalu aja ini terjadi. Gue selalu terkejut dengan yang keluarga ini lakuin.
Apalagi sekarang, ketika mamah ngajak keluar buat sekedar ngeliat kota saat malam, Taeyong menolak mentah-mentah. Alasannya, "rumah aja udah jadi tempat nyaman. Ngapain keluar segala?"
Dan masih debat lainnya hingga sebuah keputusan yang nggak bisa diganggu gugat. Mamah bilang, "pokoknya malam ini kita nonton. Titik!"
Disetujui oleh semua pihak karena nontonnya di rumah. Di ruang keluarga lebih tepatnya. Dengan tv yang lebar dan cd sebuah film yang kata mamah ini bagus banget. Judulnya wonder. Gue sih iya iya aja seperti biasa.
Taeyong udah siap duduk di bawah, tapi sama mamah biar duduk bareng berempat di sofa. Untung sofanya panjang. Dengan para laki-laki di pinggir, gue sebelahan sama Mamah. Jangan lupakan kalo Taeyong di samping gue.
Dengan kesempatan itu dia diam-diam nyenggol lengan gue membuat gue menoleh nggak minat. "Kadonya?"
Ah iya, cuman gue yang nggak kasih kado. Gue berusaha acuh kembali melihat tv. Tau ah, lagian gue kan nggak tau kalo hari ini dia ulang tahun.
"Mah, AC-nya gedein dong. Panas nih ah. Enakan juga duduk dibawah."
Selanjutnya, ruangan berubah jadi lebih dingin. Emang nggak kira-kira banget dia tuh ngontrol AC. Dan di tengah-tengah film, lampunya dimatiin sama Mamah biar lebih menghayati katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[not] Cinderella
Fanfiction"Semua keluarga kita nggak lagi ngejual lo. Semuanya ngerasa bersalah termasuk Tante Arum sama Eyang. Tapi ngeliat lo yang tiap kali pulang bahagia bikin kita semua juga ikut seneng liatnya. Kita pikir lo udah menemukan hal yang lebih baik daripada...