"Aku bukan tipe orang yang gampang jatuh cinta,"
———
Talitha membulatkan matanya tak percaya. "SERIUS LO?"
"Mereka pacaran sejak kelas delapan, terus putus awal masuk kelas sembilan," jelas Aluna.
"Lo mulai suka Panpan kapan emang?"
Aluna berusaha mengingat-ingat. "Sejak masuk kelas delapan until now,"
"Dan lo cemburu gak pas tau mereka pacaran?"
"Biasa aja, gue ngalah waktu itu, ya kali gue ngerebut dia dari adik gue sendiri? Tapi pas tau mereka putus ya gue maju," jawab Aluna.
"Mereka pacaran diem-diem, lagipula kan Mama sama Ayah pasti gak setuju kalo Amanda pacaran pas masih SMP," lanjutnya.
"Terus mereka putus nya karena apa?" tanya Talitha lagi.
Aluna menggeleng. "Gak tau, mereka gak pernah ngebahas itu,"
Talitha mengetuk-ngetuk dagu nya. "Hm, cerita ini semakin menarik sepertinya,"
———
Hari Sabtu, seperti biasa Aluna sudah sudah rapi dengan kemeja dan jeans nya, ia ingin latihan band.Jika tidak di sekolah, mereka latihan di rumah Raya. Gadis itu memiliki ruangan khusus yang digunakan untuk bermain musik.
"Tal, lo tau rumah Raya gak?" tanya Aluna.
Talitha menggeleng. "Gak tau,"
"Yah, terus gue ke rumah dia gimana?" ucap Aluna, mengerucutkan bibirnya.
Talitha terlihat berpikir sejenak, lalu munculah senyuman licik di wajahnya.
"Sama Alaska aja dia tau kok rumahnya Raya,"
Aluna melotot. "Gak mau sama es batu!"
"Daripada lo gak latihan, rugi kan lo?"
"Emang tau darimana kalo Alaska tau rumahnya Raya?"
"Dulu pas kelas sepuluh, Raya pernah pingsan di perpus, kebetulan banget cuma ada gue, Alaska sama Rega. Yaudah gue suruh mereka aja yang nganterin Raya pulang,"
"Yaudah sama Rega aja," ucap Aluna final.
Talitha menggeleng lagi. "Rega lagi di Bandung, gue liat sg nya barusan,"
"Ah nyebelin!"
Dengan terpaksa, Aluna mencari kontak Alaska dan segera mengirimkannya pesan.
Aluna :
Bisa tlng anterin gue ke rmh Raya?Sedetik kemudian sudah ada balasan. Lah cepet amat bales nya, kata Aluna dalam hati.
Titisan Es Batu :
Otw"Gimana?"
"Otw katanya, yauda gue ke depan ya!"
Aluna menenteng gitar di tangan kanannya sedangkan tangan kirinya menenteng kresek besar berisi snack.
"Kenapa gak bawa mobil?" tanya Aluna sesaat setelah Alaska tiba di rumahnya. Ternyata cowok itu membawa motor bukan mobil.
Alaska menatap Aluna tajam."Masih mending gue mau nolongin lo,"
"Tapi ribet, tapi yaudah lah," gumam Aluna, lalu mengambil helm yang tergantung di spion motor.
"Sini gue aja," Alaska merebut helm dan memakaikannya ke Aluna.
Dengan jarak sedekat ini, Aluna bisa merasakan hembusan nafas Alaska. Dan entah mengapa itu membuat jantungnya berdetak lebih cepat.
Aduh ini jantung gue kok disko sih, batin Aluna.
Alaska rupanya juga merasakan yang sama dengan Aluna. Ia bisa mencium aroma citrus yang keluar dari tubuh gadis itu.
Selera parfum nya lumayan juga, batin Alaska.
"Rumah Raya kan?" tanya Alaska memecahkan keheningan.
Aluna mengangguk kaku."Iya, mau latihan band,"
"Gue gak nanya tujuan lo kesana apa,"
Aluna mengerucutkan bibirnya sebal. Lalu kembali menikmati hembusan angin dan memperhatikan tiap kendaraan yang berjalan melewati ruas jalan.
"Parfum lo wangi citrus?"
Aluna menatap Alaska lewat kaca spion. "Kenapa? Gak enak ya wangi nya?"
"Enak, gue suka,"
Aluna tersenyum, ia menyukai pengakuan Aluna.
———
Aluna duduk di sebelah Dio, mereka baru selesai latihan, namun belum berniat untuk pulang.Raya, Rangga dan Sultan kini duduk di pojok ruangan, menonton film Insidious.
"Lo kenapa?" tanya Aluna, saat menyadari Dio terlihat lebih diam dari biasa.
"Keyla," satu kata, tapi Aluna langsung bisa menangkap omongan Dio.
"Perjodohannya sama Rega?" tanya Aluna memastikan.
Dio mengangguk lemah."Kenapa dia harus bohong sama gue? Gue gak mengira selama ini dia bohong ke gue,"
"Terkadang cinta harus merelakan. Lo harus relain Keyla dan lo juga harus bahagia,"
Dio melepaskan kacamatanya. "Itu sulit, tapi gue akan coba. Thanks masukannya, Lun,"
"SULTAN!"
Semua yang berada di ruangan terkejut saat mendengar teriakan Raya. Aluna menatap gadis itu penuh tanda tanya.
"Ngapa lo?"
Raya tersenyum lebar ke semua temannya. "Sultan mau ngajak gue liburan ke Bali!"
Hening.
"GUE JUGA MAU!"
"TAN, GUE JUGA LAH!"
"ALUNA JUGA!"
Dio yang tadinya murung mendadak semangat, ia buru-buru menghampiri Sultan.
"Sultan yang baik, ajak kita liburan juga dong, masa Raya doang?"
Sultan berdecak kesal. "Yaudah,"
Singkat, namun mampu membuat para remaja itu berteriak bahagia. Lebay memang. Tapi kan, ini mungkin jarang-jarang sekali terjadi.
"Serius? Ya Allah mimpi apa gue semalem," gumam Rangga, geleng-geleng kepala.
"Tan, baik banget deh lo. Gue doain semoga duit lo ngalir terus, biar bisa sering-sering traktir kita," ucap Raya, tak tahu diri.
Sultan tersenyum miring. "Kalo mau, kalian boleh ajak temen juga, tapi jangan sekelas lo ajak, bisa bures duit jajan gue buat seminggu,"
Aluna melongo. "Duit jajan lo seminggu banyak juga, jangan-jangan setara dengan duit jajan gue buat beberapa bulan!"
"Bokap lo kerja apaan?! Gue juga mau lamar kerja!"
"Karena gue tau diri, gue gak ngajak siapa-siapa deh," kata Dio, yang kemudian diikuti anggukan Raya.
"Gue ajak Keyla sama Talitha gak papa kan, Tan?" tanya Aluna, sambil sesekali melirik ke arah Dio.
"Dua orang doang kan? Yaudah gak papa,"
Rangga menatap Sultan lalu nyengir. "Ajak Alaska, Iqbal sama Rega boleh, Tan?"
T.B.C ❤️
- Sultan knp si sulthon banget gakuatt 😭🤧
KAMU SEDANG MEMBACA
Alaluna [Completed]
Teen FictionMereka hanya manusia biasa, yang sedang belajar jatuh cinta, peka dan memaafkan. *** 27-10-21 # 1 in girl 09-01-21 #1 in friendzone 03-11-20 #1 in fiksiremaja 03-11-20 #1 in youngadult 11-03-20 #1 in bucin 26-02-20 #1 in cool 17-12-19 #1 in alaska ...