27. Bersama Vano

62.2K 6.2K 1.1K
                                    

———

Talitha rasanya ingin berteriak kencang di telinga Aluna, bahwa gadis itu bodoh. Ia yakin sekali Alaska sekarang sedang patah hati.

Biarpun cowok itu tidak pernah mengaku suka dengan Aluna, tetap saja pasti ada perasaan ganjil diantara mereka.

Yang satu gak peka

Yang satu lagi gengsi

Huh ia tahu betul sikap Alaska, cowok model kayak gitu mah udah ketebak ending nya kayak gimana.

" Ngapain lo senyum-senyum sendiri? " Tanya Talitha, agak sewot. Sejak kemarin, Talitha memang sensi dengan Aluna.

" Lagi chat an sama doi. " Jawab Aluna tanpa menoleh.

" Ketemu yang lama, dibuang deh yang baru. Harusnya kan kebalik. " Gumam Talitha, yang masih bisa didengar oleh Aluna.

" Lo kenapa sih, tal? Kayaknya sensi banget sama gue. " Kata Aluna.

" Iya, gue emang sensi sama lo dan si Vano gak jelas itu! " Balas Talitha.

" Kok jadi Vano sih? " Ucap Aluna tak terima.

Talitha bangkit dari duduknya, " Mungkin lo gak sadar kalo sekarang ada hati yang sedang patah. "

Aluna masih berusaha mencerna ucapan Talitha. Siapa yang hatinya sedang patah? Apa butuh lem untuk menyambung nya?

" Apaan sih? "

" Bang, gue sebel sama adek lo. " Kata Talitha kepada Raja. Raja yang sedang menata kue di toples melirik Talitha sekilas, " Kenapa? "

" Si Panpan itu balik dan sialnya dia satu sekolah sama kita. Udah gitu Aluna pake bilang ke Alaska kalo Panpan itu cinta pertama dia, kan ribet jadinya. "

Raja menghentikan aktivitas nya, " Emang kenapa? "

" Mereka saudara kembar, gak identik jadi nya gak begitu mirip. Terus kayaknya mereka punya masalah serius deh. " Kata Talitha. Rangga memang menceritakan semuanya ke dirinya.

" Aluna tau kalo mereka sodaraan? " Tanya Raja, mulai tertarik dengan obrolan ini.

Talitha menggeleng, " Biar dia tau dari Alaska sendiri. "

" Wah parah nih, adek gue udah buat cowok kayak Alaska baper. " Gumam Raja sambil geleng-geleng kepala.

" Alaska lagi poteq nih hatinya, sad boy. "

———
Senyum Aluna langsung merekah saat melihat Vano memasuki cafe.

" Maaf, lun. Udah lama ya nunggu nya? " Tanya Vano tak enak.

Aluna menggeleng, " Baru dua menit ehe. "

Bohong.

Aluna sudah menunggu Vano selama dua jam. Bahkan ia sudah memesan caramel macchiato untuk kedua kalinya.

" Itu pipi kamu kenapa? " Tanya Aluna, sambil menunjuk pipi Vano yang agak membiru.

" Eh, gak papa, tadi jatoh doang. " Jawab Vano bohong. Tentu saja itu hasil karya tangan dari Alaska yang belum sepenuhnya sembuh.

" Aku nyuruh kamu kesini karena aku mau kasih kamu hadiah. "

Mata Aluna langsung berbinar saat mendengar kata hadiah, " Wah kamu gak usah repot-repot, van. "

" Gak ngerepotin kok, semoga suka. " Vano menyodorkan sebuah kalung rose gold dengan bandul huruf A. Cantik sekali.

" Ih cantik banget! Makasih ya, van. " Kata Aluna sambil menerima kalung itu.

Alaluna [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang