31. Si Cowok Kalem

55.4K 6.4K 1.3K
                                    

Judulnya diganti yaa dari " Alaska & Aluna " jadi " Alaluna "

Jangan lupa voment ☺️❤️

---

" Kamu kenapa dari tadi senyum-senyum sendiri, lun? "

Aluna kaget saat Vano sudah berada di sebelahnya, " Engh gak papa, lagi seneng aja. "

" Ini minum, susu rasa cokelat alpukat favorit kamu. " Vano memberi satu kotak susu kepada Aluna.

" Makasih, oh iya kamu gak balik ke kelas? Dua menit lagi bel. " Ucap Aluna, mengusir Vano secara halus.

Vano melirik jam tangannya, " Hm, oke aku balik ke kelas dulu. Nanti pulang nya bareng ya! "

" Bo- "

" Aluna pulang sama gue. "

Aluna dan Vano langsung menoleh. Di dekatnya, Alaska sudah berdiri dengan sorot mata tajam ke arah Vano.

" Gue duluan yang ngajak dia. " Kata Vano datar.

Alaska melangkah maju, " Itu gak berpengaruh. "

" Pokoknya Aluna pulang sama gue. " Ucap Vano penuh penekanan.

" Dari dulu lo selalu pemaksa ya? Pantes hal itu terjadi. " Sindir Alaska sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

Vano semakin menatap Alaska tak suka, " Gak usah bawa-bawa masa lalu, basi! "

Aluna memijat pelipisnya pusing, " Gue pulang sendiri aja. "

" GAK BOLEH! "

Siswa yang ada di kelas langsung menatap mereka penasaran. Sebenarnya ada kisah apa sih diantara mereka bertiga?

" Nganter pulang aja ribet, mending Aluna pulang bareng gue. "

Ketiganya menoleh ke arah pintu. Disana berdiri Dio yang bersandar sambil menyedot es jeruk di plastik.

" Dih apa-apaan lo?! " Kata Vano tak terima. Yang satu belum kelar sudah nambah satu lagi.

" Ck, berisik banget lo di kelas orang. " Cibir Keyla yang sejak tadi pura-pura tidak mendengar obrolan antara Aluna dan Vano.

Sepertinya, disini tidak ada yang memihak seorang Revano Megantara Mills ya?

" Gue sama Dio aja. " Ucap Aluna final.

Dio tersenyum penuh kemenangan, " Nanti gue tunggu di parkiran. "

Alaska bersyukur, Dio yang akan mengantar Aluna pulang. Karena jika Vano yang mengantar, ia tidak akan terima.

" Mau ngapain lagi disini? Sana balik ke kelas lo! " Kata Alaska, membuat Vano berdecih.

" Gak usah sok jadi pangeran disini, Alaska Dirgantara. "

Kedua tangan Alaska mengepal. Emosi nya memang sulit diatur jika ada ada Vano.

" Lo kenapa berantem mulu sih sama Vano? " Tanya Aluna bingung.

" Masalah yang belum kelar. " Jawab Alaska cuek.

" Jangan kayak gitu lagi. " Ucap Aluna.

Alaska menatap Aluna serius, " Andai lo tau masalahnya seperti apa, mungkin lo juga bakal bersikap kayak gue, lun. "

---
Bel pulang sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu. Namun Aluna masih berada di kelas, mencatat catatan biologi nya.

Tringg ...

Ponsel Aluna bergetar tanda ada notifikasi masuk. Ia membukanya kemudian menepuk keningnya.

Diowww : Gue di kantin, kalo mau nyusul gpp

Dengan cepat Aluna membereskan buku nya kemudian melesat menuju kantin. Ia merasa tidak enak hati dengan Dio.

" Aduh, Dio, gue lupa maap. " Kata Aluna sambil duduk di hadapan Dio, yang sedang memakan roti bakar nya.

Dio terkekeh pelan, " Gak papa, kayak sama siapa aja. Gue ngabisin roti nya dulu ya, lo kalo mau makan mesen aja nanti gue yang bayar. "

Aluna tersenyum lebar, " Mau jus mangga, boleh? "

" Pesen aja. "

" PAK HAJI JUS MANGGA NYA SATU! "

Pak Haji, selaku penjual minuman mengacungkan jempol nya, " Siap, neng! "

Mereka lalu tenggelam dalam pikirannya masing-masing. Aluna terlalu bingung untuk memulai obrolan.

" Jadi udah move on dari Keyla? " Tanya Aluna pada akhirnya. Ia sudah kehabisan ide untuk memulai obrolan.

Dio menghela nafas, " Terpaksa, mau gimana lagi. "

" Sabar ya, mungkin Keyla bukan jodoh lo. " Kata Aluna. Ia mengerti perasaan Dio, pasti sakit.

" Gue lagi mulai suka sama seseorang. "

Perkataan Dio membuat Aluna yang baru ingin menyedot jus mangga nya teralihkan, " Who? "

Dio menggeleng, " Gak boleh tau. Tapi sayang, dia udah banyak yang suka. "

" Itu bukan penghalang. Kalo suka ya perjuangin dong, itu baru yang namanya cowok! " Ucap Aluna sambil tersenyum.

" Masalahnya si ceweknya ini juga gak peka an, lun. " Kata Dio.

Aluna mengernyit, " Sabar ya, Dio. Makanya kalo mau dia peka, terus kode in dong! "

" Barusan gue kode loh. "

" Hah? "

Dio menggeleng, " Gak jadi, ayo pulang, jus mangga lo juga udah abis. "

---
Motor matic milik Dio meluncur membelah kota Jakarta yang sedang terik-teriknya.

" Panas banget ya. " Kata Aluna dengan nada yang agak tinggi, mengingat jalanan cukup ramai.

" Iya, kayak ngeliat dia sama yang lain! " Balas Dio, sengit.

Aluna tertawa, " Dio kalo lagi suka sama orang jadi bucin ya! "

" Semua orang juga gitu kali, lo juga kan? " Tanya Dio, sambil melirik Aluna lewat kaca spion.

Aluna berpikir sejenak, " Iya sih, dulu gue pernah bucin banget, sampe mau muntah kalo inget. "

" Si murid baru itu yang namanya Panpan ya, lun? " Tanya Dio beberapa saat kemudian.

" Engh iya, kenapa? " Tanya Aluna balik.

" Gak papa, cuma ngerasa kasian aja sama Alaska. "

Aluna membuang nafas, " Mau gimana lagi, gue juga pusing. "

" Harus tegas dalam memilih, lun. Karena suatu saat gue yakin ada masanya lo harus milih diantara mereka berdua. "

Aluna mengangguk pelan, " Eh itu Alaska ya? "

Dio memicingkan matanya. Benar saja, Alaska dan Rega sudah berada di depan rumah Aluna.

Dio memberhentikan motornya, kemudian membantu Aluna turun, " Makasih ya, Dio. "

Cowok berkacamata itu mengangguk, lalu tatapannya beralih ke Alaska, " Duluan ya. "

" Thanks udah nganterin dia. " Ucap Alaska tulus, yang dibalas anggukan kecil Dio.

Dio kemudian naik ke atas motornya dan melaju meninggalkan rumah Aluna.

" Kalian ngapain disini? " Tanya Aluna.

" Alaska cuma mau mastiin lo pulang dengan selamat, lun. " Jawab Rega santai.

Aluna menatap Alaska heran, " Lebay lo ah, mau masuk gak? "

Keduanya menggeleng, " Langsung pulang aja deh, ada janji sama yang lain. "

Aluna mengangguk kemudian melambaikan tangannya, " Dah, hati-hati. "

Setelah mobil Alaska pergi, Aluna masuk ke dalam rumah. Namun ia tak sadar, ada seseorang yang memperhatikan nya dari jauh sambil tersenyum.

" Biarin seperti ini seterusnya. "

T.B.C ❤️






Alaluna [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang