“Eh, Kak, Bang Aldi udah masuk belum? Udah seminggu nih gue gak ketemu.”
Helen mengusap dadanya karena kaget ada Teyo yang menghalangi jalan saat akan berbelok ke arah kantin. Ia membuang napasnya kasar. ”Gue gak sekelas sama dia jadi gue gak tau.”
Teyo bersedekap dada sambil nyender di tembok. ”Lo kan sahabatnya, masa gak tau sih?”
“Lo lupa dia pernah bilang pensiun dari utusannya Mimi peri? Ya dia gak bakal nongol depan gue lagilah. Jadi gue gak tau dia kemana. Ke kelasnya aja sono.” Helen kembali melangkah namun Teyo menahan lengannya dan terpaksa Helen harus menghentikan langkahnya.
“Anter dong,” pinta Teyo sambil mengedipkan kedua matanya beberapa kali.
Helen menoyor kepala Teyo dengan gemas. ”Manja banget lo, kutil biawak. Males ah gue. Mau ke kantin.”
"Ya udah! Sono pergi."
"Ngambekan lo kaya cewek!"
💌💌💌
“Ada kemajuan gak?”
Helen mengangkat satu alisnya sambil mengunyah mie ayam yang sudah ia pesan tadi. ”Kemajuan apaan nih?”
“Itu, cowok bandana,” kata Nita sambil memotong bakso pesanannya.
“Kayanya gue emang harus selidikin semua cowok yang gue curigai.”
“Eh, Jor...dan?”
“Jordan? Cowok yang gue cur-“
Nita menendang sepatu Helen pelan, saat Helen mendongakkan kepalanya, Nita memberi intruksi agar melihat ke samping tempat duduk Helen. Sontak Helen langsung mengikuti arah pandang Nita, sudah ada laki-laki yang sedang duduk sambil menatap Helen dan Nita secara bergantian. Untung saja ia tidak melanjutkan ucapannya, bisa-bisa ia gagal akan menyelidiki adik kelas di sampingnya. Dan ya, Helen selalu salah fokus saat melihat Jordan karena Jordan selalu menggunakan bandana di kepala atau tangannya.
“Ngapain lo duduk di sini?” tanya Helen.
Jordan menatap Helen sambil menaikkan satu alisnya. ”Kenapa? Gak suka?”
Helen memutar bola matanya malas. ”Gue nanya doang kali.”
“Pengen aja,” jawabnya.
Helen dan Nita saling melempar tatapan heran lalu pura-pura sibuk dengan makanan pesanannya. Jordan yang melihat itu terkekeh kecil. ”Aneh banget kayanya gue duduk samping lo?”
Helen yang merasa ditanya seperti itu jadi gelagapan sendiri. ”Eng-nggak kok. Duduk ya duduk aja.”
Jordan menganggukkan kepalanya pelan. ”Pulang sekolah lo kemana?”
“Dia sama gue mau ke rumah temen!” sahut Nita dengan nada sinis. Entah kenapa ia ingin saja berkata seperti itu.
“Gue gak nanya sama lo.”
“Wedeh, adik kelas songong banget ya!” sindir Nita lalu memakan baksonya dengan kesal.
“Kenapa emangnya?” Bukan nya menjawab, Helen malah balik bertanya. Heran saja, kenapa adik kelasnya ini tiba-tiba jadi seperti ini.
“Gue.. mau ajak lo maen.”
Helen menatap Jordan dengan alis terangkat satu. ”Ke?”
“Heh, dia udah punya cowok!” kata Nita sambil mendelik kesal.
“Ya terus? Gue peduli?”
Nita memelotot kesal mendengar ucapan Jordan. Ia memilih meninggalkan kantin saja dari pada harus berhadapan dengan cowok itu. Helen yang melihat Nita pergi langsung beranjak dari duduknya, tapi sebelum melangkah, Jordan menahannya dengan cara memegang tangan Helen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Bandana [Completed]
Teen Fiction[SEQUEL BILAN] Helen jadi berurusan dengan laki-laki berbandana hanya untuk mencari tahu siapa sebenarnya laki-laki berbandana yang melempar surat ke balkon kamarnya. Tapi, masalahnya laki-laki yang memakai bandana itu bukan hanya satu. Di mulai dar...